BAB I PENDAHULUAN A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin semakin kompet kompetitif itif dan membuk membukaa peluan peluang g bagi bagi manusi manusiaa untuk untuk mencap mencapai ai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi glob global al tela telah h mend mendor oron ong g manu manusi siaa untu untuk k teru teruss berfi berfiki kir, r, meni mening ngka katk tkan an kernampuan, dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini. Adapun Adapun dampak dampak negatif negatif dari globalisasi globalisasi tersebut tersebut adalah (1) keresahan keresahan hidup di kalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, stress, kecemas kecemasan, an, dan frustas frustasi i (!) adanya adanya kecend kecenderu erung ngan an pelang pelanggar garan an disiplin, disiplin, kolusi, kolusi, dan korupsi, makin sulit diterapkannya diterapkannya ukuran ukuran baik"jahat baik"jahat sert sertaa bena benar" r"sa sala lah h seca secara ra.. luga lugas s (#) (#) adan adany ya ambi ambisi si kelo kelomp mpok ok yang ang dapatmenimbulkan konflik, tidak saja konflik psikis, tetapi juga konflik fisik dan ($) pelarian darimasalah melalui jalan pintas yang bersifat sementara juga adiktif, seperi penggunaan obat"obat terlarang. %endekatan &ogers terhadap terapi dan model kepribadian sehat yang diha dihasil silka kan, n,me memb mber erik ikan an suat suatu u gamb gambara aran n tenta tentang ng kodr kodrat at manu manusia sia yang yang disanju disanjung" ng"san sanjun jung g dan optimi optimis. s. 'ema ema pokokn pokoknya ya adalah adalah seseora seseorang ng harus harus bersandar pada pengalamanya sendiri tentang dunia karena hanya itulah keny kenyat ataa aan n
yang ang
diket iketah ahui ui oleh leh
seor seoran ang g
ind indiid iidu u.
arl arl
&.
&og &ogers ers
mengembangk mengembangkan an terapi person"centered person"centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya disebutnya keterbatasan"k keterbatasan"keterbat eterbatasan asan mendasar mendasar dari psikoanalisi psikoanalisis. s. arl &. &ogers adalah salah seorang peletak dasar dari gerakan potensi manusia, yang menekankan menekankan perkembanga perkembangan n pribadi pribadi melalui melalui latihan sensitiitas, sensitiitas, kelompok kelompok pertemuan, dan latihan lainnya yang ditujukan untuk membantu orang agar memiliki pribadi yang sehat. %ada hakikatnya, pendekatan person"centered adalah cabang khusus dari terapi humanistik yang menggaris ba*ahi tindakan mengala mengalami mi klien klien beriku berikutny tnyaa dunia dunia subjek subjektif tif dan fenome fenomenal nalnya nya.. 'erapi erapiss berfungsi terutarna sebagai penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan
1
jalan membantu kliennya itu dalam menemukan kesanggupan kesanggupan untuk memecahkan masalah"masalah. %endekatan person"centered menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemu menemukan kan arahny arahnyaa sendir sendiri. i. +ubung +ubungan an terapeu terapeutik tik antara antara terapi terapiss dan klien merupakan katalisator bagi perubahan klien menggunakan hubungan yang unik sebagai alat unuk meningkatkan kesadaran dan untuk menernukan sumber"sum sumber"sumber ber terpendam terpendam yang bisa digunakan digunakan secara konstrukti konstruktiff dalam pengubahan hidupnya. hidupnya. B. Rumu Rumusa san n Mas Masal alah ah 1. agaimana iografi arl &ogers 2. agaimana pengertian Person pengertian Person Centered Therapy teori Person Centered TherapyTherapy3. agaimana konsep dasar teori Person dalam Person Centered Therapy Therapy 4. agaimana teknik dalam Person 5. agaimana tujuan Person tujuan Person Centered TherapyTherapy. agaimana fungsi dan peran 'erapis!. agaimana proses dalam Person dalam Person Centered TherapyTherapydalam Person Centered Therapy Therapy ". agaimana angkah"angkah dalam Person agaim iman anaa keleb kelebih ihan an dan dan keku kekura rang ngan an pend pendek ekata atan n Person-Centered #. aga
Therapy $. %u&uan &uan 1. /engetahui iografi arl &ogers 2. /engetahui pengertian Person pengertian Person Centered Therapy teori Person Centered TherapyTherapy3. /engetahui konsep dasar teori Person 4. /engetahui teknik dalam Person dalam Person Centered Therapy Therapy 5. /engetahui tujuan Person tujuan Person Centered TherapyTherapy'erapis. /engetahui fungsi dan peran 'erapis!. /engetahui proses dalam Person dalam Person Centered TherapyTherapydalam Person Centered Therapy Therapy ". /engetahui angkah"angkah dalam Person #. /eng /enget etah ahui ui keleb kelebih ihan an dan dan keku kekuran ranga gan n pend pendek ekat atan an Person-Centered Therapy -
BAB II I'I A. B()gra B()gra*( *( $arl $arl R)gers R)gers arl &ansom &ogers lahir di 0ak %ark, llinois, pada 2 3anuari 145!.
%ada %ada umur umur 1! tahun tahun keluar keluargan ganya ya mengus mengusaha ahakan kan pertan pertanian ian dan &ogers &ogers
2
menjadi tertarik kepada pertanian secara ilmiah. %ertanian ini memba*anya ke perguruan tinggi, dan pada tahun"tahun pertama &ogers sangat gemar akan ilmu alam dan ilmu hayat. Setelah menyelesaikan pelajaran di 6niersity of 7isconsin pada 14!$ &ogers masuk 6nion 'heological ollege of olumbia, disana &ogers mendapat pandangan yang liberal dan filsafat mengenai agama. Kemudian pindah ke 'eachers ollege of olumbia, disana &ogers terpengaruh oleh filsafat 3ohn De*ey serta mengenal psikologi klinis dengan bimbingan . +olling*orth. &ogers mendapat gelar /.A. pada 14!2 dan doctor pada 14#1 di olumbia. %engalaman praktisnya yang pertama"tama diperolehnya di nstitute for hild 8uidance. embaga tersebut orientasinya 9reudian. &ogers menemukan bah*a pemikiran 9reudian yang spekulatif itu tidak cocok dengan pendidikan yang diterimanya yang mementingkan statistik dan pemikiran menurut aliran 'horndike. Setelah mendapat gelar doktor dalam psikologi &ogers menjadi staf pada &ochester 8uidance enter dan kemudian menjadi pemimpinnya. Selama masa ini &ogers dipengaruhi oleh 0tto &ank, seorang psychoanalyst yang memisahkan diri dari 9reudian yang ortodok. %ada tahun 14$5 &ogers menerima ta*aran untuk menjadi guru besar psikologi di 0hio State 6niersity. %erpindahan dari pekerjaan klinis ke suasana akademis ini dirasa oleh &ogers sendiri sangat tajam. Karena rangsangannya &ogers merasa terpaksa harus membuat pandangannya dalam psikoterapi itu menjadi jelas. Dan
ini
dikerjakannya
pada
14$!
dalam
buku
Counseling
and
Psychotheraphy. %ada tahun 14$: &ogers menjadi mahaguru psikologi di Universitas of Chicago, yang dijabatnya hingga kini. 'ahun 14$;"14:< menjadi presiden the American Psychological Association. &ogers meninggal dunia tanggal $ 9ebruari 142< karena serangan jantung. /eskipun teori yang dikemukan &ogers adalah salah satu dari teori holistik, namun keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya. 'eori humanistik &ogers pun mempunyai berbagai nama antara lain = teori yang berpusat pada pribadi ( person centered ), non-directive, klien (client-centered ), teori yang berpusat pada murid ( student-centered ), teori yang berpusat pada kelompok ( group centered ), dan person to person. >amun istilah person centered yang sering digunakan untuk teori &ogers. &ogers menyebut teorinya bersifat humanis
3
dan menolak pesimisme suram dan putus asa dalam psikoanalisis serta menentang teori behaiorisme yang memandang manusia seperti robot. 'eori humanisme &ogers lebih penuh harapan dan optimis tentang manusia karena manusia mempunyai potensi"potensi yang sehat untuk maju. Dasar teori ini sesuai dengan pengertian humanisme pada umumnya, dimana humanisme adalah doktrin, sikap, dan cara hidup yang menempatkan nilai"nilai manusia sebagai pusat dan menekankan pada kehormatan, harga diri, dan kapasitas untuk merealisasikan diri untuk maksud tertentu. B. Pengert(an Pers)n $entere+,%hera- Person Centered Therapy di cetuskan oleh arl &ansom &ogers (145!"142<) dengan sebutan nondirective counseling. &ogers (sebagai terapis) meminimalkan pengarahannya dan membantu kliennya memperjelas persepsi mereka mengenai diri sendiri. &ogers meneliti tentang persepsi klien terhadap self"aktual dan self"idealnya. Reflection of feelings adalah teknik yang dilakukan terapis dalam memposisikan dirinya sebagai cermin bagi klien, agar klien dapat lebih mengenal dirinya, menerima diri sendiri, dan kemudian dapat mempersepsikan keadaannya sekarang (Sundberg et al, !55!). /enurut %rayitno dan ?rman Amti terapi person-centered adalah klien diberi
kesempatan mengemukakan
persoalan, perasaan
dan
pikiran"
pikirannya secara bebas. %endekatan ini juga mengatakan bah*a seseorang yang mempunyai masalah pada dasarnya tetap memiliki potensi dan mampu mengatasinya masalah sendiri (%rayitno, !55$). $. /)nse- %e)r( /e-r(0a+(an +alam Pers)n,$entere+ %hera- Konsep dasar dari person-centered therapy adalah bah*a inidiidu memiliki
kecenderungan
untuk
mengakutalisasikan
diri
(actualizing
tendencies) yang berfungsi satu sama lain dalam sebuah organisme. %ara terapis lebih terfokus pada @potensi apa yang dapat dimanfaatkan. Didalam terapi, terdapat dua kondisi inti= congruence dan unconditional positive regard . Congruence merujuk pada bagaimana terapis dapat mengasimilasikan dan menggiring pengalaman agar klien sadar dan memaknai pengalaman tersebut. 6nconditional positive regard adalah bagaimana terapis dapat menerima klien apa adanya, di mana terapis membiarkan dan menerima apa yang klien ucapkan, pikirkan, dan lakukan. Di samping itu , terdapat juga
4
sejumlah konsep dasar dari sisi klien, yakni self-concept, locus of evaluation, dan experiencing elf concept merujuk pada bagaimana klien memandang" memikirkan"menghargai diri sendiri. !ocus of evaluation merujuk dari sudut pandang mana klien menilai diri. 0rang yang bermasalah akan terlalu menilai diri mereka berdasar persepsi orang lain (eksternal). "xperiencing, adalah proses di mana klien mengubah pola pandangnya, dari yang kaku dan terbatas menjadi lebih terbuka. Di jantung teori berfokus pribadi terdapat optimisme mendasar tentang kemampuan dan motiasi primer kita. a. /emberikan yang terbaik dari diri kita= kecenderungan beraktualisasi &ogers menegaskan bah*a setiap pribadi itu adalah keseluruhan yang utuh,
atau
organism,
dengan
kecenderungan
motiasi
dasar,
kecenderungan untuk beraktualisasi. Seperti yang dikatakan &ogers inilah kecenderungan mengembangkan
organisme semua
yang
melekat
kapasitasnya
pada
sedemikian
dirinya
untuk
rupa
untuk
mempertahankan atau memperkuat organisme itu sendiri. 0leh karena itu, ketika kita bertumbuh dan berkembang, secara alami kita mendekati orang lain, lingkungan yang lebih luas dan pengalaman diri kita dengan cara yang mengantarkan kita menuju hal"hal positif dan membantu kita menghindari hal"hal yang negatif bagi kebaikan kita. b. /empelajari siapa diri kita= perkembangan konsep diri /eskipun teori berfokus pribadi mengkonseptualisasikan indiidu sebagai kesatuan utuh, satu aspek keberadaan kita memainkan peran kunci dalam perkembangan dan pemfungsian. Konsep diri mulai terbentuk pada usia dini, ketika kita mulai melihat terpisah dari mereka di sekitar kita. Kita mulai memikirkan diri sendiri dengan istilah BakuC sebagai subjek dan BakuC sebagai objek, sebagai pribadi unik dengan beragam karakteristik. %engetahuan dan kesadaran diri ini a*alnya tidak diartikulasikan, tapi ketika kita bertumbuh, terutama ketika kita belajar bicara, secara bertahap kita mengonsolidasikan ide tentang diri sendiri. 3ika perkembangan pengetahuan diri itu terjadi secara lengkap seirama dengan kecenderungan beraktualisasi, yaitu jika kita mulai mengenal diri sendiri sebagai pribadi yang sebenarnya, maka kita terus melangkah di sepanjang jalan kehidupan
5
yang utuh dan memuaskan. >amun, mengenal diri kita tidak terjadi dalam isolasi dan aspek relasional keberadaan kita lah yang menyebabkan masalah. c. %engakuan positif %emahaman diri kita berkembang pada suatu *aktu ketika kita sangat tergantung pada orang lain untuk kebaikan fisik dan emosi kita. +al itu menimbulkan konflik potensial antara pertumbuhan kita dan kepuasan orang"orang di sekitar kita. /emberi dan menerima kasih sayang, penerimaan dan cinta adalah positif, karena perasaan seperti itu memang memuaskan, namun kebutuhan untuk di senangi dan mendapatkan kehangatan dari orang lain bisa berkonflik dengan yang kita pandang sebagai hal yang baik bagi diri kita. %ada tahap tertentu, kita bisa menahami diri melalui pesan yang diterima dari orang lain dan respon emosional mereka kepada kita. %engakuan positif yang tak bersyarat ini diterima dimana di mungkinkan ada pesan dan bahkan cocok dengan pengalaman kita. d. +arga mempertahankan diri 'erkadang, konsep diri kita terancam terbuka kesenjangan antara yang kita perlukan untuk mempertahankan pemahaman kita tentang dunia dan diri kita, dan kasus apa yang sebenarnya kita rasakan. 'antangan radikal bisa terasa benar"benar seperti mengancam hidup kita, karena beberapa pengalaman menimbulkan pukulan yang sangat kuat dalam cara kita memandang diri, kita tak lagi mengenali siapa kita dan keterasingan diri seperti
itu
sangat
mengerikan.
6ntuk
melindungi
terhadap
ketidaknyamanan dan konflik internal, kita menyaring pengalaman internal dan eksternal dengan dua proses yang dikenal sebagai distorsi dan penyangkalan. Dalam mendistorsi pengalaman kita secara selektif mengambil yang sedang terjadi dan meninggalkan lainnya, atau kita memahami sesuatu dengan cara tertentu ketimbang cara lain. /endistorsi dan menyangkal pengalaman berarti bah*a kita terus menopang keterpecahan internal. 'ekanan mental dan emosional adalah harga yang harus kita bayar. agi beberapa orang, sejauh mana kondisi berharga yang
6
di proyeksikan itu di serap membuat kehidupan menjadi sumber ketakutan yang menetap. Selain itu, kedataran dan kekosongan yang menjadi bagian dari depresi menunjukkan harga yang harus di bayar karena meredam perasaan, ketidakpuasan, kesepian, kebingungan, kecemasan, kelelahan, kematian emosional, semuanya bisa berasal dari upaya kita memisahkan apa yang secara sadar kita tanggung dari pengetahuan terdalam kita. e. %ribadi yang utuh 'ujuan terapi berfokus pribadi adalah mena*arkan kondisi yang akan memampukan terjadinya penyembuhan keterpecahan nurani dan memulai proses untuk menghubungkan kembali secara utuh dengan pengalaman dan proses penghargaan yang ada sejak lahir. ertumpu pada alasan tunggal, namun sulit dijangkau bah*a mena*arkan rasa hormat, pemahaman mendalam dan kehadiran yang tulus dan terbuka kepada klien akan menciptakan iklim keamanan dan kepercayaan tak bersyarat. Secara bertahap, klien akan semakin membutuhkan perlindungan terhadap pengalaman yang mengancam lapisan pelindung yang di bangunnya. %erasaan, pikiran dan persepsi yang sebelumnya telah di transformasikan atau di buang jauh"jauh dapat di pegang dalam kesadaran dan di nilai ulang, mengiinkan penyerapan pengalaman yang lebih memuaskan ke dalam diri (%almer, !511). D. %ekn(k Pers)n,$entere+ %hera-
Dalam pendekatan"pendekatan Person Centered Therapy, prinsip" prinsip dasar dalam terapi menurut &ogers bah*a manusia berpotensi menemukan masalah"masalahnya sendiri, hubungan antar indiidu lebih penting daripada masalah itu sendiri, dan indiidu lebih penting daripada solusi atas masalahnya (orey, !554). 'idak ada metode atau teknik yang spesifik dalam Person Centered Therapy. Dalam 'herapi ini, antara terapis dan klien harus memiliki hubungan yang dapat mendorong klien lebih terbuka mengungkapkan permasalahanya dan mempercayai terapis sepenuhnya. Karena itu disebut Person-Centered Theraphy yang tehniknya menitik beratkan pada sikap"sikap terapis. >amun ada beberapa teknik dasar yang harus dimiliki terapis yaitu =
7
a. /engalami dan /emperlihatkan Kongruen Antara 'erapis dan Klien harus memiliki hubungan yang kongruen, yaitu tercipta kecocokan dan kesesuaian. 'erapis menunjukan tindakan yang apa adanya kepada klien seperti sikap hangat dan sabar dari terapis saat klien tertekan, kemarahan terapis saat klien menyerang dengan paksaan"paksaan yang kuat. Akan tetapi sikap terapis tetap menunjukkan keprofesionalannya
dihadapan
klien
sehingga
klien
semakin
menumbuhkan rasa percayanya kepada terapis. 'anpa kepercayaan ini, klien tidak
akan merasa bebas
dalam mengungkapkan masalah"
masalahnya (%almer, !511). b. /engalami dan /enunjukkan %enerimaan %ositif tanpa Syarat 6ntuk membantu keberhasilan terapi, terapis harus memiliki sejenis rasa suka dan hormat kepada klien. Sehingga hubungan hangat yang terjalin antara terapis dan klien menumbuhkan minat yang dalam dari klien untuk melanjutkan terapi. Dalam menunjukan sikap penerimaan tanpa syarat ini harus didahului sikap kongruen, agar sikap terapis terkesan serius dan apa adanya. Sikap hormat berarti menghargai orang lain sebagai manusia yang mampu menemukan solusi"solusi atas permasalahannya sendiri dan memandang positif kepada klien bah*a terlepas dari apa yang dilakukannya dia telah berbuat yang terbaik sesuai dengan kemampuannya (oret, !554). c. /engalami dan /enunjukkan &asa ?mpati. Dengan berempati, seseorang masuk dalam diri orang lain dan menjadi orang lain agar bisa menghayati dan merasakan orang lain. 3adi, seseorang dimungkinkan untuk bisa memahami orang lain karena seseorang masuk dan menjadi sama dengan orang lain sehingga empati merupakan
cara yang
efektif
untuk
mengenali,
memahami,
dan
mengealuasi orang lain. /enurut &ogers, empati bukan hanya bersifat kognitif saja, namun berupa emosi dan pengalaman. /erespon pernyataan klien adalah proses mendengarkan dan mengamati, meresonansikan, mendiskriminasikan, mengomunikasikan, dan memeriksa pemahaman.
8
/engamati
dan
mendengarkan
=
mengamati
dan
mendengarkan
komunikasi erbal, ocal, dan tubuh klien. /eresonansikan = merasakan sebagian emosi yangdialami klien /endiskriminasikan = mendiskriminasikan apa yang benar"benar penting bagi klien dan memformulasikannya menjadi sebuah respons. /engomunikasikan
=
mengomunikasikan
respons
yang
berusaha
menunjukkan pemahaman tentang pikiran, perasaan, dan makna personal klien menyertakan komunikasi erbal dengan komunikasi okal dan tubuh yang baik. /emeriksa
= menunggu dan membiarkan klien untuk merespons atau
bertanya apakah responsnya akurat. /emeriksa pemahaman klien untuk menangkap dengan tepat apa yang ingin dikatakan. %ernyataannya biasanya diikuti dengan diam, di mana klien menerima sepenuhnya empati pemahaman terapi. /engenai
?mpati
ini,
8eorge
E
ristiani
(1421)
mengemukakannya sebagai kemampuan untuk mengambil kerangka berpikir klient sehingga memahami dengan tepat kehidupan dunia dalam dan makna"maknanya dan bisa dikomunikasikaan dengan jelas terhadap klien. /enurut beberapa tokoh, perasaan empati ini dapat menyebabkan terapis ikut larut dalam kesedihan klien. +al ini berdampak pada hilangnya identitas diri pada klien, dan hilang pula fungsinya sebagai terapis. ?ey, at al (142<) mengutip &ogers yang mengingatkan Bjika terapis bisa menangkap
dunia
pribadi
klien,
sebagaiman
klien
melihat
dan
merasakannya tanpa kehilngan identitasnya sendiri, perubahan konstruktif niscaya terjadi (8unarsa, 144!). E. %u&uan Pers)n,$entere+ %hera-
'ujuan dasar Person # Centered Therapy adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membatu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh. 8una mencapai tujuan terapi tersebut perlu mengusahakan agar klien bisa memahami hal" hal yang ada di balik topeng yang dikenakannya (orey, !554). 'ujuan dasar dari layanan person-centered yaitu sebagai berikut=
9
1. Keterbukaan kepada pengalaman Keterbukaan pada pengalaman perlu memandang kenyataan tanpa mengubah empati yang cermat dan dengan usaha untuk memahami kerangka acuan internal klien, terapis memberikan perhatian terutama pada persepsi diri klien dan persepsinya terhadap dunia. !. Kepercayaan terhadap organisme sendiri Salah satu tujuan terapi adalah membantu klien dalam membangun rasa percaya terhadap diri sendiri. %ada tahap permulaan terapi, kepercayaan klien terhadap diri sendiri dan terhadap putusan" putusannya sendiri sangat kecil. /ereka secara khas mencari saran dan ja*aban" ja*aban dari luar karena pada dasarnya mereka tidak mempercayai kemampuan dirinya untuk mengarahkan hidupnya sendiri. #. 'empat ealuasi internal 'empat ealuasi internal yang berkaitan dengan kepercayaan diri, berrati lebih banyak mencari ja*aban" ja*aban pada diri sendiri bagi masalah" masalah keberadaannya. Dia menetapkan standar" standar tingkah laku dan melihat ke dalam dirinya sendiri dalam membuat putusan" putusan dan pilihan" pilihan bagi hidupnya. $. Kesediaan untuk menjadi suatu proses Konsep tentang diri dalam proses pemenjadian, yang merupakan la*an dari konsep tentang diri sebagai produk, sangat penting. /eskipun klien boleh jadi menjalani terapi untuk sejenis formula untuk membangun keadaan
berhasi
dan
berbahagia,
mereka
menjadi
sadar
bah*a
pertumbuhan adalah suatu proses yang berkesinambungan (orey, !554). . ungs( +an Peran %era-(s
%eran terapis dalam pertemuan terapi person-centered tidak pasif atau laiser faire sebagaimana dipikirkan oleh banyak orang. %eran terapis yang pasif mungkin akan dirasakan oleh klien bah*a terapis tidak memiliki perhatian terhadap klien. 'erapis yang berperan laiser-faire dapat ditafsirkan oleh klien bah*a terapis tidak menganggap klien sebagai orang yang berharga. &ogers juga memperingatkan bah*a jika merumuskan peran terapis sebagai orang yang menjelaskan dan mengungkapkan secara objektif perasaan"perasaan klien, maka perannya sangat intelektualistis. Kalau dikatakan secara harfiah, mengungkapkan perasaan"perasaan klien secara
10
objektif akan berarti bah*a hanya terapis sendiri yang mengetahui perasaan" perasaan tersebut dan akan ditafsirkan oleh klien bah*a dirinya tidak dihargai (Subandi, !55!). Adapun peran 'erapis pada proses terapi yaitu= 1. 'erapis
tidak
memimpin,
mengatur
atau
menentukan
perkembangan terapi tetapi itu dilakukan oleh klien sendiri. !. 'erapis merefleksikan perasaan"perasaan klien sedangkan
proses arah
pembicaraan ditentukan oleh klien. #. 'erapis menerima indiidu dengan sepenuhnya dalam keadaan atau kenyataan yang bagaimanapun. $. 'erapis memberi kebebasan kepada klien untuk mengekspresikan perasaan sedalam"dalamnya dan seluas"luasnya (>anda, !51#). &ogers merumuskan terapis dalam kata"kata berikut = @9ungsi terapis adalah
menerima
sedapat
mungkin
kerangka
acuan
internal
klien,
mempersepsikan dunia sebagaimana dilihat klien, mempersepsikan klien sendiri sebagaimana dia dilihat oleh dirinya sendiri, dan dengan berbuat demikian dia menyisihkan semua persepsi dari kerangka acuan internal, dan mengkomunikasikan sesuatu dari pemahaman empatik ini kepada klien. 9ungsi terapis adalah membangun suatu iklim terapeutik yang menunjang pertumbuhan klien. 3adi, terapis person-centered membangun hubungan yang membantu dimana klien akan mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengeksplorasi
area"area
hidupnya
yang
sekarang
diingkari
atau
didistorsinya. Klien menjadi kurang defensif dan menjadi lebih terbuka terhadap kemungkinan"kemungkinan yang ada dalam dirinya maupun dalam dunia. Fang pertama dan terutama, terapis harus bersedia menjadi nyata dalam hubungan dengan klien. 'erapis menghadapi klien berlandasakan pengalaman dari saat ke saat dan membantu klien dengan jalan memasuki dunianya
alih"alih
menurut
kategori"kategori
diagnostic
yang
telah
dipersiapkan. /elalui perhatian yang tulus, respek, penerimaan, dan pengertian terapis, klien bisa menghilangkan pertahanan"pertahanan dan persepsi"persepsinya yang kaku serta menuju taraf fungsi pribadi yang lebih tinggi (orey, !554). +obbs (14::) mengemukakan kegiatan"kegiatan terapis personcentered yang digunakan dalam terapi sebagai berikut
11
1.
'erapis berusaha memahami apa yang dikatakan klien yang mengacu kepada isi dan perasaan, serta memasukkan dan mengkomunikasikan pemahaman ini kepada klien.
!.
'erapis menafsirkan apa yang telah dikatakan klien dengan memberikan ringkasan (rangkuman) atau sintesis atas perasaan"perasaan yang telah diungkapkan.
#.
'erapis hanya menerima apa yang telah telah dikatakan klien dengan pengertian bah*a apa yang telah dikatakannya telah dipahami.
$.
Se*aktu"*aktu nilai persoalan itu berkaitan dengan segi pandangan klien, maka terapis menjelaskan kepada klien sifat dari hubungan terapeutik, harapan"harapan dari situasi itu dan batas"batas hubungan antara terapis dan klien.
:.
'erapis berusaha menyampaikan kepada klien le*at gerak isyarat, sikap badan, dan ekpresi *ajah serta le*at kata"kata, suatu perasaan menerima serta keyakinan bah*a klien mampu menangani masalah"masalahnya.
;.
'erapis menja*ab pertanyaan"pertanyaan dan memberikan informasi apabila respons"respons tersebut relean bagi treatment, tetapi dia tidak boleh memberikan informasi bila masalah ketergantungan kelihatan dalam pertanyaan"pertanyaan tersebut
<.
'erapis berpartisipasi secara aktif dalam situasi terapi, selalu bersikap *aspada, dan berusaha menangkap nuansa"nuansa perasaan, bila perlu menginterupsi klien untuk memastikan bah*a terapis memahami apa yang sedang dikatakan dan dirasakan klien. Diagnosis dianggap tidak perlu dan tidak bijaksana. %enggunaan data
tes dan pendapat"pendapat yang dikemukakan terapis tentang masalah" masalah klien dianggap membantu mengembangkan ketergantungan karena terapis
dianggap sebagai orang
yang
ahli. 'erapi person-centered
menempatkan tanggung ja*ab bukan pada terapis, melainkan pada klien. /eskipun sikap"sikap transferensi mungkin kelihatan dalam proses tersebut, tetapi &ogers percaya bah*a sikap"sikap itu tidak akan berkembang menjadi neurosis transferensi karena pemhaman dan penerimaan terapis menyebabkan
12
klien mengakui bah*a perasaan"perasaan ini bukan perasaan"perasaan terapis (Subandi, !55!). . Pr)ses +alam Pers)n,$entere+ %hera-
Arti dasar dari konsep"konsep struktural, yakni organisme dan @self, untuk teori &ogers menjadi jelas ketika dia berbicara mengenai keselarasan (congruence$ dan ketidakselarasan (incongruence$ antara @self sebagaimana dipersepsikan dan pengalaman aktual organisme. Apabila pengalaman" pengalaman yang dilambangkan yang menyebabkan @ self mencerminkan pengalaman"pengalaman organisme, maka orang itu dikatakan menyesuaikan diri, matang, dan berfungsi sepenuhnya. 0rang itu menerima seluruh pengalaman organisme tanpa ancaman atau kecemasan. Dia mampu berfikir secara realistik. Ketidak selarasan antara self dan organisme menyebabkan indiidu merasa terancam dan cemas. Dia bertingkah laku defensif dan pikirannya mengerut dan tegar. Ketidakselarasan atau disosiasi merupakan suatu masalah yang mempelajari dinamika tingkah laku manusia (Subandi, !55!). ontoh ketidakselarasan yang jelas adalah seorang sis*a yang secara sadar ingin supaya berhasil di sekolah tetapi ia terus menerus melakukan tingkah laku yang bertentangan dengan usahanya untuk berhasil dan dia sendiri yakin bah*a dia gagal. %ada umumnya &ogers menja*ab masalah ini dengan berkata bah*a ada suatu ketidakselarasan atau keretakan antara self G concept indiidu tersebut dan pengalaman organisme karena cinta dari orang tuanya dan orang"orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya dijadikan syarat untuk mengintroyeksikan gagasan"gagasan dan nilai"nilai itu menjadi miliknya sendiri. 8agasan"gagasan dan nilai"nilai yang diinkorporasikan dengan self"concept nya seringkali tegar dan statis serta menghambat proses normal anak itu menilai pengalamn"pengalamannya. 0leh karena itu anak tersebut mengembangkan dan berusaha mengaktalisasikan suatu self (diri) yang bertentangan atau tidak selaras dengan proses organismik yang berdasarkan tendensi aktualisasi. +al ini akan diuraikan secara terperinci dalam pokok"pokok yang berikut (Subandi, !55!).
13
'eori &ogers mengenai terapi dan perubahan kepribadian mengikuti model @jika"maka terdiri dari tiga bagian = syarat"syarat, proses, dan hasil. 3ika syarat"syarat itu dipenuhi, maka proses akan terjadi. 3ika proses terjadi, maka hasil"hasilnya pun akan muncul. Supaya terapi dapat berhasil, maka syarat"syarat berikut harus dipenuhi, yaitu= 1.
Dua orang berada dalam hubungan psikologis
!.
0rang pertama, yang disebut klien, berada dalam hubungan yang tidak selaras, peka, dan cemas
#.
0rang kedua yang disebut terapis, berada dalam keadaan selaras atau terintegrassi dalam berhubungan
$.
'erapis mengalami unconditional positive regard terhadap klien.
:.
'erapis memperlihatkan pemahaman yang akurat dan empatik terhadap kerangka acuan internal (internal frame of reference$ klien dan berusaha mengkomunikasikan pemahamannya itu kepada klien.
;.
Setidak"tidaknya klien dapat mempersepsikan keselarasan atau kesejatian (congruence%genuineness) unconditional positive regard, dan pemahaman empatik (emphatic understanding$ (Subandi, !55!). 3ika keenam syarat di atas dipenuhi, maka akan terjadi suatu poses dengan ciri"ciri khasnya sebagai berikut = 1. Klien mulai bebas mengungkapkan perasaan"perasaannya melalui saluran" saluran erbal dan motorik !. %erasaan"perasaan yang diungkapkan klien semakin mengacu kepada diri ( self ) dan bukan kepada yang bukan diri &non-self ) #. Klien semakin dapat membedakan dan memisahkan objek"objek dari perasaan"perasaan dan persepsi"persepsinya. %engalamn"pengalamannya dapat dilambangkannya dengan baik. $. %erasaan"perasaan yang diungkapkan klien semakin mengacu kepada ketidakselarasan antara beberapa dari pengalaman"pengalamannya dengan self-concept nya. :. Klien mulai mengalami
dalam kesadaran
adanya
ancaman
dari
ketidakselarasan itu. ;. Klien mengungkapkan perasaan sepenuhnya dalam kesadaran yang pada masa lampau perasaan tersebut tidak dibiarkan masuk ke dalam kesadaran atau didistorsikan dalam kesadaran.
14
<. elf-concept klien mulai direorganisasi untuk mengasimilasikan dan memasukkan pengalaman"pengalamannya. 2. Karena klien terus"menerus mereorganisasi
struktur dirinya, self"
conceptnya mulai semakin selaras dengan pengalaman"pengalamannya. 4. Klien semakin mampu mengalami unconditional positive regard dari terapis 15. Klien semakin bisa merasakan unconditional positive self-regard 11. Klien mulai menyadari dirinya sebagai fokus dari penilaian (ealuasi) 1!. Klien mulai kurang mengalami dirinya menurut syarat"syarat penghargaan, dan semakin mengalami dirinya menurut proses penilaian organismik (Subandi, !55!). H. Langkah,Langkah Person Centered Therapy &ogers mengemukakan beberapa langkah"langkah dalam metode person centered ini. angkah"langkah ini tidak mempunyai ciri tersendiri. angkah"langkah tersebut bercampur baur dan tumpang tindih serta perlu disusun secara berurut. &ogers menyebut 1! langkah dalam proses terapi, yakni = 1. ndiidu datang meminta bantuan !. Situasi bantuan biasanya dijelaskan (ditetapkan) #. 'erapis mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan"perasaanya dengan bebas berkenaan dengan masalah yang dihadapinya. $. 'erapis menerima, mengakui, dan menjelaskan perasaan"perasaan negatif klien. :. Apabila perasaan"perasaan negatif klien telah diungkapkan sepenuhnya, maka perasaan"perasaan itu disusul oleh ungkapan samar"samar dan ragu"ragu
dari
perasaan"perasaan
positif
yang
mendatangkan
pertumbuhan ;. 'erapis
menerima
dan
mengakui
perasaan"perasaan
positif
yang
diungkapkan itu seperti halnya dia menerima dan mengakui perasaan negatif <. %emahaman tentang diri dan penerimaan diri merupakan aspek berikutnya yang penting dari seluruh proses 2. ercampur"baur dengan proses pemahaman ini (harus ditekankan lagi bah*a langkah"langkah yang dikemukakan sama sekali tidak eksklusif
15
antara yang satu dengan yang lainnya, dan juga langkah"langkah tersebut tidak berlangsung secara kaku) merupakan suatu proses penjelasan mengenai keputuan"keputusan dan rangkaian tindakan yang mungkin diambil. 4. Kemudian, muncullah salah satu aspek terapi yang sangat menarik, yakni permulaan tindakan"tindakan positif yang meskipun kecil namun sangat penting 15. 'erjadilah suatu perkembangan lebih lanjut (pemahaman diri yang lebih lengkap dan akurat karena indiidu mulai berani menyelidiki tindakan" tindakannya sendiri secara lebih mendalam 11. 'indakan positif yang integratif dari klien semakin meningkat. Ketakutan dalam dirinya semakin berkurang khususnya untuk mengadakan pilihan dan menjadikannya lebih yakin akan tindakan yang terarah kepada dirinya sendirinya (self"directed action) 1!. %erasaan untuk membutuhkan bantuan berkurang dan pengakuan dari pihak klien bah*a hubungan itu harus berakhir. %roses perubahan kepribadian yang konstruktif dapat diletakkan dalam sebuah kontinum dari sikap yang paling defensie sampai yang paling terintegrasi. &ogers membagi kontinum ini menjadi tujuh tahap. Tahap 1, dicirikan oleh ketidakrelaan klien untuk mengomunikasikan
apapun tentang dirinya. Klien tidak mengakui adanya masalah yang menimpanya dan menolak untuk mengungkapkan perasaan atau e mosinya. Tahap 2, klien mulai membahas peristi*a"peristi*a eksternal dengan
orang lain, tetapi masih tidak mengakui atau gagal memahami perasaan" perasaan mereka sendiri. Tahap 3, klien sudah lebih bebas untuk membicarakan diri mereka,
meskipun masih sebagai objek. Klien membicarakan perasaan"perasaannya menggunakan model kalimat past tense dan future tense, menghindari pembicaraan perasaan dan emosi pada saat ini. Tahap 4, mulai membicarakan perasaan"perasaan lebih dalam namun
tak satupun mengenai yang dirasakan sekarang. /ereka mulai melihat
16
ketidakkongruenan
antara
diri
yang
dipahami
dan
pengahayatan
organismiknya. Tahap 5, klien mulai menjalani perubahan dan pertumbuhan yang
signifikan. /ereka dapat mengekspresikan perasaan"perasaan saat ini, meskipun tidak menyimbolkan secara akurat perasaan"perasaan ini. /ereka mulai membuat keputusan"keputusan untuk diri mereka sendiri dan menerima tanggung ja*ab bagi pilihan"pilihan mereka. Tahap 6 , klien menjadi lebih kongruen dan sanggup mencocokkan
pengalaman saat ini dengan kesadaran dan dapat mengekspresikannya secara terbuka. Klien juga dapat mengalami seluruh diri"organismik mereka dan kehilangan simtom"simtom fisik. Tahap 7 , klien berfungsi seutuhnya menjadi pribadi hari esok. /ereka
sanggup menggeneralisasikan pengalaman"pengalaman terapi ke luar dunia terapi (9erst, !552). +asil paling dasar dari terapi person-center yang berhasil adalah klien menjadi kongruen, tidak lagi defensie, dan lebih terbuka terhadap pengalaman. Sehingga klien memiliki gambaran yang lebih jelas tentang dirinya, dan memiliki pandangan yang lebih akurat tentang potensi mereka, mereka dapat mengembangkan pandangan tentang siapa diri mereka sesungguhnya. Anggapan"diri positif yang sejati dan pemahaman empatik mereka akan terus berkembang di luar terapi, dan mereka menjadi lebih sanggup berpartisipasi dalam hubungan lain yang mendorong pertumbuhan. %ada tahun 14:1, &ogers merumuskan untuk pertama kali @cirri kepribadian
yang
lain
(altered
personality),
kemudian
dia
mengembangkannya menjadi konsep -r(0a+( ang 0er*ungs( seutuhna ( fully functioning person). erikutnya dia mulai mendeskripsikan dunia hari esok ('orld of tomorro') dan pribadi hari esok ( person of tomorro'). &ogers mendata sejumlah karakteristik yang memungkinkan untuk muncul jika tiga kondisi terapi yang dibutuhkan cukup terpenuhi. Pertama,
pribadi
yang sehat secara psikologis
lebih mudah
beradaptasi. /ereka tidak hanya menyesuaikan diri dengan lingkungan statis, tetapi juga menyadari bah*a konformitas dan penyesuaian dengan kondisi
17
yang ada memiliki nilai pertahanan hidup yang lebih lama. /aka muncullah istilah @pribadi hari esok. Kedua, pribadi hari esok terbuka kepada pengalaman, menyimbolkan
pengalaman secara akurat dalam kesadarannya, bukan menyangkal atau mendistorsinya. %ribadi ini akan mendengarkan diri sendiri sehingga dapat mendengarkan rasa gembira, marah, semangat yang patah, rasa takut dan kelembutannya, serta bersikap lebih mandiri. /ereka juga memahami dengan jelas hak dan perasaan orang lain, yang akan mereka pertimbangkan ketika membuat keputusan. Ketiga, pribadi ini cenderung untuk hidup sepenuhnya di setiap
momen. &ogers menyebut kecenderungan untuk hidup dalam momen saat ini sebagai h(+u- eks(stens(al. /ereka akan menemukan apa yang dimaui pengalaman bagi mereka dengan menghidupi pengalaman tersebut tanpa prasangka terhadap ekspektasi sebelumnya. Keempat , pribadi hari esok yakin dengan kemampuan mereka sendiri
untuk mengalami hubungan yang harmonis dengan orang lain. /ereka akan memerhatikan orang lain tanpa menghakimi. /ereka akan mencari makna di balik dirinya dan akan menggali kehidupan spiritual dan kedamaian batin lebih dalam. Kelima,
pribadi
hari
esok
menjadi
lebih
terintegrasi,
lebih
menyeluruh, tanpa pembatasan antifisial antara proses"proses yang disadari atau tidak. /ereka akan melihat dengan jelas apa yang ada dan yang semestinya ada, mereka juga dapat mengekspresikan secara terbuka perasaan yang mereka alami. Keenam, pribadi ini memiliki kepercayaan mendasar terhadap hakikat
manusia. /ereka tidak akan menyakiti orang lain demi pencapaian pribadi. /ereka akan menikmati kekayaan hidup lebih besar, dan akan merasakan sesuatu secara lebih mendalam. /ereka hidup pada masa kini dan berparisipasi dengan cara yang lebih kaya untuk momen yang tengah berlangsung. I. /ele0(han +an /ekurangan Person-Centered Therapy a. /ele0(han Pers)n,$entere+ %hera- 1. %emusatan pada klien dan bukan pada terapist
18
!. dentifikasi dan hubungan terapi sebagai *ahana utama dalam mengubah kepribadian #. ebih menekankan pada sikap terapi daripada teknik. $. /emberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuantitatif. :. %enekanan emosi, perasaan, perasaan dan afektif dalam terapi. ;. /ena*arkan perspektif yang lebih up"to"date dan optimis. <. Klien memiliki pengalaman positif dalam terapi ketika mereka fokus dalam menyelesaiakan masalahnya 2. Klien merasa mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka mendengarkan dan tidak dijustifikasi 0. /ekurangan Pek+ekatan Pers)n $entere+ 1. 'erapi berpusat pada klien dianggap terlalu sederhana. !. 'erlalu menekankan aspek afektif, emosional, perasaan. #. 'ujuan untuk setiap klien yaitu memaksimalkan diri, dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai indiidu. $. 'idak cukup sistematik dan lengkap terutama yang berkaitan dengan klien yang kecil tanggungja*abnya. :. Sulit bagi therapist untuk bersifat netral dalam situasi hubungan interpersonal. ;. 'erapi menjadi tidak efektif ketika terapis terlalu non"direktif dan pasif, mendengarkan dan bercerita saja tidaklah cukup. <. 'idak bisa digunakan pada penderita psikopatology yang parah. 2. /inim teknik untuk membantu klien memecahkan masalahnya.
19
BAB III /A'U' DAN RAN$ANAN IN%EREN'I A. /asus
/a*ar adalah sis*a S/A >egeri faorit di kabupaten %ringse*u. Dia anak yang cerdas dengan kelebihan pada mata pelajaran eksakta yang diatas rata"rata, namun /a*ar memiliki keterbatasan secara fisik, yakni kakinya tidak sempurna atau pincang. Kepincangan kaki ma*ar akibat kecelakaan motor yang terjadi pada saat ma*ar mengambil ijaah S/% nya. +al ini yang mengusik cita"citanya untuk menjadi dokter di kemudian hari. Di lingkungan yang baru ini (S/A), /a*ar seringkali mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari teman"temannya, diolok"olok @pincang, disakiti dan dijauhi. Dengan kondisi seperti ini, /a*ar hanya mau bergaul dengan orang yang dianggapnya nyaman untuk dirinya dan dengan orang"orang yang mau mendekatinya. Dari aspek kehidupan /a*ar, keluarganya memiliki kondisi ekonomi yang pas"pasan. bunya penjual makanan tradisional dari ketela pohon atau sering disebut @Kelanting, ayahnya seorang buruh penggilingan padi. /a*ar merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adiknya sekarang kelas H S/% dan memiliki tubuh yang normal. Kondisi yang dialami /a*ar dilingkungan sekolah menimbulkan rasa putus asa terhadap kehidupannya, sehingga memberikan penilaian negatif terhadap takdir &abbnya.
Dengan
berbagai
permasalahan
tersebut
tentu
sangat
20
mempengaruhi keadaan psikologis /a*ar yang sempat berencana untuk berhenti sekolah. B. Ranangan Interens(
'arget %erilaku "
Kondisi A*al
Dapat bergaul " dengan teman"
"
temannya. %ercaya Diri terhadap
"
Kemampuan yang
a
"
/iliki.
"
%roses
Kondisi Akhir
nterensi /a*ar anak Sesi 1 = " /enyadari "'erapis yang cerdas bah*a menerima dalam mata kekurangan /a*ar dan pelajaran fisik bukan membiarkan eksakta hal yang Kakinya /a*ar membuat pincang mengungkap dunia berakhir +anya kan segala dan putus asa. bergaul perasaan " Dapat dengan orang yang ia berprestasi yang alami. dengan dianggapnya Sesi ! = kemampuanny "'erapis nyaman a memahami dikarenakan " %ercaya Diri dan sering diolok" bah*a a memberikan olok, disakiti dapat empati dan dijauhi mencapai cita" %utus asa terhadap apa citanya karena yang dialami keadaannya
/a*ar, agar
yang
/a*ar dapat
tidak
sempurna dan
menceritakan
kondisi
semua
ekonomi serta sempat berencana untuk berhenti
masalahnya Sesi # = "/a*ar mulai menemukan solusi terhadap
sekolah. 21
masalahnya dan
mulai
dapat berpikir apa yang harus ia lakukan agar ia
lebih
percaya diri. "'erapis merangkum dan menyimpulk an
atas
masalah dan solusi
yang
akan /a*ar lakukan dalam
1
minggu dan dicatat dalam buku catatan harian /a*ar. Sesi $= "Setelah
1
minggu dicek dan
lagi dilihat
segala perubahan, jika
ada
perubahan dilakukan ke
22
tingkat yang lebih tinggi, jika
tidak
maka diulangi lagi saat sesi #. "3ika berhasil akan
terus
ditingkatkan agar /a*ar percaya
diri
dan
tidak
putus
asa
hingga sesi" sesi selesai
terapi dan
/a*ar tidak bergantung pada terapis.
23
BAB I /E'IMPULAN
Person Centered Therapy di cetuskan oleh arl &ansom &ogers (145!"142<) dengan sebutan nondirective counseling. &ogers (sebagai terapis) meminimalkan pengarahannya dan membantu kliennya memperjelas persepsi mereka mengenai diri sendiri dimana dalam terapi person-centered klien diberi kesempatan mengemukakan persoalan, perasaan dan pikiran" pikirannya secara bebas. Konsep dasar dari person-centered therapy adalah bah*a inidiidu memiliki kecenderungan untuk mengakutalisasikan diri, Congruence, 6nconditional positive regard dan terdapat juga sejumlah konsep dasar dari sisi klien, yakni self-concept, locus of evaluation, dan experiencing. 'idak ada metode atau teknik yang spesifik dalam Person Centered Therapy. Dalam 'herapi ini, antara terapis dan klien harus memiliki hubungan yang dapat mendorong klien lebih terbuka mengungkapkan permasalahanya dan mempercayai terapis sepenuhnya. Karena itu disebut Person-Centered Theraphy yang tehniknya menitik beratkan pada sikap"sikap terapis. >amun ada beberapa teknik dasar yang harus dimiliki terapis yaitu = mengalami dan memperlihatkan kongruen, mengalami dan menunjukkan penerimaan positif tanpa syarat serta mengalami dan menunjukkan rasa empati. 'ujuan dasar person # centered therapy adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membatu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh, keterbukaan kepada pengalaman, kepercayaan terhadap organisme sendiri, dan tempat ealuasi internal, kesediaan untuk menjadi suatu proses. %eran dan fungsi terapis person-centered membangun hubungan
24
yang membantu dimana klien akan mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengeksplorasi area"area hidupnya yang sekarang diingkari atau didistorsinya. Klien menjadi kurang defensif dan menjadi lebih terbuka terhadap kemungkinan"kemungkina yang ada dalam dirinya maupun dalam dunia. &ogers menyebut 1! langkah dalam proses terapi dan hasil paling dasar dari terapi person-centered yang berhasil adalah klien menjadi kongruen, tidak lagi defensie, dan lebih terbuka terhadap pengalaman. Sehingga klien memiliki gambaran yang lebih jelas tentang dirinya, dan memiliki pandangan yang lebih akurat tentang potensi mereka, mereka dapat mengembangkan pandangan tentang siapa diri mereka sesungguhnya. Anggapan"diri positif yang sejati dan pemahaman empatik mereka akan terus berkembang di luar terapi, dan mereka menjadi lebih sanggup berpartisipasi dalam hubungan lain yang mendorong pertumbuhan.
25