12
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1 Gambaran Umum 2.1.1 Lokasi PT. Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan Kantor PT. Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan berada di Jalan Raya Surabaya Malang Km 48,5 Desa Karangjati Kecamatan Pandaan Pasuruan PO.BOX 67156. 2.1.2 Contact Person Telp : +62.343.631587 Fax : +62.343.4609177 Website : www.aqua.com 2.1.3 Profil Perusahaan Danone Aqua1 Sebelum akhirnya berganti nama menjadi Danone Aqua, perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) ini pertama kali didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak Tirto Utomo. Perusahaan tersebut kemudian berdiri dengan nama PT. Tirta Investama yang lahir sebagai perusahaan yang pertama kali mempelopori industri air minum dalam kemasan di Indonesia. Pabrik pertama Aqua berdiri di wilayah Bekasi, dimana pada saat itu, produksi perdana yang diluncurkan adalah produk dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950ml. Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 1984 Aqua berhasil mendirikan pabrik keduanya di wilayah Pandaan, Jawa Timur dengan tujuan untuk lebih mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Satu tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1985, Aqua mulai melakukan pengembangan produk dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan produksi ini, kemudian semakin berhasil meningkatkan 1
Tentang Aqua http://aqua.com/tentang_aqua diakses pada tanggal 01 November 2013
13
kualitas dan jaminan keamanan produk Aqua untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Mengawali lahirya inisiasi terhadap rasa kepedulian sosial, maka pada tahun 1993 Aqua menyelenggarakan program yang bertajuk "Aqua Perduli (Aqua Cares)" yang berupaya untuk mendaur ulang botol plastik Aqua menjadi materi plastik yang dapat digunakan kembali. Kemudian
pada
tahun
1995,
Aqua
berhasil
menunjukkan
perkembangan yang pesat dengan meluncurkan sistem produksi in line pertamanya di pabrik Mekarsari. Sistem produksi in line dilakukan dengan memproses air dan membuat kemasan Aqua pada saat yang sama. Sehingga melalui sistem produksi ini memungkinkan Aqua untuk segera melakukan pengisian air bersih pada botol-botol yang baru dibuat dengan tujuan agar proses yang ada menjadi lebih higienis. Pada tanggal 4 September 1998 Aqua menempuh sebuah langkah besar dengan bergabung dalam Grup Danone. Langkah tersebut dinilai sebagai sebuah langkah strategis, mengingat Grup Danone sendiri merupakan salah satu kelompok perusahaan AMDK terbesar di dunia yang juga memiliki keahlian dalam bidang nutrisi. Penggabungan ini kemudian semakin membawa dampak positif terhadap peningkatan kualitas produk, dan berhasil menempatkan Aqua sebagai produsen air minum dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Akhirnya, mengawali pergantian milenium, pada tahun 2000 Aqua meluncurkan produk baru yang berlabel Danone-Aqua. Perkembangan usaha yang semakin pesat menjadi salah satu alasan yang melatarbelakangi Danone,
14
pada tahun 2001 untuk mulai meningkatkan kepemilikan atas saham PT Tirta Investama dari hanya sebesar 41 persen menjadi sebesar 74 persen. Hal ini kemudian membuat Danone menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Grup. Di tahun ini pula, Aqua juga mengawali lahirnya produk baru yang diluncurkan dalam kemasan botol kaca berukuran 380ml. Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2002 posisi Aqua semakin kokoh dengan berhasil meraih banyak penghargaan dalam ajang Indonesian Best Brand Award. Pada tahun yang sama, Aqua memulai pemberlakukan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB 2002-2004) bagi para pekerja yang mulai aktif dijalankan pada tanggal 1 Juni 2002. Upaya ekspansi seiring dengan perkembangan Aqua yang demikian pesat dilakukan dalam bentuk perluasan kegiatan produksi melalui peresmian pabrik baru di wilayah Klaten pada tahun 2003. Upaya ekspansi ini juga didukung dengan upaya pengintegrasian proses kerja perusahaan melalui penerapan System Application and Products for Data Processing (SAP) serta Human Resources Information System (HRIS). Kini, setelah 30 tahun beroperasi, dibawah naungan Grup Danone, Aqua telah memiliki 17 pabrik, dimana 16 diantaranya tersebar hampir di seluruh wilayah tanah air. Sedangkan satu pabrik sisanya berada di IBIC Brunei Darussalam.(Lihat table 2.1) Selain itu, Aqua juga memiliki lebih dari satu juta titik distribusi yang dapat diakses oleh para pelanggannya di seluruh Indonesia. Tabel 2.1 Daftar 17 Plant Pabrik Aqua yang berdiri di beberapa wilayah di Indonesia No.
Plant
15
1.
Danone Aqua Head Office
2.
Danone Aqua Plant Berastagi
3. Danone Aqua Plant Lampung 4. Danone Aqua Plant Mekarsari 5. Danone Aqua Plant Citereup 6. Danone Aqua Plant Babakan Pari 7. Danone Aqua Plant Subang 8. Danone Aqua Plant Bekasi 9. Danone Aqua Plant Solok 10. Danone Aqua Plant Ciherang 11. Danone Aqua Plant Klaten 12. Danone Aqua Plant Wonosobo 13. Danone Aqua Plant Pandaan 14. Danone Aqua Plant Keboncandi 15. Danone Aqua Plant Mambal & Gatsu 16. Danone Aqua Plant Airmadidi 17. Danone Aqua Plant Cianjur Selama menjalankan kegiatan usahanya, Danone Aqua juga terus berupaya untuk melakukan inovasi dengan mengidentifikasi serta melakukan perubahanperubahan yang diperlukan terhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Namun berbagai perubahan dan inovasi yang dilakukan tersebut tetap harus mengacu pada visi dan misi Danone Aqua sebagai panduan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan agar menjadi lebih baik. Adapun tiga visi yang ingin dicapai oleh Danone Aqua adalah : 1. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, serta mengandung gizi yang seimbang bagi masyarakat. Visi tersebut diusung oleh perusahaan dengan mengingat bahwa selama ini kondisi ekonomi yang buruk telah membuat sebagian besar masyarakat kurang memiliki keperdulian terhadap kesehatan serta kebutuhan gizi mereka. Sehingga untuk menanggapi kondisi tersebut, perusahaan berupaya memproduksi air minum berkualitas
16
tinggi. Dimana produk air minum yang diproduksi harus memiliki beberapa kandungan nutrisi dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Produk air minum tersebut kemudian dijual dengan harga yang terjangkau, sehingga semua orang dari berbagai kalangan dapat mengkonsumsi produk tersebut. 2. Menjadi perusahaan yang dinamis yang memiliki nilai-nilai etika, terbuka bagi ide maupun saran dari karyawan, serta memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Pengusungan visi ini berkaitan erat dengan era globalisasi seperti saat ini, dimana perusahaan dituntut untuk menjadi perusahaan yang dinamis, namun tetap mengedepankan nilai-nilai etika. Nilai-nilai ini juga bersumber dari empat nilai etika milik Grup Danone, diantaranya nilai humanisme, keterbukaan, kedekatan, serta antusiasme. Keterbukaan perusahaan dalam menerima ide dan saran dari karyawan diharapkan dapat semakin meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, perusahaan juga berupaya memberikan kesempatan bagi karyawan dalam pengembangan keterampilan dan pengetahuan mereka dengan mengadakan berbagai pelatihan dan seminar. 3. Menjadi pusat rujukan bagi upaya-upaya pelestarian sumberdaya air, lingkungan, dan pengembangan masyarakat. Visi tersebut diusung oleh perusahaan mengingat Danone Aqua merupakan perusahaan yang memanfaatkan sumberdaya alam, terutama air untuk menghasilkan produk air minum. Sehingga Danone Aqua dianggap memiliki tanggung jawab untuk melestarikan sumber air sebagai bahan baku utama, lingkungan, dan
17
juga pengembangan masyarakat. Sedangkan misi yang berupaya dijalankan oleh Danone Aqua dalam mewujudkan berbagai visi diatas, diantaranya : 1. Merek Hal ini diwujudkan dalam bentuk dengan upaya untuk memperkuat brand image yang dimiliki oleh Danone Aqua dengan terus meningkatkan kualitas setiap produk yang dihasilkan. 2. Produk Hal ini berkaitan dengan upaya terus menerus yang dilakukan oleh Danone Aqua untuk melakukan penelitian dan pengembangan kegiatan yang diharapkan dapat semakin membuat produk yang dihasilkan menjadi lebih inovatif. 3. Produksi Hal ini diwujudkan dengan terus meningkatkan kapasitas perusahaan Danone Aqua dalam memenuhi permintaan konsumen. 4. Pemasaran Hal ini duwujudkan melalui pengembangan strategi dalam menentukan harga yang tepat yang sesuai dengan pasar 5. Distribusi Hal ini diwujudkan dengan memperluas wilayah distribusi seluruh produk Aqua. Selain dibekali dengan berbagai visi dan misi, Danone Aqua juga memiliki beberapa sertifikasi dan penghargaan yang berhasil diraih sebagai bentuk nyata dari upaya perusahaan untuk terus meningkatkan standar mereka. Beberapa sertifikasi dan penghargaan yang berhasil diperoleh tersebut diantaranya :
18
1. Sertifikasi ISO 9002 sebagai produk air minum dalam kemasan yang memenuhi standar Sistem Manajemen Mutu. 2. Seluruh plant pabrik Aqua telah dilengkapi dengan dua sertifikasi, baik dari segi praktik maupun produksi. Kedua sertifikasi tersebut adalah sertifikasi Good Manufacturing Practices
(GMP),
dan
sertifikasi
National
Sanitation
Foundation (NSF) dari segi produksi. 3. Sertifikat Health and Safety Quality yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kualitas (SMK3). 4. Sertifikat Hazard Crtitical Control Point Abalysis (HACCP). Dimana pemberian sertifikat ini berkaitan dengan ketersediaan metode untuk mengontrol dan menjaga proses produksi agar terhindar
dari
kesalahan
proses
produksi
yang
dapat
mengakibatkan penurunan kualitas. 5. Sertifikat ISO 140001 yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Lingkungan. 6. Penghargaan “Asia Star Award” berkaitan dengan temuan inovatif Aqua berupa dispenser keramik yang memiliki design unik dengan mengadopsi konsep Kendo (Kendi Air Tradisional di Jepang) 7. Penghargaan “Award Manajemen 1991” untuk kategori manajemen umum yang diselenggarakan oleh World Executive Digest Asian Institute of Management and Japan Airlines. 8. Penghargaan Adi Nusa Piala Kualita yang dianugerahkan oleh Perusahaan Kamar Dagang Jaya sebagai perusahaan dengan kualitas manajemen terbaik.
19
9. Penghargaan sebagai peserta terbaik pada kategori Penilaian Penerapan Cara Produksi yang baik dalam rangka Hari Pangan Sedunia Tahun 1997. 10. Penghargaan Super
Brand
1999
yang
diberikan
oleh
Independent Survey Results of the Readers Digest Magazine Singapore sebagai produk dengan kualitas terbaik, terkenal, dan dapat diandalkan. 11. Penghargaan AQUA Awards yang diberikan oleh International Bottled Water Association (IBWA) selama kurun waktu empat tahun berturut-turut di bidang periklanan, promosi, serta kategori public relations yang dilakukan oleh Aqua berkaitan dengan aktivitas ekspor mereka keluar negeri. 12. Penghargaan Indonesian Customer Satisfaction
Award,
Indonesia Best Brand Award, serta Value Creator Award yang diraih secara bersamaan pada tahun 2003. 13. Penghargaan Superbrand Award dan Indonesia Best Brand Award tahun 2004 14. Penghargaan Gold Packaging Branding Consumer Award, Indonesia Best Brand Award, serta Golden Brand Award yang diperoleh pada tahun 2005 dan 2006. 15. Penghargaan Indonesia Brand Platinum Award yang diraih pada tahun 2007. 16. Penghargaan serta sertifikasi Packindo Star Awards yang diberikan kepada Danone Aqua sebagai pemenang pada kontes kemasan nasional pada tahun 2011. 2.1.4 Profil PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan
20
PT.Tirta Investama merupakan salah satu pabrik yang berada dibawah naungan Grup Danone yang didirikan pada tahun 1983 di wilayah Pandaan. Sebelum dikenal dengan nama PT.Tirta Investama, pabrik ini sempat beberapa kali mengalami pergantian nama. Dimana
mulanya
pabrik ini berdiri dengan nama PT.Tirta Jaya Utama, namun kemudian nama tersebut beralih menjadi PT.Tirta Jayamas Unggul pada tahun 1985. Nama tersebut kemudian mengalami perubahan lagi menjadi PT.Tirta Investama pada tahun 2000 dan berkembang hingga saat ini. Pabrik ini kemudian mengawali aktivitas produksinya pada tanggal 28 April 1984. Dalam aktivitas produksinya, Danone Aqua Pandaan menghasilkan beberapa macam produk yang diklasifikasikan dalam dua kategori. Pertama yaitu kategori produk returnable, yang terdiri dari produk aqua 5 Gallon. Sedangkan kategori kedua yaitu produk non returnable, yang terdiri dari produk aqua 600 ml, produk aqua 1500ml, produk aqua 240 ml, serta produk aqua mizone. Dalam menghasilkan berbagai macam produk diatas, perusahaan Danone Aqua Pandaan dilengkapi dengan beberapa sertifikasi penting, diantaranya : 1. Sertifikasi Good Manufacturing Process (GMP) mengenai mutu dan keamanan produk 2. Sertifikasi ISO 9001-2000 mengenai Sistem Manajemen Mutu 3. Sertifikasi ISO 14001 mengenai Sistem Manajemen Lingkungan 4. Sertifikasi ISO 22000 mengenai Sistem Manajemen Keamanan Pangan 5. Sertifikasi Halal yang diberikan oleh MUI
21
2.1.5 Struktur Organisasi PT. Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan Dalam rangka mendukung kelancaran operasional perusahaan, maka PT.Tirta Investama Pandaan berupaya menyusun struktur organisasi perusahaan yang bersifat dinamis dengan tujuan memberikan gambaran yang jelas mengenai tugas dan fungsi dari masing-masing divisi yang ada. Namun berbagai bentuk perubahan yang terjadi dalam struktur organisasi tersebut tetap harus mengacu pada visi dan misi perusahaan. PT.Tirta Investama
sendiri
memiliki
sebuah
misi
yaitu
berupaya
untuk
memproduksi air minum dalam kemasan dan beverage yang bermutu, kompetitif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan visi yang diusung oleh perusahaan yaitu pada tahun 2017 mendatang, PT.Tirta Investama Pandaan akan menjadi pabrik terbaik dibawah naungan Aqua Grup dalam hal best practice dan kinerja. Seiring dengan visi tersebut, maka diharapkan pada tahun 2017 nanti perusahaan Tirta Investama Pandaan akan mampu mencapai kesuksesan dalam aspek-aspek berikut, diantaranya : 1. Quality PT.Tirta Investama Pandaan menjadi perusahaan air minum dengan kualitas yang tinggi dari hulu ke hilir (source to shopper). 2. People PT.Tirta Investama Pandaan memiliki insan-insan yang kompeten, bermotivasi tinggi, mampu beradaptasi dengan
22
cepat, saling peduli, berbudaya aman dan berkehidupan yang seimbang. 3. Environment PT.Tirta Investama Pandaan menjadi perusahaan dengan tempat kerja yang nyaman, bersih, modern, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. 4. Productivity PT.Tirta Investama Pandaan
menjadi
perusahaan
yang
mengedepankan proses produksi yang efektif, efisien, dan berkelanjutan. Berikut ini merupakan bagan struktur organisasi PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan pada tahun 2013. Dimana kendali atas kekuasaan tertinggi dalam perusahaan berada pada seorang Plant Manager yang memimpin beberapa divisi dibawahnya.
23
Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT.Tirta Investama (Danone Aqua)Pandaan
1. Manufacturing Organization Divisi manufaktur merupakan salah satu divisi utama yang terdapat dalam rangkaian struktur organisasi PT.Tirta Investama Pandaan. Secara Plant Manager
Manufacturing Area 1
Logistic
Manufacturing Area 2
Human Resources
Manufacturing Area 3
SHE SHE
\ Manufacturing Area 4
Engineering
Performance
Stake Holder Relation
Quality Plant Controller
System Administrator
Personal Assistance
keseluruhan terdapat empat divisi manufaktur yang masing-masing menghasilkan berbagai macam produk aqua. Lokasi dari keempat divisi
24
manufaktur tersebar dalam 5 area pabrik yaitu Gedung Yudhistira, Gedung Gatotkaca, Gedung Bima, Gedung Srikandi, dan Gedung Shinta. Divisi ini sendiri dipimpin oleh seorang Manufacturing Area Manager dengan dibantu oleh produk administrator, dan membawahi tim ahli bidang Quality area, tim Performance area, Shift leader produksi, tim Engineering area, dan tim Maintenance Planner. Divisi manufaktur bertugas dan bertanggungjawab dalam hal memproses bahan baku menjadi produk aqua yang berkualitas tinggi dengan cara yang efektif dan efisien (metode maupun sistem), memastikan transaksi waktu yang akurat dan real dalam proses produksi, memelihara semua lini peralatan produksi dan fasilitas kerja agar dapat berfungsi secara maksimal, serta melakukan upaya peningkatan dalam berbagai aspek produksi secara berkala. Manufacturing Area Manager
Production Administration Quality
2. Engineering Organization Performance/Method Shift Leader Engineering Area Planner Divisi teknik dikepalai oleh soerang Engineering Manager Maintenance yang membawahi tim Maintenance Planner, Assets Engineer Utility, Projects, Maintenance Building, Maintenance Forklift, dan Workshop. Divisi ini bertugas
dan
bertanggungjawab
untuk
secara
teknis
dalam
mengembangkan, mengelola peningkatan investasi maupun proyek, serta pemeliharaan aset (peralatan, perlengkapan, fasilitas, dll). Divisi Engineering juga bertugas untuk mengelola suku cadang dalam unit bisnis untuk membuatnya bekerja lebih maksimal dan berfungsi seperti yang diharapkan.
25
Engineering Manager
Maintenance Planner
Assets Engineer Utility
Projects
Maintenance Building
Maintenance Forklift
Workshop
Administrator
3. Quality Organization Divisi Quality menjadi salah satu divisi penting mengingat besarnya resiko dan tanggung jawab yang harus dijalankan. Divisi ini dipimpin oleh seorang Quality Manager yang dibantu oleh Quality Administration dan membawahi tim yang menangani bidang System, Laboratorium, Supplier Service Development, serta tim Customer and Consumer Service. Tugas utama yang menjadi kewajiban divisi ini adalah untuk menjamin kualitas produk dari sumber mata air hingga ke pembeli terutama sejak tahap awal, proses, hingga tahap akhir yaitu keluarnya produk pada unit bisnis, dan mematuhi peraturan-peraturan produk maupun spesifikasinya, serta berupaya untuk meraih kepuasan pelanggan.
Quality Manager Quality Administration System
Laboratory
4. Performance Organization
Supplier Service Development
Customer and Consumer Service
26
Divisi Performance terdiri atas seorang Performance Manager yang membawahi tim Reporting & Analysis. Tim ini juga membawahi dua tim lain yaitu tim Reporting Administration dan tim Analysis administration.
Di
dalam
divisi
ini
juga
terdapat
tim
Performance/Damaway (Danone is My Way), Tim Operation Training dan tim Plant Trainee. Tugas utama yang harus dijalankan oleh divisi ini adalah secara konsisten memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien, memastikan keselarasan sumberdaya, serta memastikan sistem dan kompetensi karyawan untuk tujuan dan prioritas strategis perusahaan. Performance Manager
Reporting & Analysis
Performance / Damaway
Operation Training
Plant Trainee
Reporting Administration Analysis Administration
5. Human Resources Organization Divisi Human Resorces yang dipimpin oleh seorang Human Resources Manager terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya tim Payroll, tim Resources Development, tim Employee Relation, General Services, serta Chief Security. Divisi ini secara keseluruhan bertanggung jawab pada evaluasi kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang dimiliki oleh perusahaan,
27
serta bertanggungjawab dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan perusahaan. Secara umum, tim Payroll menjalankan tugas yang berkaitan dengan pengupahan
maupun
absensi
karyawan.
Sedangkan
tim
Resources
Development berupaya untuk menggali potensi karyawan dengan mengadakan berbagai training untuk meningkatkan skill pegawai, serta mengendalikan halhal yang berkaitan dengan rekruitmen karyawan baru. Tim Employee Relation bertugas untuk membangun hubungan loyalitas antar karyawan maupun keluarga karyawan atau dengan kata lain berupaya menjalankan aktivitas CSR bagi internal perusahaan. Sedangkan General Services menjalankan tugas yang berkaitan dengan aktivitas umum perusahaan dan membawahi Receptionist serta Driver Pool perusahaan. Chief Security merupakan tim yang bertanggung jawab dalam hal-hal yang berkaitan dengan keamanan dan tata tertib perusahaan.
Human Resources Manager Payroll
Resources Development
Employee Relation
General Services
Chief Security
6. Stake Holder Relation Organization Receptionist Stakeholder Relation merupakan divisi yang secara keseluruhan berfungsi untuk menjalin dan mengelola hubungan antara Driver Pool pihak stakeholders internal (Pemegang saham, Manajemen dan Top Executive, Karyawan) maupun pihak stakeholders external (Konsumen, Penyalur, Pemasok, Bank, Pemerintah, Pesaing, Komunitas lokal, maupun Media)
28
yang terlibat baik secara keseluruhan maupun parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Sehingga keberadaan divisi stakeholder relation dipahami sebagai divisi yang berupaya menjalankan peran dua arah yaitu untuk pembangunan relasi dengan para stakeholder dalam rangka memenuhi kebutuhan perusahaan sendiri, maupun para stakeholder dalam sebuah sistem sosial. Divisi
stakeholder
relation
dalam Danone Aqua
Pandaan
melaksanakan fungsi utamanya dengan berpedoman pada konsep newcorporate relation. Dimana perusahaan tidak lagi menempatkan dirinya pada posisi eksklusif dibanding para stakeholdernya. Sehingga dengan pola hubungan semacam itu arah dan tujuan perusahaan bukan lagi hanya berorientasi pada upaya menghimpun keuntungan sebanyak-banyaknya, namun lebih kepada pencapaian pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Itulah sebabnya tanggungjawab perusahaan terkait aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) juga menjadi salah satu tugas utama yang harus dilaksanakan oleh divisi ini. Stake Holder Relation Manager
Sustainable Development
2.2 Deskripsi Kegiatan 2.2.1 Deskripsi Kegiatan Harian PKN
External Relation
29
Pelaksanaan kegiatan harian di PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Pandaan sejak tanggal 21 Agustus hingga 09 Oktober 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Daftar Kegiatan Harian Praktik Kerja Nyata Di PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Pandaan No. Hari/Tanggal 1. Rabu, 21 Agustus 2013
Waktu 08.0016.00
Kegiatan Induksi Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan, Basic Safety Rules, Area PT.Tirta Investama Pandaan Induksi
peraturan
pekerja
magang dan penandatanganan Surat Perjanjian Kerja Pekerja Magang
PT.Tirta
Investama
Pandaan Induksi ke berbagai divisi di PT.Tirta Investama Pandaan Induksi dan perkenalan ke divisi Human Resources dan divisi
Stakeholder
Relation
yang akan menjadi area kerja penulis 2.
Kamis, 22 Agustus 2013
08.0016.00
selama
melakukan
kegiatan magang. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
30
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Induksi dan diskusi mengenai berbagai aktivitas CSR yang telah dan sedang dijalankan oleh Danone Aqua Pandaan. Termasuk
pula
diskusi
mengenai tanggapan dan opini tim
sustainable
terkait
UU
development CSR
diterapkan
yang
pemerintah
Indonesia terhadap perusahaan 3.
Jumat, 23 Agustus 2013
08.0016.00
asing. Peninjauan ke Tandon Warga sebagai
perkenalan
awal
terhadap salah satu program CSR “WASH” milik Danone Aqua Pandaan yang tengah berjalan. Meeting
SSMA
(Sekolah
Sahabat Mata Air) bersama dengan LSM Satu Daun dan Perwakilan 4.
Sabtu, 24 Agustus 2013
08.0013.00
Head
Danone Aqua. Sosialisasi dan
Office Pelatihan
Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Jawa Timur bersama BPBD Kab Pasuruan, beberapa perwakilan
LSM,
serta
Perwakilan Dunia Usaha di Tretes Raya Pasuruan.
31
Review dan Rangkuman Materi Hasil Pelatihan dan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana dan 5.
Senin, 26 Agustus 2013
08.0016.00
Rencana
Pembentukan
Desa Tangguh di Pasuruan Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Kunjungan ke
divisi
manufakturing
yang
memproduksi
produk
Aqua
Mizone Meeting dengan LSM Aksara Jawa
Jogjakarta
mengenai
rencana tindak lanjut dari hasil pelatihan Pengurangan Resiko Bencana
(PRB)
yang
sebelumnya
telah
diselenggarakan 6.
Jumat 30 Agustus 2013
08.0016.00
di
Pasuruan
Jawa Timur. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
32
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Induksi dan Peninjauan ke salah satu program CSR Danone Aqua Pandaan yang tengah berjalan
yaitu
program
“Sampah Rupiah” di wilayah Taman Dayu. Induksi dan prinsip 7.
Sabtu, 31 Agustus 2013
08.0013.00
5R
implementasi Danone
Aqua
Pandaan Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Pengambilan Gambar Banner Aqua bersama tim sustainable development sebagai salah satu bentuk
Sponsoship
yang
dilakukan oleh Danone Aqua
33
Pandaan dalam event “Bromo Marathon”
yang
diselenggarakan oleh Pemkab Pasuruan
untuk
menyambut
hari jadi Kabupaten Pasuruan di 8.
Senin, 08.0002 September 16.00 2013
Tosari Bromo. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Induksi dan Implementasi Safety
Briefing
bersama
beberapa divisi Danone Aqua Pandaan
(diantaranya
divisi
human
resources,
plant
controller, dan stake holder relation).
Aktivitas
Safety
Briefing merupakan aktivitas rutin
yang
dilakukan
oleh
seluruh divisi yang ada di Aqua Pandaan
sebagai
bentuk
implementasi kebijakan WISE yang
ditetapkan
oleh Head
Office Danone Aqua. Bersama dengan tim Resources
34
Development dari divisi Human Resources
melakukan
Employee
Training
di
Laboratorium Komputer kepada 15 orang karyawan setingkat shift
leader
dan
administrator. Implementasi 9.
Selasa, 08.0003 September 16.00 2013
5R
product (Ringkes,
Resik, Rapi, Rawat, dan Rajin) Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Absensi dan pembagian materi safety briefing untuk minggu depan. Diskusi proses perumusan CSR Danone Aqua Pandaan bersama tim sustainable development. Administrasi Human Resources : (Input Data Job Cycle Check dan
Instruksi
Penyeberangan
Kerja yang
dilaksanakan oleh tim Chief Security
bulan
Agustus-
35
10.
Kamis, 08.0005 September 16.00 2013
September 2013). Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Respon dan Peninjauan awal ke Tandon
Warga
rangkaian
(salah
Program
satu CSR
WASH) terkait laporan adanya keretakan dan kebocoran pada tandon. Kunjungan ke area produksi Aqua 240 ml Lanjutan Employee Training bersama
tim
Resources
Development kepada 10 orang karyawan setingkat shift leader dan product administrator di laboratorium komputer. Rekruitmen karyawan bersama tim Resources Development. Kunjungan ke area ALSIM (area
yang
memproduksi
produk aqua 600 ml dan 1500 11.
Jumat,
08.00-
ml). Laporan Media bersama tim
36
06
September 16.00
2013
divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Pembahasan bersama pembimbing magang dari tim sustainable development terkait fokus magang yang ingin dituju oleh penulis. Kunjungan dan kepada
sosialisasi
kelompok
sebagai
salah
rangkaian
ekonomi satu
aktvitas
program
CSR
dari dalam
Integrated
Community Development (ICD) 12.
Sabtu, 08.0007 September 13.00 2013
di Dusun Sukorejo. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
37
program CSR mereka. Peninjauan tahap selanjutnya ke Tandon Warga Desa Karangjati yang
mengalami
masalah
keretakan dan kebocoran. Meeting dengan LSM Paramitra yang menjadi partner Danone Aqua
Pandaan
pelaksanaan
dalam
program
CSR
WASH, panitia pembangunan tandon
yang
perwakilan
berasal warga,
sustainable
dari tim
development
Danone Aqua Pandaan, serta Konsultan
Bangunan
untuk
membahas
tindak
lanjut
permasalahan 13.
Senin, 08.0009 September 16.00 2013
tandon
di
basecamp Karangjati. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Induksi dan Implementasi Safety
Briefing
bersama
beberapa divisi Danone Aqua
38
Pandaan
(diantaranya
divisi
human
resources,
plant
controller, dan stake holder relation).
Aktivitas
Safety
Briefing merupakan aktivitas rutin
yang
dilakukan
oleh
seluruh divisi yang ada di Aqua Pandaan
sebagai
bentuk
implementasi kebijakan WISE yang
ditetapkan
oleh Head
Office Danone Aqua. Penanganan dan Peninjauan rencana
aktivitas
perbaikan
Tandon Warga. Administrasi Human Resources
: (Input Data Job Cycle Check dan
Instruksi
Kerja
Penyeberangan
yang
dilaksanakan oleh tim Chief Security 14.
Selasa, 08.0010 September 16.00 2013
bulan
Agustus-
September 2013). Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka.
39
Administrasi Human Resources : (Input Data Job Cycle Check dan
Instruksi
Kerja
Penyeberangan
yang
dilaksanakan oleh tim Chief Security
bulan
Agustus-
September 2013). Pertemuan dan sosialisasi PraKoperasi
WANJATI
dengan
kelompok ekonomi dan warga Desa Karangjati, LSM SII dan Perwakilan
Dinas
Koperasi
Kabupaten Pasuruan di Griya Super Desa Karangjati Bersama tim Resources Development dan divisi SHE (Safety,
Health,
Environment)
and
melakukan
employee training “pemadaman kebakaran”
kepada
sebagian
karyawan bagian produksi. Kunjungan ke area produksi All 15.
Rabu, 08.0011 September 16.00 2013
Krupp Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan
40
dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Lanjutan diskusi
proses
perumusan CSR Danone Aqua Pandaan
bersama
tim
sustainable development. Induksi materi 6 Basic Safety Rules Danone Aqua Pandaan bersama 16.
Kamis, 08.0012 September 16.00 2013
tim
resources
development. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Peninjauan aktivitas perbaikan awal Tandon Warga yang retak dan bocor. Meeting dengan
Tim
CSR
“SKAWAN (Sukarelawan Aqua Karyawan terkait
Aqua
rencana
Pandaan)” pelaksanaan
acara 17an dalam rangka HUT RI di Danone Aqua Pandaan. Employee rekruitmen bersama
dengan
tim
resources
41
17.
Jumat, 08.0013 September 16.00 2013
development. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Diskusi lanjutan bersama dengan
tim
development
sustainable terkait
proses
perumusan dan implementasi CSR Danone Aqua Pandaan. Tahap awal pembuatan 18.
Sabtu, 08.0014 September 13.00 2013
kerangka laporan magang Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Bersama dengan sustainable
tim
development,
42
resources development, dan tim CSR SKAWAN berpartisipasi membantu persiapan rekreasi karyawan PT.Tirta Investama 19.
Senin, 08.0016 September 16.00 2013
Pandaan 2013. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Employee rekruitmen bersama dengan
tim
resources
development di Laboratorium Komputer. Administrasi Human Resources :
meeting
bersama
tim
resources development sebagai bagian dari panitia pelaksana acara
17an
untuk
mempersiapkan lanjutan 20.
Selasa, 08.0017 September 16.00 2013
rencana
dalam
rangka
menyambut HUT RI. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
43
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Bersama tim sustainable development peninjauan
melakukan rutin
terkait
perkembangan
aktivitas
perbaikan tandon warga. Meeting dengan Ketua RT.05 Desa
Karangjati
dalam
rangka
Bpk.Darso pembahasan
progress dan rencana lanjutan pembangunan masjid sebagai salah satu rangkaian aktivitas CSR Danone Aqua Pandaan, serta pembahasan permohonan bantuan
air
diajukan
minum oleh
yang panitia
pemilukades desa Karangjati kepada Danone Aqua Pandaan. Pembahasan bersama tim sustainable development terkait kebijakan CSR dalam PROPER yang
ditetapkan
Pemerintah
dan
oleh Badan
Lingkungan Hidup bagi dunia usaha
terutama
asing
yang
perusahaan
beroperasi
di
44
Indonesia. Lanjutan Induksi materi 6 Basic Safety Rules Danone Aqua Pandaan bersama tim resources 21.
Rabu, 08.0018 September 16.00 2013
development. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Administrasi Human Resources : (Input Data Job Cycle Check dan
Instruksi
Kerja
Penyeberangan
yang
dilaksanakan oleh tim Chief Security
bulan
Agustus-
September 2013). Tahap awal perumusan laporan 22.
Kamis, 08.0019 September 16.00 2013
magang oleh penulis. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini
45
sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Administrasi Human Resources :
bersama
tim
resources
development melakukan revisi struktur organisasi perusahaan Tirta Investama Pandaan sesuai hasil
meeting
untuk
secara
resmi ditetapkan pada tanggal 23.
Jumat, 08.0020 September 16.00 2013
01 Oktober 2013. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Administrasi Human Resources
:
bersama
tim
resources
development melakukan revisi struktur organisasi perusahaan Tirta Investama Pandaan sesuai hasil
meeting
untuk
secara
resmi ditetapkan pada tanggal 24.
Sabtu,
08.00-
01 Oktober 2013. Laporan Media bersama tim
46
21
September 13.00
2013
divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Bersama tim sustainable development
mengerjakan
administrasi CSR : Laporan progres keseluruhan aktivitas CSR Bulanan yang dijalankan oleh Danone Aqua Pandaan bersama masing-masing partner LSM
(SII,
Satu
Daun,
Paramitra) yang secara rutin dilaporkan kepada Head Office Danone Aqua Indonesia setiap 25.
Senin, 08.0023 September 16.00 2013
bulannya per tanggal 22. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan
47
dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Peninjauan rutin perbaikan
terkait
tandon
bersama
tim
warga
sustainable
development. Employee rekruitmen bersama dengan
tim
resources
development di Laboratorium 26.
Selasa, 08.0024 September 16.00 2013
Komputer. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Administrasi Human Resources : (Input Data Job Cycle Check dan
Instruksi
Penyeberangan
Kerja yang
dilaksanakan oleh tim Chief Security
bulan
Agustus-
September 2013). Employee rekruitmen bersama dengan
tim
resources
development di Laboratorium Komputer.
48
27.
Rabu, 08.0025 September 16.00 2013
Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Administrasi Human Resources :
bersama
tim
payroll,
resources development, dan tim bidang jurnalistik SKAWAN mempersiapkan payroll seluruh karyawan sekaligus pembagian buletin Tirta
bulanan
perusahaan
Investama
periode
Pandaan
Agustus-September
2013. Mengecek
pengerjaan
perbaikan tandon warga yang tak kunjung usai dilakukan oleh 28.
Kamis, 08.0026 September 16.00 2013
partner LSM Paramitra. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
49
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Bersama tim sustainable development
merumuskan
pembuatan memo donasi terkait permohonan bantuan produk air mimun
oleh
warga
Karangjati
desa untuk
penyelenggaraan PEMILUKADES, penyelenggaraan donor darah massal oleh persatuan media Jawa Timur, dan permohonan bantuan
doorprize
yang
diajukan oleh Dinas Keuangan Kabupaten
Pasuruan
dalam
rangka menyambut Hari Jadi Kabupaten
Pasuruan
di
Pendopo Kabupaten. Bersama panitia dan tim CSR SKAWAN perlombaan
menyelenggarakan antar
karyawan
sebagai rangkaian acara 17an 29.
Jumat, 08.0027 September 16.00 2013
Danone Aqua Pandaan. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak
50
yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Administrasi Human Resources :
bersama
tim
payroll,
resources development, dan tim bidang jurnalistik SKAWAN mempersiapkan payroll seluruh karyawan sekaligus pembagian buletin Tirta
bulanan
perusahaan
Investama
periode
Pandaan
Agustus-September
2013. Bersama
tim
development
sustainable merumuskan
pembuatan memo donasi terkait permohonan bantuan produk air mimun
oleh
warga
Karangjati
desa untuk
penyelenggaraan PEMILUKADES, penyelenggaraan donor darah massal oleh persatuan media Jawa Timur, dan permohonan bantuan
doorprize
yang
diajukan oleh Dinas Keuangan Kabupaten
Pasuruan
dalam
rangka menyambut Hari Jadi
51
Kabupaten
Pasuruan
di
Pendopo Kabupaten. Bersama tim sustainable development pelatihan
dan
legalitas bagi
menghadiri
usaha
persiapan Pra-Koperasi
kelompok
ekonomi
WANJATI di Griya Super Desa 30.
31.
32.
Sabtu, 08.0028 September 16.00 2013 Senin, 08.0030 September 16.00 2013 Selasa, 08.0001 Oktober 2013 16.00
Karangjati. Penulis ijin terkait keperluan keluarga. Penulis ijin terkait keperluan keluarga. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Sharing dengan pembimbing magang dan tim sustainable development terkait penyusunan laporan magang. Meeting dengan LSM SII di Basecamp SII Karangjati terkait penyusunan survey ALBERTA
52
bagi seluruh program CSR yang dilaksanakan oleh semua Plant Danone Aqua
di
Indonesia
sesuai ketetapan Head Office Danone Aqua. Administrasi CSR : Bersama tim sustainable development merumuskan
dan
menjadwalkan pertemuan
agenda
dengan
masing-
masing External Stakeholder sebagai
bentuk
External
aktivitas Stakeholder
Engagement
yang
menjadi
salah satu tugas utama divisi Stakeholder Relation Danone 33.
Rabu, 02 Oktober 2013
08.0016.00
Aqua Pandaan. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Peninjauan tahap
akhir
pengerjaan perbaikan Tandon Warga
dan
meeting
tahap
lanjutan pengerjaan pipa irigasi
53
untuk mengalirkan air tandon ke rumah-rumah warga bersama Panitia dan LSM Paramitra di Basecamp
Paramitra
Karangjati. Sharing process
Desa
in
line
production yang dilakukan oleh Danone
Aqua
memproduksi 34.
Kamis, 03 Oktober 2013
08.0016.00
dalam
produk
air
minum dalam kemasan mereka. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Administrasi Human Resources :
bersama
tim
resources
development melakukan revisi struktur organisasi perusahaan Tirta Investama Pandaan sesuai hasil
meeting
untuk
secara
resmi ditetapkan pada tanggal 01 Oktober 2013. Bersama pembimbing magang melakukan aktivitas Plant Tour ke
area
produksi
Aqua
5
54
Gallon. Bersama
tim
development Paramitra
sustainable dan
LSM
serta
Panitia
melakukan Trial Tandon Warga 35.
Jumat, 04 Oktober 2013
08.0016.00
yang telah selesai diperbaiki. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Bersama tim sustainable development Paramitra
dan serta
LSM
perwakilan
Panitia melakukan peninjauan dan
pengecekan
terakhir
kondisi tandon warga Bersama tim sustainable development Paramitra Panitia dengan bersmaa
dan serta
melakukan agenda Ketua
LSM
perwakilan meeting koordinasi Panitia
pembangunan Tandon Warga Bpk Arief untuk melakukan pengerjaan pipa irigasi dan
55
distribusi air tandon ke rumah36.
Sabtu, 05 Oktober 2013
08.0013.00
rumah warga. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Penulis melakukan dubbing terkait induksi Safety Briefing untuk area 2 Mizone sesuai instruksi yang diberikan oleh (Tim Kesiagapan dan Tanggap Darurat) TKTD area. Penulis Bersama
tim
engineering dan maintenance planner area melakukan Plant Tour Area Mizone. Lanjutan Induksi materi 6 Basic Safety Rules dan TKTD Danone Aqua Pandaan bersama 37.
Senin, 07 Oktober 2013
08.0016.00
tim resources development. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak
56
yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Employee rekruitmen bersama dengan
tim
resources
development di Laboratorium Komputer. Bersama development
tim dan
resources employee
relation melaksanakan Danone People Survey 2013 kepada seluruh karyawan Danone Aqua Pandaan di Auditorium dan dilanjutkan Danone
pembagian
People
form
Survey
ke
beberapa divisi dan area lain yang belum melakukan survey. Sharing bersama tim divisi performance terkait penerapan konsep DAMAWAY (Danone My Way) di perusahaan Tirta Investama Pandaan. Bersama pembimbing dan tim resouces
development
melakukan plant tour terakhir ke seluruh area perusahaan untuk mengetahui keseluruhan proses produksi yang dilakukan oleh Danone Aqua Pandaan.
57
Bersama
tim
sustainable
development dan engineering melakukan perbaikan
pengecekan pompa
air
dan yang
selama ini difungsikan untuk mengalirkan dari air perusahaan ke rumah-rumah warga. Hal ini dilakukan
sebagai
respon atas
bentuk
komplain
yang
diajukan oleh warga disekitar perusahaan yang mengeluhkan tersendatnya aliran air kerumah mereka (aktivitas ini termasuk dalam rangkaian aktivitas stake holder complaint yang menjadi tanggungjawab 38.
Selasa, 08 Oktober 2013
08.0016.00
divisi
stakeholder relation). Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Presentasi, Sharing,
dan
Evaluasi beberapa materi kuliah yang penulis pelajari dalam
58
program
studi
Internasional
Hubungan
kepada
Divisi
Stakeholder Relation terutama berkaitan dengan materi Isu-isu negara
berkembang,
CSR,
MNC, Diplomasi Publik, dan 39.
Rabu, 09 Oktober 2013
08.0016.00
manajemen konflik. Laporan Media bersama tim divisi sustainable development agar
dapat
informasi,
menangkap
terutama
yang
bersumber dari media cetak yang
berkaitan
dengan
perusahaan secara lebih dini sebagai
bentuk
langkah
antisipatif dalam merumuskan dan
mengimplementasikan
program CSR mereka. Presentasi, Sharing,
dan
Evaluasi beberapa materi kuliah yang penulis pelajari dalam program
studi
Internasional
Hubungan
kepada
Divisi
Stakeholder Relation terutama berkaitan dengan materi Isu-isu negara
berkembang,
CSR,
MNC, Diplomasi Publik, dan manajemen konflik. Sharing dan evaluasi terkait kelemahan
dan
kelebihan
berbagai
aspek
dalam
perusahaan
terutama
terkait
59
program CSR, maupun Kinerja divisi Human Resources dan Stakeholder Relation
yang
selama ini menjadi area kerja penulis
selama
penulis
melakukan kegiatan magang di PT.Tirta Investama Pandaan. Sharing
dan
evaluasi
dilakukan
oleh
Stakeholder
Relation
Human
Resources
juga Divisi dan terkait
kontribusi maupun kelemahan dan kelebihan penulis selama menjadi pekerja magang. Perpisahan penulis sebagai pekerja magang di PT.Tirta Investama
(Danone
Aqua)
Pandaan. 2.2.2 Penjelasan Kegiatan Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh penulis selama menjalankan PKN di PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Pandaan selama 39 hari kerja, adapun penjelasan dari berbagai kegiatan tersebut yakni : Kegiatan Utama a. Induksi Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan, Basic Safety Rules, Area PT.Tirta Investama Pandaan PT.Tirta Investama Pandaan yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri air minum dalam kemasan (AMDK) merupakan perusahaan yang sangat concern terhadap masalah safety (keselamatan). Perusahaan bahkan mengatur berbagai
60
kebijakan terkait masalah safety ini kepada seluruh pihak yang berada di area kerja, bukan hanya karyawan saja. Ganbar 2.1 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Tirta Investama Pandaan
Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa tumpuan utama pendapatan perusahaan seluruhnya bersumber pada produksi air minum, maka perusahaan akan semaksimal mungkin berupaya untuk menjaga proses produksi tersebut agar tidak mengalami gangguan. Pada akhirnya berbagai faktor yang dinilai dapat menjadi penyebab terganggunya proses produksi harus dapat diminimalisir, bahkan semaksimal mungkin dicegah agar tidak sampai terjadi. Diantara berbagai faktor yang menjadi pemicu terganggunya proses
produksi, faktor safety dinilai menjadi salah satu faktor paling utama
61
yang dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Jika dirunut, hal ini tidak lain disebabkan oleh proses produksi Aqua sendiri yang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan mesin-mesin produksi yang menjadi organ utama dalam unit bisnis mereka. Komitmen perusahaan untuk menjaga keseluruhan proses produksi air minum agar tidak tersentuh oleh tangan manusia demi mencapai kualitas produk yang baik, menyebabkan Danone Aqua Pandaan sangat mengandalkan keberadaan mesin-mesin produksi tersebut. Namun, mesin-mesin produksi itu tidak akan mampu beroperasi dengan maksimal tanpa keberadaan manusia sebagai pengendalinya. Maka dengan kata lain, man dan machine adalah dua hal yang sama pentingnya. Mesin (machine) dan keseluruhan proses produksi tidak akan berjalan dengan baik apabila manusia (man) yang mengendalikannya tidak berada dalam kondisi yang sama baiknya. Perusahaan kemudian mendefinisikan kondisi manusia yang baik ini sebagai sebuah kondisi yang “safety”. Sehingga perusahaan kemudian sangat berupaya untuk menjaga dan meningkatkan kondisi manusia agar selalu berada dalam kondisi safety agar proses produksi tidak terganggu. Kondisi yang safety akan dapat membuat perusahaan mencapai kualitas dan produktivitas yang maksimal. Semisal saja, apabila seorang karyawan berada dalam keadaan sakit atau mengalami kecelakaan kerja atau berada dalam keadaan “unsafe condition” maka produksi yang awalnya berada dalam kondisi maksimal akhirnya terganggu karena kualitas dan produktivitasnya menurun.
62
Implementasi nyata yang berupaya dilakukan oleh Danone Aqua Pandaan adalah dengan merumuskan berbagai bentuk kebijakan yang dapat menghindarkan setiap orang yang berada di area kerjanya dari berbagai bentuk “unsafe condition”. Selain menciptakan dan menanamkan motto “I responsible for my own condition and others” pada masing-masing karyawan, perusahaan juga menetapkan 6 kebijakan dasar keselamatan (6 Basic Safety Rules) yang wajib ditaati oleh setiap orang yang berada di area perusahaan, diantaranya : 1. Berpakaian sopan dan berperilaku aman 2. Wajib memakai sepatu (safety shoes sesuai dengan standart yang telah ditetapkan) dan berjalan di jalur pejalan kaki 3. Wajib mematuhi rambu-rambu keselamatan yang ada di area perusahaan 4. Menggunakan APD (Alat Pengamanan Diri) yang telah ditetapkan 5. Merokok hanya diperbolehkan pada tempat yang telah disediakan 6. Segera melaporkan setiap menemukan kondisi yang berbahaya Selama menjalankan aktivitas PKN di Danone Aqua Pandaan, pemahaman dan implementasi dari butir-butir kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta 6 Basic Safety Rules yang telah diuraikan diatas telah menjadi bekal sekaligus kewajiban utama yang harus dilaksanakan oleh penulis. Keteguhan dan kedisiplinan perusahaan dalam menjaga dan memelihara nilai safety sebagai standart utama perusahaan menjadikan setiap orang yang akan menjalankan aktivitas didalamnya diwajibkan patuh dan melaksanakan peraturan
63
yang ada. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pemberian teguran dan sanksi tegas terutama bagi karyawan dan peserta magang
yang
terbukti
melanggar
kebijakan
dengan
membiarkan dirinya, maupun oranglain berada dalam kondisi unsafe condition. Bukan hanya diberlakukan bagi karyawan baru, tamu, atau bahkan peserta magang saja, namun keseluruhan pihak yang berada di dalam perusahaan akan memperoleh
induksi mengenai
kedua
kebijakan
utama
perusahaan tersebut secara berulang-ulang. Terutama bagi peserta magang dan karyawan baru, pada setiap minggunya akan dilaksanakan induksi reguler terkait kedua kebijakan penting diatas. Dalam induksi tersebut secara lebih dalam membahas mengenai alasan perusahaan menjadikan safety sebagai nilai dan pedoman utama, pembahasan terhadap kurang lebih sekitar 30.000 unsafe condition yang ada dan perlu kita hindari, diskusi serta implementasi detail terhadap setiap butir kebijakan yang ada. Hal ini secara keseluruhan dimaksudkan agar didalam lingkungan perusahaan Danone Aqua akan tercipta budaya safety yang akan menjadi pedoman bagi setiap orang dalam melakukan aktivitasnya. b. Induksi dan materi Safety Briefing dengan divisi Plant Controller, Human Resources, dan divisi Stakeholder Relation Safety Briefing merupakan salah satu aktivitas rutin yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan Aqua secara reguler (secara rutin dilakukan diawal minggu). Sesi safety briefing dilakukan sebelum memulai aktivitas kerja, dengan alokasi waktu yang diberikan sekitar
64
kurang lebih 1 jam setelah jam masuk kerja dimulai. Dalam safety briefing ini diadakan sharing mengenai informasi dan peristiwaperistiwa penting diantara para karyawan terutama yang berkaitan dengan keselamatan dan kecelakaan. Hal ini ditujukan sebagai langkah antisipatif dan dukungan terhadap upaya Aqua untuk menjadi perusahaan internasional yang mewujudkan standart "zero accident". Dalam Safety Briefing tersebut penulis berkesempatan untuk terlibat dalam sharing dengan para karyawan terutama dari divisi Plant Controller, Human Resources, dan divisi Stakeholder Relation agar dapat belajar lebih dalam mengenai kondisi dan standart “safety” yang mereka jalankan. Sesi safety briefing ini sekaligus dimanfaatkan oleh masing-masing karyawan untuk saling mengevaluasi perilaku kerja mereka selama satu minggu sebelumnya. Setelah masing-masing orang memperoleh kesempatan untuk menyampaikan berbagai kejadian dan peristiwa yang berkaitan dengan keselamatan dan kecelakaan dengan tujuan agar setiap orang mampu mengambil nilai dan pelajaran penting dari berbagai peristiwa tersebut, sehingga mampu menghindarkan diri mereka dari berbagai keadaan “unsafe condition” baik saat di dalam maupun di luar area kerja. Kemudian moderator akan memberikan kesempatan bagi masing-masing orang untuk saling mengevaluasi perilaku kerja dan kondisi-kondisi yang dianggap dapat membuat rekan kerja maupun dirinya berada dalam kondisi yang berbahaya selama berada di area kerja. Selain itu, pada kesempatan ini pula akan disampaikan mengenai
65
target mingguan yang ingin dicapai oleh perusahaan, terutama berkaitan dengan aspek safety dan beberapa aspek lain seperti quality, dan productivity plant. Aspek safety dalam hal ini menjadi salah satu target penting yang harus dicapai, karena pada setiap bulannya akan dilakukan audit dari pihak internal, cross plant, maupun external perusahaan. Audit akan dilakukan sesuai dengan standart dan ketentuan dalam sistem yang disebut dengan “WISE System” yang telah dibuat oleh Head Office Danone Aqua. c. Laporan Media Penulis bersama dengan tim sustainable development Aqua setiap harinya diwajibkan untuk melaporkan berbagai pemberitaan dari media cetak maupun elektronik terutama yang dinilai berkaitan dengan bisnis perusahaan. Misalkan saja pemberitaan terkait ekonomi, lingkungan, sumberdaya air, bencana, dsb yang dinilai memberi pengaruh terhadap perusahaan. Pemberitaan yang diambil terutama dikhususkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar area perusahaan (terutama Lingkup Pasuruan). Tujuan dari aktivitas laporan media ini adalah agar tim divisi sustainable development dapat menangkap informasi lebih dini yang berhubungan dengan perusahaan sebagai langkah antisipatif bagi perusahaan. Informasi ini kemudian menjadi salah satu informasi penting yang akan disampaikan dalam meeting sehingga dapat menjadi salah satu acuan dan bahan pertimbangan perusahaan dalam merumuskan berbagai kebijakan terutama yang berhubungan dengan
66
stakeholder, maupun dalam hal perumusan dan implementasi program CSR mereka. Misalkan saja ketika terdapat media cetak yang memuat berita mengenai terjadinya kebakaran hutan di Gunung Arjuna yang merupakan salah satu hutan yang menjadi wilayah tangkapan air utama Aqua Pandaan, penulis dan tim dapat segera mengagendakan meeting dengan divisi terkait untuk segera merumuskan langkah dan kebijakan apa yang perlu diambil oleh perusahaan untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Hal ini yang menjadi salah satu alasan utama mengapa aktivitas laporan media menjadi begitu penting. Karena melalui laporan media tersebut perusahaan mampu dengan cepat memberikan respon atas berbagai peristiwa penting yang dinilai berkaitan dengan mereka. Adapun beberapa media cetak yang menjadi sumber utama penulis dan tim sustainable development gunakan
sebagai sumber dalam laporan media adalah Jawa Pos, Kompas, Radar Bromo, dan Radar Bangil-Pasuruan. Tabel 2.3 Tabel Liputan Media
67
d. Diskusi mengenai UU CSR yang diterapkan pemerintah Indonesia terhadap perusahaan Pada masa awal pelaksanaan magang penulis memperoleh banyak kesempatan untuk berdiskusi dengan pembimbing magang di lapangan, yang juga sekaligus manager dari divisi stakeholder relation yang bertanggungjawab langsung terkait CSR yang dilaksanakan oleh Danone Aqua Pandaan, yaitu Bpk Fafit Rahmat Aji. Pada kesempatan tersebut penulis kemudian banyak menggali informasi mengenai persepsi dan opini pembimbing sebagai representasi perusahaan terhadap isu CSR itu sendiri. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggungjawab sosial perusahan dipandang oleh Danone Aqua sebagai sebuah komitmen ganda. Bagi perusahaan, pencapaian kinerja ekonomi dan perhatian terhadap aspek sosial harus mampu berjalan beriringan. Selama ini perusahaan berupaya berpegang teguh terhadap komitmen tersebut sehingga tercipta keseimbangan antara keberhasilan ekonomi yang mereka peroleh dengan kemajuan sosial yang tengah mereka upayakan. Sehingga CSR tidak lagi dikategorikan sebagai sebuah kewajiban ataupun hak bagi perusahaan. Kontribusi sosial yang diberikan kepada masyarakat juga tidak lagi hanya berorientasi pada hasil, melainkan lebih berupaya untuk mengutamakan proses yang
68
terjadi dan terciptanya unsur pemberdayaan di masyarakat yang menerima CSR. Di Indonesia sendiri, selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir isu mengenai CSR memang merupakan sebuah isu yang begitu menarik untuk dibahas. Bahkan pemerintah sendiri kemudian menetapkan kebijakan yang berfungsi untuk mengatur CSR tersebut melalui UU NO.40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Selain itu saat ini juga tengah dibahas sebuah RUU Perseoran Terbatas yang rencananya akan mewajibkan seluruh Perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial, terutama bagi mereka yang menjalankan usaha yang berkaitan dengan sumberdaya alam. Hal ini yang kemudian berkembang
menjadi
sebuah
polemik,
yang
melatarbelakangi
ketertarikan penulis untuk mengetahui tanggapan Danone Aqua sebagai perusahaan asing yang menjadi objek dari kebijakan tersebut, sejauh mana penilaian mereka mengenai kebijakan tersebut,dan perlukah CSR itu sendiri diatur. Selama diskusi pembimbing
menuturkan
mengenai
pandangannya terhadap pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terkait kewajiban CSR bagi perusahaan. Menurut beliau, pengaturan terkait kewajiban CSR bagi perusahaan itu sebenarnya tidak perlu dilakukan. Mengingat pengaturan yang dilakukan pemerintah tersebut rencananya juga akan menyentuh pada besaran anggaran CSR yang akan dialokasikan oleh perusahaan. Hal ini dinilai akan berdampak pada terganggunya iklim usaha. Peraturan ini juga
69
dinilai sebagai sesuatu yang memberatkan bagi dunia usaha karena selama ini perusahaan juga telah mengalokasikan dana yang cukup besar untuk pembayaran pajak kepada negara. Ketidaksetujuan ini juga didasarkan pada pertimbangan bahwa kesejahteraan masyarakat serta tugas sosial lainnya juga menjadi tanggungjawab yang harus dipikul oleh pemerintah. Sebaliknya pengaturan terkait dampak lingkungan dan juga limbah hasil produksi masih dinilai sebagai sesuatu yang lazim dilakukan oleh pemerintah, untuk mengatasi dampak dan kerusakan yang mungkin timbul akibat operasional perusahaan. Namun kebijakan yang kemudian mewajibkan adanya kontribusi sosial bagi masyarakat seolah menjadi sebuah paksaan yang dinilai kurang tepat. Karena perusahaan seperti Danone sendiri terus berupaya memegang teguh komitmen ganda mereka untuk terus berkontribusi pada pemberdayaan sosial masyarakat serta lingkungan. Perusahaan menilai harmonisasi antara kemajuan bisnis dan tanggungjawab sosial yang mereka lakukan yang akan membuat mereka tumbuh semakin besar dan kokoh. Perusahaan seperti Danone juga menyadari pentingnya keberadaan lingkungan dan ketersediaan air bagi operasional mereka. Sehingga keperdulian terhadap sosial dan lingkungan mampu tumbuh dengan sendirinya. Itulah sebabnya perusahaan menilai bahwa tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR itu tidak harus menjadi sebuah ketentuan
70
yang mengikat, karena selain berdampak negatif hal itu juga seringkali akan membebani operasional perusahaan. e. Peninjauan ke aktivitas pembangunan Tandon Warga sebagai salah satu dari serangkaian aktivitas dalam program CSR “WASH” milik Danone Aqua Pandaan yang tengah berjalan Program Water Access Sanitation and Hygiene (WASH) merupakan satu dari ketiga program utama CSR yang dijalankan oleh Aqua Plant Pandaan. Program WASH sendiri dilaksanakan di Dusun Jati Anom sebagai salah satu wilayah yang berada dalam area ring 1 perusahaan. Secara keseluruhan tujuan utama dari program ini adalah untuk memenuhi dan mengembangkan Sarana Air Bersih (SAB), peningkatan Sanitasi Lingkungan, serta menciptakan pola dan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) di masyarakat. Dusun Jati Anom sendiri merupakan salah satu dusun yang berada dalam wilayah desa Karangjati, kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Letak dusun ini sendiri berada di sebelah utara pabrik Danone Aqua Pandaan, dengan jumlah penduduk sebanyak 205 KK. Sumber air bersih yang menjadi tumpuan utama bagi warga dusun selama ini berasal dari lingkungan pabrik, dan sekaligus bentuk penyaluran dari overflow bahan baku utama pada awal pabrik Danone Aqua beroperasi. Seiring dengan potensi air yang makin berkurang ditambah peningkatan produksi air minum kemasan, maka cepat atau lambat upaya pemisahan harus mulai diinisiasi. Salah satu upaya ini adalah dengan cara membantu warga dusun untuk mencari sumber
71
mata air baru dan membangun sarana prasarana air bersih untuk dialirkan pada instalasi yang telah termanfaatkan selama ini. Dengan adanya instalasi air bersih yang sepenuhnya dikelola masyarakat maka permasalahan berkurangnya debit air maupun terputusnya pasokan air dapat secepatnya teratasi dengan cepat dan tepat. Dalam implementasi program tersebut, Aqua kemudian menggandeng LSM Paramitra sebagai mitra kerja mereka. Sesuai dengan workplan yang telah disepakati bersama maka program WASH mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 hingga bulan Mei 2013. Berikut merupakan gambaran umum mengenai rangakaian pelaksanaan program WASH yang menjadi salah satu tugas utama yang dilaksanakan oleh penulis selama menjalankan aktivitas magang, diantaranya: 1. Program WASH mulai dijalankan dengan melakukan koordinasi persiapan pelaksanaan program dengan pemerintah desa. Hal ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan dan pemahaman bersama antara pihak Aqua, LSM, dan pemerintah dusun mengenai maksut dan tujuan program yang akan dijalankan. 2. Setelah melakukan berbagai persiapan yang diperlukan, pihak LSM dengan didampingi oleh pihak Aqua kemudian melakukan pemetaan sosial terkait potensi dan masalah yang ada, serta penggalian gagasan masyarakat mengenai Sistem Air Bersih dan Sanitasi. Dalam hal ini pemetaan yang dilakukan tidak hanya
72
sebatas pada kondisi masyarakat dan kelembagaan yang ada, namun juga mencakup konflik kepentingan yang ada didalamnya. Selain itu pemetaan juga menyentuh potensi dan permasalahan air bersih yang ada di Dusun Jati Anom. Mengingat selama ini warga menilai air bersih yang ada masih belum/ kurang mencukupi kebutuhan warga. 3. Pasca melakukan pemetaan, aktivitas berikutnya yang dijalankan adalah pertemuan yang dilakukan antara pihak LSM Paramitra, Pihak Aqua, bersama masyarakat untuk membentuk panitia pelaksana pembangunan dan penentuan opsi Sarana Air Bersih (SAB) yang akan dibangun. Dalam hal ini panitia SAB yang terbentuk merupakan perwakilan warga dari empat RT yang ada, yang kemudian bersama-sama memutuskan untuk membangun 1 sumur bor dan tandon air dengan kapasitas yang besar yang rencananya akan mampu mengcover kebutuhan air dari 205 KK yang ada. 4. Setelah melakukan berbagai survey terkait lokasi dan pengukuran jaringan air bersih, maka tahap pengeboran sumur mulai dilakukan pada tanggal 4 April hingga 30 Mei 2013. Pelaksanaan pengeboran dilakukan selama 52 hari efektif, dengan kedalaman sumur mencapai 60 meter dengan menggunakan jasa pengeboran. Pasca pengeboran kemudian dilakukan tahapan pumping test dengan tujuan untuk mengecek debit air yang ada. Sesuai dengan
73
kedalaman sumur dan kebutuhan debit air guna memenuhi kebutuhan warga maka dilakukan pemasangan pompa sumur dalam (Submersible) dan pemasangan jaringan listrik pada tanggal 16 Mei 2013. 5. Pasca penyelesaian pengeboran sumur, aktivitas kemudian beralih pada pembangunan tandon air untuk warga yang telah disesuaikan dengan kesepakatan bersama. Maka dibangunlah tandon air dengan volume 4x4x2m dengan tinggi pilar penyangga setinggi 3 meter. Rencana pembangunan tandon itu sendiri dijadwalkan akan dilaksanakan selama 35 hari terhitung sejak tanggal 25 Mei 2013. Dalam hal ini pihak Aqua yang diwakili oleh tim sustainable development kemudian menyerahkan perihal perumusan design dan pemilihan pelaksana kontraktor tandon kepada kesepakatan panitia pelaksana pembangunan, LSM Paramitra dan warga sebagai salah satu bentuk pemberdayaan. 6. Namun aktivitas pembangunan tandon air yang sebelumnya diperkirakan hanya akan memakan waktu 35 hari untuk kemudian segera dialirkan kepada warga, ternyata mengalami berbagai kendala yang membuatnya mundur dari target semula. Bahkan dapat dikatakan tahapan pembangunan tandon air merupakan masalah utama yang menghambat keberhasilan program CSR WASH
secara
keseluruhan.
Hal
ini
dikarenakan
proses
pembangunan tandon yang mengacu pada kesepakatan bersama
74
antara panitia pelaksana, pihak LSM, serta masyarakat sekitar ternyata mengalami kebocoran dan keretakan yang cukup parah. Tandon tersebut bocor dan retak karena bangunan dasar (pondasi) yang tidak mampu menahan berat air yang ada. Dimana diperkirakan berat air pada saat tandon terisi air penuh ± 30.000m³. 7. Pada masa-masa awal peninjauan, penulis bersama dengan tim sustainable development Aqua Pandaan terjun untuk secara langsung mengecek kondisi tandon sebagai bentuk respon awal atas pengaduan warga. Selama menjalankan aktivitas tersebut penulis tidak hanya melakukan dokumentasi saja, namun penulis lebih dituntut untuk ikut aktif berdiskusi, menganalisa, dan mengungkapkan gagasan-gagasan yang dapat digunakan sebagai solusi alternatif. Setelah meninjau langsung ke lokasi tandon, penulis bersama tim sustainable development kemudian menggelar meeting bersama dengan pihak panitia, masyarakat, serta LSM Paramitra. Dalam meeting tersebut masyarakat dan panitia mengutarakan kekecewaan mereka kepada pihak Aqua dan LSM Paramitra yang dinilai bertanggungjawab secara langsung terhadap permasalahan tersebut. Sedangkan pihak LSM sendiri kemudian menilai bahwa permasalahan kebocoran dan keretakan tandon terjadi akibat kesalahan bersama (pihak panitia, masyarakat, dan LSM Paramitra sendiri). Sehingga dalam meeting tersebut kemudian sempat terjadi perdebatan tajam antara pihak LSM
75
dengan panitia dan masyarakat. Pihak Aqua sendiri yang diwakili oleh
tim
sustainable
development
lebih
berupaya
untuk
menjalankan peran netral dan bertindak sebagai mediator konflik bagi masing-masing pihak. Selain itu menanggapi permasalahan tersebut, sebagai perwakilan perusahaan tim kemudian berusaha untuk memberi dukungan kepada seluruh pihak dan mengarahkan diskusi pada upaya untuk menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada dibanding bersikap saling menyalahkan masing-masing pihak. 8. Pada akhirnya setelah melakukan meeting dan diskusi dengan seluruh pihak terkait, kemudian diperoleh kesepakatan bersama untuk mengatasi masalah keretakan dan kebocoran tandon dengan melakukan perbaikan tandon, dan segera membangun jaringan pipa irigasi untuk menyalurkan air tersebut kerumah-rumah warga. 9. Perbaikan awal tandon dilakukan dengan terlebih dahulu menggelar meeting antara LSM Paramitra, panitia pembangunan tandon, serta tim sustainable development Danone Aqua Pandaan dengan
mendatangkan
pihak
Konsultan
Bangunan
untuk
membahas tindak lanjut permasalahan tandon di basecamp Karangjati. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengulangan kesalahan dalam rancangan struktur dan bahan bangunan tandon. Hasil pengecekan yang dilakukan oleh konsultan teknik
yang
didatangkan
langsung
oleh
tim
sustainable
76
development Aqua menyatakan bahwa terdapat kesalahan dan kegagalan dalam beberapa bagian konstruksi bangunan tandon dan menyarankan untuk melakukan perbaikan dengan merubah beberapa bagian dan design tandon sebelumnya. 10. Pasca pengecekan dan meeting tersebut dilakukan, tim sustainable development
bersama
penulis
kemudian
menyampaikan
perkembangan dan solusi yang disepakati bersama kepada pihak perusahaan. Dalam meeting internal tersebut hadir manager dari beberapa divisi utama serta Plant Manager Danone Aqua Pandaan. Secara keseluruhan, hasil meeting internal memutuskan untuk merumuskan back-up plan dengan menggandeng vendor milik internal perusahaan yang secara sengaja tidak disampaikan kepada pihak panitia, LSM Paramitra dan masyarakat dengan tujuan untuk menghindari terciptanya ketergantungan antara masyarakat dengan pihak perusahaan, serta agar pihak LSM dapat menjadikan masalah ini sebagai
pembelajaran
dan pengalaman
berharga
serta
memegang teguh tanggung jawab dan kredibilitas mereka. Keputusan lain yang cukup penting yang diperoleh dari meeting tersebut juga salah satunya membahas mengenai perlunya tim sustainable development untuk lebih aktif dalam melakukan monitoring dan pengecekan terhadap aktivitas perbaikan tandon warga yang retak dan bocor.
77
11. Tanggung jawab pengerjaan perbaikan tandon sesuai dengan saran yang diberikan oleh konsultan dalam pertemuan sebelumnya kemudian dilimpahkan kepada tim teknis dari LSM Paramitra yang sebelumnya telah dianggap melakukan kesalahan oleh masyarakat semasa pembangunan tandon. Design tandon yang dinilai lemah dan bahkan struktur dan kualitas bahan bangunan tandon yang buruk dinilai sebagai penyebab utama terjadinya kebocoran dan keretakan tandon. Secara keseluruhan tim teknis LSM Paramitra memang
memiliki
wewenang
untuk
menunjuk
pekerja
pembangunan tandon sebelumnya. Oleh sebab itu, panitia dan masyarakat menilai mereka sebagai pihak utama yang seharusnya melakukan perbaikan dengan menunjuk pekerja konstruksi baru yang jauh lebih kompeten. Pada mulanya peninjauan tim sustainable development bersama dengan penulis yang secara rutin dilakukan terhadap aktivitas pengerjaan perbaikan tandon warga menunjukkan
hasil
yang
cukup
mengecewakan.
Hal
ini
dikarenakan pengerjaan perbaikan tandon yang dilakukan oleh LSM Paramitra seringkali molor, tidak sesuai dengan jadwal dan tak kunjung usai. Menanggapi hal tersebut, penulis bersama dengan tim sustainable development kemudian menggelar meeting kecil bersama dengan ketua teknis dan keuangan LSM Paramitra untuk melakukan konfirmasi dan memberikan tenggat waktu perbaikan sebagai bentuk langkah tegas untuk mendisiplinkan
78
pihak-pihak yang tengah berkepentingan dalam proyek agar bekerja sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati bersama. Sehingga pengerjaan perbaikan dapat secepatnya dilakukan dan air dapat segera dialirkan kerumah-rumah warga. 12. Pada tanggal 03 Oktober 2013 pengerjaan perbaikan tandon akhirnya rampung. Tim sustainable development bersama dengan penulis kemudian melakukan peninjauan tahap akhir ke tandon warga untuk memastikan kondisi tandon tidak lagi mengalami keretakan dan kebocoran. Dalam peninjauan kali ini penulis kemudian melakukan pengecekan dan dokumentasi langsung ke beberapa bagian tandon yang dinilai krusial (pondasi, tiang penyangga utama, tangga naik, dinding dalam bak air, serta indikator air) dimana secara keseluruhan dapat dikatakan sudah berfungsi dengan baik. Keesokan harinya, tanggal 04 Oktober 2013 penulis bersama tim sustainable development kemudian melakukan trial terakhir untuk memastikan kondisi tandon bersama dengan panitia pelaksana, tim teknis LSM Paramitra, serta beberapa perwakilan warga. Setelah menilai kondisi dan kesiapan tandon dengan melakukan uji coba dinilai cukup, tim kemudian langsung melakukan meeting tahap lanjutan untuk membahas pengerjaan pipa irigasi untuk mengalirkan air tandon ke rumah-rumah warga bersama Panitia dan LSM Paramitra di Basecamp Paramitra Desa Karangjati. Meeting kemudian digelar dengan agenda koordinasi
79
bersama Ketua Panitia pembangunan Tandon Warga, yaitu Bpk Arif untuk melakukan pengerjaan pipa irigasi dan distribusi air tandon ke rumah-rumah warga. Pemasangan pipa irigasi ini dijadwalkan akan berlangsung selama 3 hari. Pemasangan irigasi dilakukan dengan memotong sebagian besar pipa air utama dari perusahaan ke rumah-rumah warga dan menggantinya dengan pipa yang terhubung langsung dengan tandon air sebagai bentuk pemisahan sesuai dengan salah satu tujuan utama yang ingin dicapai dari proyek tersebut. 13. Pasca pemasangan pipa irigasi usai, pada tanggal 07 Oktober penulis bersama dengan tim sustainable development, panitia, tim teknis
LSM
Paramitra
dan perwakilan
warga melakukan
pengecekan dan trial pengaliran air dari tandon ke rumah-rumah warga. Air dari tandon akhirnya berhasil mengalir ke seluruh rumah warga dengan debit yang cukup besar dan segera dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun tim kemudian secepatnya melakukan koordinasi kembali untuk menjadwalkan pembahasan terkait pengelolaan Saluran Air yang telah berhasil dibangun seperti sumur bor dan tandon air. Diharapkan
nantinya
akan
terbentuk
sebuah
kelembagaan
pengelolaan air sebagaimana yang tertuang dalam Logical Framework dan Workplan program WASH. Pembentukan lembaga ini nantinya akan dapat digunakan sebagai salah satu indikator
80
keterlibatan dan kemandirian masyarakat Dusun Jati Anom ketika program benar-benar berakhir. Sejauh ini tim dan LSM masih berupaya untuk mendoorong Lembaga yang ada seperti Panitia Pelaksana Pembangunan dan Karang Taruna Dusun Jati Anom. Penyiapaan kelembagaan nantinya juga akan berupaya memetakan potensi lembaga Dusun Jati Anom dan akan menjadwalkan musyawarah rutin
dengan panitia Saluran Air Bersih. Dalam
musyarawah nantinya juga membahas mengenai mekanisme dan aturan pengelolaan sarana air bersih yang telah dibangun. f. Meeting SSMA (Sekolah Sahabat Mata Air) bersama dengan LSM Satu Daun dan Perwakilan Head Office Danone Aqua Salah satu meeting yang cukup penting yang penulis hadiri selama menjalankan aktivitas magang, salah satunya adalah meeting mengenai rencana pembentukan program CSR Danone Aqua yang bertajuk Sekolah Sahabat Mata Air (SSMA) yang di gelar di Watu Agung, Pandaan Jawa Timur. Meeting kali ini dihadiri oleh penulis bersama tim sustainable development dari Danone Aqua Pandaan, LSM Satu Daun, dan Perwakilan Head Office Aqua yang menangani bidang sustainable development (Bpk.Arief). Meeting tersebut menjadi salah satu meeting awal pada saat penulis melakukan aktivitas PKN, karena dalam pertemuan tersebut penulis memperoleh beragam pengetahuan dan informasi awal mengenai program-program CSR yang dilakukan melalui mekanisme kerjasama dengan mitra LSM.
81
Pada meeting tersebut kemudian dibahas mengenai latar belakang pembentukan program CSR Sekolah Sahabat Mata Air. Diuraikan bahwa grand design program CSR Danone Aqua Indonesia yang bertajuk “Aqua Lestari” berawal dari adanya kesadaran atas lingkungan. Aqua Lestari sendiri berfokus pada empat hal utama, yaitu : 1. Pelestarian Air dan Lingkungan Core bisnis Aqua yang bertumpu pada sumber daya air, kemudian membuat Head Office Danone Aqua Indonesia memutuskan untuk mewajibkan setiap pabrik Aqua di Indonesia
untuk
merancang
berbagai
program-program
sustainable development yang bergerak pada bidang pelestarian air dan juga lingkungan. 2. Praktik Perusahaan Ramah Lingkungan Tidak hanya dilaksanakan dalam bentuk program CSR, namun hal tersebut juga dipraktikkan dalam internal
perusahaan.
Perusahaan Aqua berupaya menerapkan nilai-nilai ramah lingkungan ini dalam perusahaan misalnya saja dengan adanya program Water Ratio, Hemat Energi (dengan berupaya meminimalisir penggunaan energi melalui pembesaran jendelajendela perusahaan dan penggantian lampu diruang kantor dan area produksi dengan lampu hemat energi, pembangunan penerangan jalan menggunakan solar cell, heater), Zero Waste (penanganan limbah dan sampah pabrik menggunakan konsepkonsep yang ramah lingkungan). 3. Pengelolaan Distribusi Produk
82
Daur ulang terakhir produk sampah plastik yang dihasilkan oleh Aqua dikelola melalui sebuah program CSR yang bertajuk “Sampah Rupiah” dengan tujuan untuk menarik kembali sampah-sampah yang ada di masyarakat untuk di re-use kembali. Program ini sendiri telah lebih dahulu dilaksanakan sebelum kehadiran penulis sebagai peserta magang. Inisiasi tehadap Program CSR “Sampah Rupiah” dilakukan mengingat kemasan Aqua
jenis sampah yang banyak diminati oleh
pemulung, sehingga dalam rangkaian program tersebut juga diinisiasi sebuah program yang ditujukan bagi terciptanya pemberdayaan untuk para pemulung. 4. Pelibatan dan Pemberdayaan Masyarakat Unsur pelibatan dan pemberdayaan masyarakat yang menjadi salah satu tujuan utama diimplementasikan Danone Aqua dengan menggandeng LSM sebagai mitra kerjanya. LSM disini merupakan ujung tombak pelaksanaan CSR dengan tujuan utama pemberdayaan masyarakat. Perusahaan Danone Aqua Pandaan sendiri dalam implementasi program CSRnya menggandeng tiga LSM yaitu SII, Satu Daun, dan Paramitra. Tujuan utama program CSR Aqua yang berupaya untuk melakukan
pengembangan
masyarakat
yang
berbasis
pada
pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan dirumuskan dengan mengacu pada sebuah konsep CSR yang terintegrasi. Gambar 2.2. Konsep CSR Danone Aqua yang Terintegrasi
83
Target : Program yang tidak besar, diutamakan mengcover keseluruhan area ring I perusahaan, namun dilakukan dengan bertanggung jawab dan secara bertahap Konsep : Program CSR yang di design berdasarkan pengembangan potensi yang sudah ada, terutama potensi ekonomi masyarakat
Hulu 2 Sumber Mata Air: Gunung Bromo Gunung Arjuna
1. Rencananya di area hilir akan dilaksanakan program Sekolah
gah n e Sahabat Mata Air (SSMA) dengan menggandeng Stake Holder T
AQUA
dan mengkaderisasi para siswa sekolah sebagai aspek dan upaya politik. 2. Operasional bisnis Aqua dilakukan dibawah 2 lapisan air
Hilir
permukaan. Namun Aqua tetap berupaya memfasilitasi masyarakat yang merasa bahwa debit airnya berkurang ataupun terambil. 3. Project WASH yang dilaksanakan oleh Danone Aqua Pandaan dengan menggandeng mitra LSM Paramitra, dan Danone Aqua Keboncandi
dengan
menggandeng
mitra
LSM
SII,
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengatasi isu-isu kekeringan dan kekurangan air. 4. Dalam hal ini Aqua merupakan satu-satunya perusahaan yang berupaya agriculture.
membangun
dan
melaksanakan
sustainable
Merupakan Area Konservasi yang berfungsi sebaga sebag daerah tangkapa air (Pertahanan SDAir)
84
5. Dalam meeting juga ada dibahas mengenai adanya rencana penyatuan program level economic development tahun depan ke level yang lebih tinggi, yaitu level kabupaten. Sedangkan program konservasi telah sebelumnya ditarik ke level kabupaten Pasuruan. 6. Dalam meeting juga disebutkan mengenai aspek peningkatan project management dengan memperhatikan aspek-aspek berikut sebagai tujuan utama yang ingin dicapai, diantaranya : a. Mencapai goal perusahaan b. Mengelola Sumber Daya (People, Time, Money) c. Membangun mekanisme prosedur yang efektif Project management ini sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan upaya yang telah dilakukan dalam mencapai tujuan. Sehingga project management secara otomatis juga akan menggerakkan semua pihak yang terlibat untuk patuh pada aturan yang sama. 2. Meeting juga diakhiri dengan pembagian tugas dan jenisjenis project CSR yang akan dilaksanakan oleh para mitra Danone Aqua Pandaan. a. Yayasan Satu
Daun
akan
bertanggungjawab
terhadap program CSR Hutan Asuh yang telah dilaksanakan di Desa Jatiarso, Lereng Gunung Arjuna, dimana program CSR tersebut telah berlangsung sejak tahun 2009. Dalam hal ini LSM bertindak sebagai mediator yang menjalankan fungsi
mediasi
kepada
mengimplementasikan program.
masyarakat
yang
85
Rencananya warga Desa Jatiarso sendiri akan memperoleh
mesin
destilasi
sebagai
bentuk
kompensasi dari pelaksanaan pembibitan kopi, dan tanaman sengon laut sebagai salah satu dari rangkaian aktivitas dalam program CSR Hutan Asuh. b. Yayasan Satu Daun juga akan bertanggungjawab terhadap program CSR Sekolah Sahabat Mata Air yang telah berupaya diimplementasikan secara bertahap sejak periode 2009 dan akan berakhir pada periode 2014 nanti. Implementasi CSR SSMA akan dilakukan
bertahap,
dengan
tahapan
sebagai
berikut :
Assessment di tingkat sekolah Kaderisasi Kampanye dan Implementasi program
lingkungan
di
tingkat
sekolah Kampanye
program lingkungan diluar sekolah Kewirausahaan lingkungan Pembentukan dan kompetisi serta penghargaan
dan
implementasi
Sekolah
Mandiri
Berwawasan Lingkungan c. LSM Paramitra akan bertanggungjawab terhadap porgram CSR WASH yang dilakukan di wilayah Danone Aqua Pandaan.
86
d. Sedangkan
LSM
SII
akan
bertanggungjawab
terhadap program CSR WASH bagi wilayah Danone Aqua Keboncandi, serta program CSR Integrated Community Development (ICD) di wilayah Danone Aqua Pandaan. g. Sosialisasi dan Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) serta rencana pembentukan desa tangguh Jawa Timur bersama BPBD
Kab
Pasuruan,
beberapa
perwakilan
LSM,
serta
Perwakilan Dunia Usaha di Tretes Raya Pasuruan Pada tanggal 24 Agustus 2013 penulis bersama dengan tim sustainable development berkesemapatan untuk menghadiri undangan BPBD Provinsi Jawa Timur berkaitan dengan Sosialisasi dan Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) serta Rencana Pembentukan Desa Tangguh Jawa Timur di Hotel Tretes Raya, Pasuruan. Sosialisasi dan Pelatihan ini berlangsung selama dua hari berturut-turut. Namun karena keterbatasan waktu, penulis hanya dapat menghadiri sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan pada hari pertama. Dalam acara ini juga turut hadir BPBD Kabupaten Pasuruan sebagai salah satu eksternal stakeholder Danone Aqua Pandaan, serta beberapa perwakilan LSM. Danone Aqua Pandaan sendiri merupakan salah satu perwakilan dari dunia usaha yang turut diundang bersama dengan beberapa perwakilan lainnya seperti Nestle dan Bank Jatim. Gambar 2.3 Materi Sosialisasi dan Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) bersama BPBD Provinsi Jawa Timur
87
Sosialisasi dan pelatihan tersebut secara umum membahas mengenai : 1. Bahwa saat ini upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB) cenderung lebih proaktif, terutama sejak terbentuknya: a. (International Strategy for Disaster Reduction) ISDR pada tahun 2000 b. Tercetusnya Hyogo Framework for Action (HFA). c. Dan Kesepakatan yang tertuang dalam amanat Deklarasi Yogyakarta 2012 Maka upaya-upaya untuk membangun gerakan PRB dilakukan dengan tujuan utama untuk mengurangi resiko bencana di seluruh dunia dengan fokus pada tingkat nasional dan masyarakat. Implementasi PRB sendiri dirumuskan dengan berpedoman pada instrumen HFA tahun 2005-2015. Sarana yang digunakan untuk implementasi PRB adalah melalui pergerakan sistem ISDR. 2. HFA sendiri mempunyai tujuan strategis, yaitu: a. Integrasi PRB ke dalam kebijakan dan perencanaan program pembangunan berkelanjutan; b. Pengembangan dan penguatan lembaga, mekanisme dan kapasitas untuk membangun ketahanan terhadap bahaya; c. Secara sistematis memadukan pendekatan-pendekatan pengurangan risiko ke dalam pelaksanaan program-program
88
kesiapsiagaan terhadap keadaan darurat, tanggap darurat dan pemulihan. 3. Selain terdapat 3 strategi, HFA juga mempunyai 5 prioritas aksi, yaitu: a. Memastikan bahwa PRB merupakan sebuah prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat; b. Mengidentifikasi menjajaki dan memonitor
risiko-risiko
bencana dan meningkatkan peringatan dini; c. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat; d. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasar, seperti : Manajemen lingkungan dan sumber daya alam Praktik-praktik pembangunan sosial dan ekonomi Tata-guna lahan, IMB dan alat ukut teknis lainnya e. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon yang efektif di semua tingkat. 4. Hal-hal yang dapat dilakukan di berbagai tingkatan yang terdapat di dalam sistem ISDR adalah PRB di tingkat nasional, regional, dan global. Untuk menjalankan aksi tersebut, diperlukan sarana, dalam hal ini “forum” di tingkat nasional, regional maupun global. Selain itu telah dibentuk juga forum-forum yang bersifat tematik, misalnya untuk bidang pendidikan, untuk bidang peringatan dini, dsb. Sedangkan program ISDR difokuskan untuk mendukung koordinasi upaya-upaya internasional dan regional untuk mendukung kapasitas nasional dan lokal dalam melaksanakan upaya-upaya pengurangan risiko bencana. Di tingkat nasional, forum tersebut dikenal dengan sebutan Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana yang dibentuk pada tahun 2009 melalui proses kajian capaian PRB di tingkat nasional. Anggota dari
89
Platform Nasional ini adalah perwakilan dari berbagai kelompok pemangku kepentingan seperti pemerintah, lembaga usaha, media, perguruan tinggi, LSM/organisasi masyarakat, dsb. Platform PRB ini merupakan mitra BNPB dalam menggalakkan PRB di tingkat nasional dan mendukung upaya-upaya BNPB dalam mendorong pelaksanaan PRB di lintas sektor. Di tingkat regional (Asia), forum yang dibentuk adalah Asian Ministerial Conference for Disaster Risk Reduction (AMCDRR) – yaitu forum pertemuan tingkat menteri dari negara-negara Asia yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali, yang pertama diselenggarakan di Beijing, China, yang kedua diselenggarakan di India, yang ketiga di Malaysia, keempat di Incheon, Korea dan yang terakhir, AMCDRR ke–5 di Yogyakarta, Indonesia pada bulan Oktober tanggal 22 hingga 25. Namun mitra negara-negara Asia yang berada di Pacific juga turut di undang dalam deklarasi tersebut. Sedangkan di tingkat Global, forum yang dibentuk adalah Global Platform for Disaster Reduction yang telah diselenggarakan sejak 2007 dan diadakan setiap 2 tahun sekali, di Jenewa, Swiss. 5. Di tingkat lokal, kajian kemajuan capaian PRB dilakukan dengan menggunakan Local Government Self Assessment Tool (LG-SAT). LG-SAT ini baru dilakukan pertama kali untuk periode pelaporan 2011 – 2013. Sebagai latar belakang, ISDR telah melakukan Mid-Term Review untuk capaian HFA pada tahun 2010 dan hasilnya menunjukkan implementasi PRB di tingkat nasional sudah cukup
90
memadai di berbagai negara. Namun capaian HFA di tingkat lokal masih sangat kurang sementara pihak/tingkat daerah merupakan garda depan yang harus melakukan tanggap darurat bencana bilamana terjadi bencana, dan juga melakukan upaya-upaya pengurangan risiko bencana,
pencegahan,
dsbnya.
Oleh
karena
itu
UNISDR
melaksanakan Kampanye Global Pengurangan Risiko Bencana untuk periode 2010 -2015 dengan tema “Mewujudkan Kota yang Tangguh Bencana” dengan maksud mendorong/mengakselerasi implementasi PRB di tingkat daerah/lokal. Untuk itu diciptakan juga LG-SAT. Pelaksanaan LGSAT ini perlu didukung dengan partisipasi dari multi pemangku kepentingan. Di Indonesia yang sudah melakukan LGSAT dengan dukungan BNPB adalah Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta, Kabupaten Padang Pariaman dan Provinsi Sumatera Barat. Hasil dari LG-SAT akan baik sekali jika dijadikan masukan untuk proses peninjauan perkembangan HFA/PRB di tingkat Nasional, yang diadakan sejak periode 2007 – 2009, diikuti dengan periode 2009–2011, dan 2011–2013. Hasil peninjauan perkembangan HFA Nasional digunakan sebagai masukan untuk proses peninjauan HFA di tingkat sub’regional dan selanjutnya hasil peninjauan HFA sub-regional, menjadi masukan untuk Global Assessment Report. 6. Di sesi akhir sosialisasi dan pelatihan juga dibahas mengenai adanya rencana pembentukan Desa dan Sekolah Tangguh, terutama di wilayah Jawa Timur. Desa Tangguh sendiri dipahami sebagai Desa atau
91
Kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak bencana yang merugikan. Tujuan dari pembentukan Desa Tangguh yang menjadi salah satu bentuk partisipasi yang harus dijalankan oleh perwakilan dunia usaha adalah : a. Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari dampak-dampak merugikan bencana b. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi resiko bencana c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan resiko bencana d. Meningkatkan kapasitas pemerintah
dalam
memberikan
dukungan sumber daya dan teknis bagi PRB e. Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam PRB, pihak PEMDA, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok lainnya yang peduli Namun, dalam pembentukannya nanti diharapkan konsep Desa Tangguh tetap mengacu pada beberapa prinsip utama berikut, diantaranya : a. Bencana adalah urusan bersama b. Berbasis PRB c. Pemenuhan hak masyarakat d. Masyarakat menjadi pelaku utama e. Dilakukan secara partisipatoris f. Mobilisasi sumber daya lokal g. Inklusif h. Berlandaskan kemanusiaan i. Keadilan dan kesetaraan gender
92
j. k. l. m. n. o. p.
Keberpihakan pada kelompok rentan Transparansi dan akuntabilitas Kemitraan Multi Ancaman Otonomi dan desentralisasi pemerintahan Pemaduan ke dalam pembangunan berkelanjutan Diselenggarakan secara lintas sektor
h. Meeting dengan LSM Aksara Jawa Jogjakarta mengenai rencana tindak lanjut dari hasil pelatihan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang sebelumnya telah diselenggarakan di Pasuruan Jawa Timur Agenda pertemuan yang dihadiri oleh penulis bersama dengan tim sustainable development pada tanggal 26 Agustus 2013 dengan LSM Aksara Jawa bertujuan untuk membahas tindak lanjut dari sosialisasi dan pelatihan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan rencana pembentukan Desa Tangguh yang sebelumnya telah dilakukan. Dalam meeting tersebut dibahas mengenai beberapa poin utama yaitu : 1. Bapak Yudha sebagai Kepala BPBD Provinsi Jawa Timur akan mengadakan lokakarya sebagai bagian dari roadshow yang nantinya akan dilaksanakan di 3 area. Lokakarya pertama dilaksanakn di Pasuruan dengan agenda perumusan 28 rencana dan program di tingkat kabupaten. 2. Pembahasan rencana pembentukan Desa Tangguh di wilayah Lamongan yang belum memiliki Desa Tangguh dengan memprioritaskan keterlibatan pihak Bank, Dunia Usaha, SKPD, serta LSM. Sedangkan untuk wilayah Pacitan, BPBD telah membentuk Desa Dampingan pada
93
periode sebelumnya. Sehingga wilayah ini nantinya hanya akan membutuhkan keterlibatan dan dukungan dari pihak lain. 3. Dalam meeting tersebut pihak LSM juga mengusulkan bahwa roadshow yang pertama nanti akan dilaksanakan juga harus membahas mengenai pembagian tugas bagi para peserta. Dimana para peserta disini harus mampu menemukan konsentrasi ke satu tempat yang disepakati bersama sebagai bentuk kontribusi terhadap wilayah tersebut sesuai dengan porsinya. 4. Hasil identifikasi bahwa wilayah yang termasuk area rawan banjir di Pasuruan diantaranya adalah Kecamatan Beji dan Bangil. 5. Pihak Danone Aqua juga menyetujui pemikiran tim sustainable development dengan tidak menempatkan diri pada posisi pilot project dengan tujuan menghindari terciptanya kecemburuan sosial. 6. Bentuk implementasi dari pelatihan PRB yang lalu salah satunya dilakukan dengan rencana normalisasi sungai dengan melibatkan dukungan dari semua pihak dan didampingi oleh BPBD. 7. Bentuk dukungan yang dilakukan Danone Aqua Pandaan sendiri terhadap PRB dilakukan pada tahap pra bencana dengan merumuskan program-program CSR yang bertujuan untuk konservasi seperti halnya program Hutan Asuh. Rencana berikutnya, Danone Aqua
94
Pandaan juga akan menginisiasi pembangunan beberapa sumur biopori di wilayah Leduk dan Pecalutan Prigen sebagai sumur serapan. i. Employee Training dan Employee Rekruitment bersama dengan tim resources development Selama pelaksanaan PKN penulis banyak terlibat dalam berbagai aktvitas yang menjadi tugas dari dua divisi area kerja penulis, yaitu divisi Stakeholder Relation dan divisi Human Resources. Salah satu tugas dari divisi Human Resources sendiri adalah mengadakan berbagai training kepada karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan softskill yang banyak dibutuhkan oleh karyawan, sehingga dapat meningkatkan qualitas, efektivitas, dan produktivitas mereka. Oleh sebab itu
penulis bersama dengan tim resources development
kemudian melakukan employee training secara reguler setiap minggunya bagi para karyawan. Pada masa awal pelaksanaan employee training, tim resources development terlebih dahulu memberikan pengarahan kepada penulis mengenai apa, bagaimana, dan kepada siapa saja training tersebut diberikan. Pada dasarnya training yang dilakukan oleh tim resources development bermacam-macam tergantung kepada bidang softskill yang
dibutuhkan
oleh
karyawan.
Namun
kali
ini,
penulis
berkesempatan untuk terlibat dalam training microsoft office excel yang akan diberikan kepada para karyawan setingkat shift leader dan product administrator di seluruh area produksi yang ada.
95
Training yang diberikan dilakukan selama kurang lebih dua jam (pukul 10.00-12.00) dengan dihadiri oleh masing-masing 10 karyawan setiap pertemuan. Training yang dilakukan di ruang laboratorium Gedung Yudhistira kemudian dibagi menjadi tiga sesi. Dimana sesi pertama adalah sesi perkenalan terhadap fungsi dan cara kerja microsoft
excel
berikut
formula-formula
excel
didalamnya
disampaikan oleh penulis. Sedangkan kedua sesi berikutnya adalah pendalaman formula dan praktik penggunaannya pada tugas-tugas administrasi produksi diberikan oleh beberapa staf dari divisi human resources. Pelaksanaan employee training semacam ini dinilai sangat berguna
bagi
karyawan
terutama
untuk
mempermudah
serta
meningkatkan efektivitas mereka terutama berkaitan dengan pekerjaan administrasi produksi yang dinilai cukup banyak dan rumit. Selain terlibat dalam aktivitas employee training sendiri, penulis juga memperoleh kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam tugas employee recruitment. Sama halnya seperti employee training, dalam employee recruitment terlebih dahulu penulis dibekali dengan pengarahan oleh staf tim resources development. Secara keseluruhan dalam perusahaan Danone Aqua Pandaan sendiri terdapat beberapa proses dan tahapan seleksi penerimaan karyawan yang harus dilalui oleh para calon karyawan. Seleksi tersebut meliputi seleksi administrasi awal dan seleksi akademis. Dalam seleksi administrasi awal penulis bersama dengan tim resources development terlebih dahulu memilah berbagai lamaran
96
kerja yang masuk berdasarkan latarbelakang pendidikan dan keahlian yang dimiliki. Setelah tahapan tersebut dilalui, kemudian penulis dan tim akan memilih beberapa diantara berbagai lamaran kerja yang masuk ke perusahaan yang dinilai memenuhi persyaratan kelengkapan administrasi, seperti kelengkapan surat lamaran dan Curriculum Vitae (CV) pelamar. Berikutnya dengan mengacu kepada kebutuhan perusahaan, serta lowongan pekerjaan yang tersedia akan dipilih beberapa pelamar yang dinilai sesuai untuk dipanggil ke perusahaan dan mengikuti seleksi tahap berikutnya. Seleksi tahap selanjutnya, atau tahapan seleksi akademis dilakukan di ruang laboratorium Gedung Yudhistira. Dalam tahapan tersebut para pelamar kemudian diberikan kesempatan untuk melakukan seleksi administrasi tahap kedua dan melanjutkannya dengan seleksi tulis. Seleksi tersebut dilakukan dengan pembagian soal-soal yang harus diselesaikan oleh pelamar dengan berdasar pada soal-soal pengetahuan umum, dan soal-soal yang berisi pertanyaan berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan mereka. Para pelamar yang kemudian lolos dari tahapan seleksi akademis ini akan dipanggil kembali untuk mengikuti seleksi terakhir yaitu psikotes. Dalam psikotes terdapat 3 aspek penting yang akan diukur, seperti kemampuan intelijensi (kognitif dan psikomotorik), kemampuan minat dan bakat, serta kepribadian yang dimiliki. Pengukuran kemampuan minat dan bakat dinilai cukup penting karena semaksimal mungkin
97
perusahaan berupaya untuk meletakkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat (the right man on the right place). j. Diskusi proses perumusan CSR Danone Aqua Pandaan bersama tim sustainable development Proses perumusan CSR dimulai dengan beberapa tahapan utama sebagai berikut : 1. Tahapan Need Assesment yang dilakukan oleh tim Ad Hoc perusahaan (pihak internal) dengan agenda membahas isu-isu internal dan eksternal berdasarkan orientasi bisnis. Tim Ad Hoc ini terdiri dari seluruh perwakilan divisi dalam perusahaan dan dilakukan pada masing-masing Plant. Need Assesment sendiri merupakan tahapan yang cukup penting untuk dilakukan, mengingat tahapan ini bertujuan untuk mentransformasikan kebutuhan-kebutuhan individual menjadi kebutuhan kelompok atau komunitas. Need Assesment juga berkaitan erat dengan proses yang dilalui untuk mengidentifikasi potensi dan sumberdaya yang ada, terutama berkaitan dengan core bisnis perusahaan. 2. Tahapan Need Assesment yang dilakukan oleh LSM terpilih dengan menggunakan metode Rapid Rurar Appraisal (RRA). Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh apa pemahaman masyarakat mengenai bantuan dan midset masyarakat dalam memaknai bantuan itu sendiri. Pemilihan LSM dilakukan oleh perusahaan melalui mekanisme Biding atau Tender Proposal.
98
Verifikasi
atas
Kualifikasi
LSM
dilakukan
dengan
berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan positif dari tim Ad Hoc. 3. Tim Ad Hoc kemudian menghire LSM yang terpilih untuk terlibat dalam program CSR yang akan dilakukan. 4. Proses perumusan Risk Mapping atau Pemetaan Resiko yang dilakukan secara bersama-sama antara Pihak Perusahaan dengan LSM bersangkutan. 5. Tahapan berikutnya adalah dimana hasil dari proses penyusunan risk mapping tersebut dapat atau tidak selalu dituangkan dalam bentuk program CSR. 6. Tahap perumusan perumusan FDG yang kemudian dilanjutkan dengan perumusan LFA (Logical Framework Analysis). Gambar 2.4 Logical Framework Analysis dan Workplan Program CSR Water Access Sanitation and Hygiene (WASH)
7. Proses perumusan dan penganggaran (Plant Budgeting) per masing-masing activity untuk kemudian diajukan ke Head Office
99
Danone Aqua Indonesia di Jakarta untuk memperoleh legalitas. Proses kemudian dilanjutkan dengan pembuatan concept paper (lembar persetujuan sesuai dengan budget yang telah dianggarkan) untuk kemudian diverifikasi kepada kepala pabrik atau plant manager. Gambar 2.5 Plant Budgeting Program WASH Aqua Pandaan
8. Concept Paper kembali diajukan ke Kantor Pusat atau Head Office untuk proses pencairan dana Gambar 2.6 Concept Paper Program WASH Aqua Pandaan
100
9. Setelah dana tersebut cair kemudian akan dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) bagi masing-masing tim CSR Koordinator Plant untuk menjalankan program yang ada. Gambar 2.7 Project Management Plant Program WASH Aqua PAndaan
101
10. Tahapan selanjutnya adalah pembagian kerja. Dimana tim sustainable development akan bertindak sebagai tim monitoring dan
evaluator.
Sedangkan
LSM
akan
bertindak
sebagai
implementor untuk menjalankan program-program yang sudah dirumuskan secara langsung kepada masyarakat. 11. Surat Perintah Kerja dan Konsensus dengan LSM terkait program dan termin pembayaran. Dimana Termin pembayaran tersebut lazimnya dilakukan dalam 3 termin, yaitu : Termin I : Pembayaran dilakukan pada awal program atau
pada saat dilakukan konsensus Termin II : Pembayaran akan dilakukan pada masa pertengahan program. Dimana progres program yang dilakukan telah mencapai progres dengan prosentase
kurang lebih 50 persen. Termin III: Pembayaran akan dilakukan pada saat closing program atau program tersebut berakhir. Gambar 2.8 Bukti Acara Kemajuan Pekerjaan Program WASH Danone Aqua Pandaan
102
k. Pertemuan sosialisasi
dan Pra-
Koperasi WANJATI dengan
kelompok
ekonomi dan warga Desa
Karangjati,
LSM
SII
Perwakilan
dan Dinas
Koperasi Kabupaten Pasuruan di Griya Super Desa Karangjati Pada tanggal 10 September 2013 penulis bersama dengan tim sustainable development berkesempatan untuk menghadiri pertemuan dan sosialisasi Pra-Koperasi WANJATI dengan kelompok ekonomi dan
103
warga Desa Karangjati, LSM SII dan Perwakilan Dinas Koperasi Kabupaten Pasuruan di Griya Super Desa Karangjati. Meeting dan sosialisasi kali ini merupakan meeting diadakan oleh LSM SII sebagai mitra Danone Aqua Pandaan dalam program Integrated Community Development (ICD). Sosialisasi pra-koperasi WANJATI yang sebelumnya telah terbentuk menjadi sebuah badan koperasi yang memiliki izin dan legalitas terdaftar sebagai sebuah koperasi merupakan bagian pengembangan program ICD. Dimana dalam
program
CSR
tersebut
Aqua
berupaya
melakukan
pemberdayaan masyarakat dengan menggandeng kelompok warga yang terlebih dahulu telah terbentuk. Kelompok tersebut adalah "WANJATI (Kelompok Wanita Karangjati). Kelompok ini dilatih untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga dan warga dusun karangjati dengan membentuk kelompok pra-koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam. Sejak pembentukan awal hingga saat ini, dana simpan pinjam yang diberikan oleh Aqua yang awalnya hanya sebesar 30 juta rupiah telah berkembang menjadi sebesar 76 juta rupiah. Oleh sebab itu, dalam meeting kali ini dihadirkan tim dari dinas koperasi kabupaten Pasuruan agar memberikan sosialisasi dan pendampingan terkait rencana untuk merubah pra-koperasi WANJATI tersebut menjadi Koperasi yang berbadan hukum. l. Meeting dengan Tim CSR “SKAWAN (Sukarelawan Aqua Karyawan Aqua Pandaan)”
104
Tim CSR SKAWAN (Sukarelawan Karyawan Aqua Pandaan) merupakan tim CSR internal perusahaan yang terbentuk secara sukarela. Keanggotaannya dapat dikategorikan sebagai keanggotaan majemuk, karena terdiri dari para karyawan Danone Aqua Pandaan dari berbagai divisi serta dengan latarbelakang keahlian yang cukup beragam. Jumlah anggota SKAWAN sendiri saat ini tercatat sebanyak 50 orang, dan jumlah ini bukan merupakan jumlah pasti karena calon anggotanya yang masih terus bertambah. SKAWAN sendiri baru terbentuk pada tahun 2010 lalu melalui inisiasi dari Bpk. Fafit Rahmat Aji selaku stakeholder relation manager dan Bpk. Mulyono Wibisiono
sebagai staff sustainable development. Bagan 2.2 Bagan Struktur Organisasi (Sukarelawan Karyawan Aqua Pandaan) SKAWAN
105
Kehadiran SKAWAN sendiri dimaknai sebagai wadah bagi terciptanya
employee
engangement serta pembekalan
softskill
organisasi diantara karyawan Danone Aqua Pandaan. Employee engangement sendiri menjadi hal yang penting, karena hal ini dapat dikategorikan sebagai sebuah bentuk CSR dalam internal perusahaan. Dalam hal ini CSR tidak lagi hanya dimaknai sebagai sebuah tanggungjawab sosial keluar dalam wujud sebuah program saja. Melainkan lebih jauh dari itu, bahwa perusahaan kemudian juga memiliki tangggungjawab penting terhadap karyawannya. Penulis kemudian menyimpulkan bahwa SKAWAN merupakan sebuah wadah sosial karyawan yang sukses karena di dalamnya tidak hanya terjalin hubungan erat antara para karyawan saja melainkan juga pada anggota keluarga masing-masing. Selama ini SKAWAN telah banyak menggelar berbagai kegiatan sosial terutama yang berkaitan dengan Grand Design CSR Perusahaan yang bertajuk “Aqua Lestari” dalam wujud dukungan dan bantuan langsung dalam setiap program CSR yang diinisiasi oleh Danone Aqua Pandaan. Sehingga setiap aktivitas dalam program CSR Danone Aqua menjadi lebih sukses tidak hanya karena adanya penambahan jumlah sumber daya manusia yang terlibat, namun juga karena program dan aktivitas mereka yang didukung oleh semua pihak,
106
termasuk internal perusahaan meliputi divisi terkait hingga karyawan mereka. Selama melakukan aktivitas PKN penulis memiliki beberapa kesempatan untuk terlibat langsung dalam meeting yang digelar melalui kerjasama antara tim employee relation, tim resources development, dan tim sustainable development. Dalam meeting yang diselenggarakan di ruang auditorium tersebut dihadiri oleh hampir keseluruhan anggota, dengan agenda pembentukan kepanitiaan acara 17 Agustus serta persiapan event rekreasi bersama yang digelar oleh perusahaan.
Eratnya
jalinan
diantara
para
anggotanya
serta
pembekalan softskill yang selama ini juga diberikan bagi para anggota SKAWAN membuat mereka begitu terlatih dalam berkoordinasi, merumuskan kepanitiaan hingga rangkaian acara yang akan dijalankan. Terkait acara rekreasi bersama penulis kemudian memperoleh tugas untuk berkoordinasi dengan sie konsumsi dan transportasi terkait konsumsi karyawan dan pembagian armada bus bagi masing-masing rombongan karyawan. Sedangkan dalam acara kepanitiaan 17 Agustus penulis bersama dengan staf resources development terpilih dalam perbendaharaan dan mengatur mengenai doorprize dari berbagai lomba dan rangkaian event yang ada. Sebelum terlibat dalam acara 17 Agustus dan rekreasi perusahaan tersebut, SKAWAN terlebih dahulu telah banyak terlibat dalam berbagai aktivitas sosial seperti keikutsertaan dalam program CSR Hutan Asuh dengan aktif menggelar konservasi dan pemadaman
107
kebakaran hutan di Lereng Gunung Arjuno. Selain itu SKAWAN juga terlibat
dalam
program
CSR
ICD
yang
bergerak
dibidang
pemberdayaan masyarakat dengan ikut terlibat dalam mendanai dan menggelar pelatihan keterampilan WANJATI, serta kerja bakti pembangunan Masjid KarangJati yang juga didanai oleh Aqua. m. Administrasi CSR : Laporan progres keseluruhan aktivitas CSR Bulanan yang dijalankan oleh Danone Aqua Pandaan bersama masing-masing partner LSM (SII, Satu Daun, Paramitra) yang secara rutin dilaporkan kepada Head Office Danone Aqua Indonesia setiap bulannya per tanggal 22 Diantara berbagai tugas yang menajdi tanggungjawab penulis selama melaksanakan kegiatan PKN adalah tugas administratif bersama dengan tim sustainable development untuk membuat laporan perkembangan dari keseluruhan aktivitas CSR yang dilakukan Danone Aqua Pandaan kepada Head Office Danone Aqua Indonesua. Laporan tersebut rutin diajukan setiap bulannya pada tanggal 22 dengan mencakup keseluruhan program CSR yang ada, yaitu meliputi program CSR Hutan Asuh yang dijalankan dengan melibatkan mitra LSM Satu Daun, program CSR WASH yang dijalankan dengan melibatkan mitra LSM
Paramitra,
dan
program
CSR
Integrated
Community
Development (ICD) yang dijalankan dengan menggandeng mitra LSM SII. Laporan tersebut dirumuskan setelah penulis dan tim sustainable development sebelumnya telah rutin menggelar meeting
108
dan koordinasi dengan tujuan untuk memonitoring dan mengevaluasi jalannya program. Dalam laporan tersebut secara keseluruhan membahas mengenai perkembangan aktivitas dalam program yang dijalankan sesuai dengan program masing-masing. Laporan berbentuk tabel-tabel yang berisi mengenai data rincian terkait tanggal kegiatan, aktivitas di Logical Framework Analysis, sub aktivitas Logical Framework Analysis, lokasi kegiatan, stakeholder engangement, employee engangement, dan deskripsi hasil kegiatan.
Tidak hanya itu, laporan bulanan tersebut juga berisi kolom berisi penjelasan mengenai permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan aktivitas, kolom berisi penjelasan mengenai solusi yang direkomendasikan terkait permasalahan yang ada, serta kolom dokumentasi kegiatan yang menyertakan foto kegiatan dan notulensi. n. Pembuatan memo donasi Divisi stakeholder relation yang menangani hal-hal yang berkaitan dengan eksternal stakeholder mempunyai tanggungjawab untuk merumuskan dan melaporkan setiap bantuan yang diajukan oleh eksternal stakeholder untuk memperlohe persetujuan dari Plant Manager
kepada
melalui
pembuatan
memo
donasi.
Ketika
109
menjalankan aktivitas magang penulis juga memperoleh kesempatan untuk terlibat dalam tugas tersebut dengan terlebih dahulu memperoleh pengarahan dari tim sustainable developent. Penulis bersama dengan tim sustainable development merumuskan pembuatan memo donasi terkait permohonan bantuan produk air minum yang diajukan oleh warga
desa
Karangjati
untuk
mensukseskan
penyelenggaraan
PEMILUKADES periode 2014-2019, pembuatan memo donasi berkaitan dengan penyelenggaraan donor darah massal oleh persatuan media Jawa Timur, dan pembuatan memo donasi terkait permohonan bantuan doorprize yang diajukan oleh Dinas Keuangan Kabupaten Pasuruan dalam rangka menyambut Hari Jadi Kabupaten Pasuruan di Pendopo Kabupaten. Memo donasi sendiri pada dasarnya merupakan sebuah dokumen internal perusahaan yang berisi mengenai data-data donasi yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak eksternal stakeholder. Donasi yang diberikan dapat berupa dana maupun bantuan produk yang tercatat secara rinci, baik jumlah maupun tujuan pemberian donasi tersebut. Selain itu memo donasi juga mencatat mengenai permasalahan, solusi, serta keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan dengan memberikan donasinya kepada stakeholder terkait. Seusai dirumuskan memo donasi kemudian terlebih dahulu diajukan untuk memperoleh persetujuan dari divisi terkait seperti persetujuan dari manager sustainable development, senior manager external relation, serta plant manager Danone Aqua Pandaan.
110
Gambar 2.9 Memo Donasi dalam rangka Hari Ulang Tahun Media Jatim
o.
Meeting dengan LSM SII di Basecamp SII Karangjati terkait penyusunan survey ALBERTA bagi seluruh program CSR yang
111
dilaksanakan oleh semua Plant Danone Aqua di Indonesia sesuai ketetapan Head Office Danone Aqua Survei ALBERTA (Aqua Lestari Direct Beneficiaries Register) merupakan sebuah alat sederhana untuk mendata direct beneficiaries (penerima manfaat langsung dari program CSR yang dilaksanakan oleh Aqua). Sekaligus memberikan gambaran mengenai perubahan yang terjadi sesudah direct beneficiries menerima manfaat tersebut. Manfaat tersebut dapat berupa manfaat internal maupun eksternal. Poin-poin yang tercantum dalam survei sendiri dibuat dan dirumuskan oleh Head Office Danone Aqua Indonesia. Rencananya survei ini akan dilakukan kepada seluruh penerima manfaat langsung dari program CSR Aqua dengan melibatkan mitra LSM terkait pada masing-masing program
CSR
bersama
dengan
tim
sustainable
development
perusahaan. Sebelum melaksanakan survei, penulis bersama dengan tim sustainable development terlebih dahulu mengadakan meeting yang mengagendakan sosialisasi kepada LSM pada masing-masing program CSR yang ada berkaitan dengan survei tersebut. Jadwal meeting pada tanggal 01 Oktober 2013 tersebut dilaksanakan di basecamp SII Desa Karangjati dengan dihadiri oleh penulis, tim sustainable development, dan perwakilan LSM SII (Social Investmen Indonesia). Dalam meeting tersebut selain dibahas mengenai jadwal, tujuan, mekanisme survei, serta pembahasan bagi masing-masing poin-poin pertanyaan yang ada dalam survei. LSM SII kemudian mengajukan saran dan masukan
112
terkait poin-poin pertanyaan survei yang dirasa kurang tepat sasaran dalam mengcover
tujuan
utama
dilakukannya
survei. Dalam
kesempatan tersebut penulis juga berkesempatan untuk mengutarakan opini dan saran penulis yang juga menilai bahwa instrumen survei yang diwakili melalui poin-poin pertanyaan yang ada memang belum cukup mampu mengcover tujuan dari dilakukannya survei. Poin-poin yang ada menurut penulis masih menyentuh lapisan permukaan saja, terutama hanya berkaitan dengan pendataan demografi penerima CSR. Tetapi kurang mampu menggali lebih jauh mengenai bentuk manfaat CSR yang mereka terima selama ini, perubahan yang mereka rasakan sebelum dan seusai menerima CSR, serta kekurangan dan kelebihan program CSR yang dijalankan. Hal ini menurut penulis penting mengingat dengan poin-poin pertanyaan yang jauh lebih spesifik dan mendalam perusahaan dan pemangku kebijakan di dalamnya dapat memperoleh beragam informasi penting terkait dengan program CSR yang mereka buat, hingga dapat pula dijadikan sebagai salah satu indikator penting dalam mengukur keberhasilan dan kegagalan program yang selama ini telah dijalankan. Menanggapi berbagai masukan tersebut, tim sustainable development kemudian menyetujui berbagai masukan yang ada dan akan berupaya untuk disampaikan kepada Head Office Danone Aqua Indonesia dalam meeting internal yang akan digelar nantinya. Tim sustainable development kemudian juga menerima saran dan masukan
113
tersebut sebagai bentuk penyempurnaan atas instrumen survei yang telah lebih dahulu dibuat.
p. Administrasi CSR : Bersama tim sustainable development merumuskan dan menjadwalkan agenda pertemuan dengan masing-masing External Stakeholder sebagai bentuk aktivitas External Stakeholder Engagement Dalam tugas tersebut penulis dengan didampingi oleh tim
sustainable development menjalankan salah satu tugas administrasi yaitu untuk menyusun jadwal dan agenda pertemuan degan masingmasing eksternal stakeholder Danone Aqua Pandaan. Tabel 2.4 Tabel External Stakeholder Engangement Danone Aqua Pandaan
114
Pertemuan tersebut diagendakan secara ruitn dengan tujuan untuk mempererat hubungan, komunikasi, serta koordinasi antara pihak perusahaan dengan para stakeholder sehingga tercipta hubungan baik diantara keduanya. Pihak eksternal stakeholder perusahaan terdiri dari berbagai pihak diantaranya pihak konsumen, penyalur, pemasok, vendor, bank, pemerintah, perusahaan lain, komunitas lokal, LSM, maupun media). Didalam agenda external stakeholder engagement tersebut memuat mengenai acara, tempat, dan tanggal dilaksanakannya pertemuan, pihak stakeholder yang ditemui atau terlibat, pihak representatif perusahaan yang hadir, uraian proses pertemuan yang terjadi, hasil yang kemudian diperoleh dari pertemuan tersebut, hingga langkah tindak lanjut yang diambil kedua belah pihak. q. Bersama tim resources development dan employee relation melaksanakan Danone People Survey 2013 kepada seluruh karyawan Danone Aqua Pandaan di Auditorium Pada minggu akhir pelaksanaan PKN penulis berkesempatan untuk terlibat dalam event tahunan yang digelar oleh Danone di seluruh perusahaan cabang mereka bersama dengan tim employee relation. Event tersebut tepatnya diselenggarakan pada tanggal 07 Oktober 2013 di ruang auditorium PT.Tirta Investama Pandaan dengan dihadiri oleh seluruh karyawan. Event yang bertajuk Danone People Survey 2013 tersebut memang diperuntukkan bagi seluruh karyawan Danone. Penulis bersama dengan tim employee relation kemudian bertugas sebagai panitia pelaksana survey mulai dari absensi
115
kehadiran, pembagian instrumen serta lembar jawaban survey, pengarahan cara pengisian survey, hingga pada pembagian bingkisan dari Danone bagi karyawan yang telah mengikuti survey. Penyelenggaraan Danone People Survey setiap tahunnya bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi seluruh karyawan Danone untuk mengungkapkan opini mengenai perusuhaan dan situasi professional karyawan. Di dalamnya terdapat poin-poin pertanyaan yang secara keseluruhan membahas mengenai aspek utama pekerjaan dan manajemen serta kebijakan yang diterapkan dalam perusahaan. Mekanisme pengisian Danone People Survey sendiri sama sekali tidak mencantumkan identitas karyawan, melainkan hanya usia dan divisi kerja saja. Hal ini bertujuan agar karyawan dapat dengan terbuka menyampaikan pandangan mereka sehingga Grup Danone sebagai perusahaan induk dapat mendengarkan ide-ide dan memenuhi harapan karyawan untuk membangun tempat kerja yang lengkap dan efisien. Selain itu dengan diselenggarakannya survey ini sekaligus dapat membantu manajemen perusahaan dalam pembuatan keputusan untuk perusahaan cabang dan grup sehingga mampu terus dinamis menjawab tantangan ekonomi makro. Survey tersebut juga dirancang untuk meningkatkan pemahaman atasan mengenai masalah-masalah yang dihadapi karyawan dan organisasi. Sehingga dapat menjadikan Danone sebagai perusahaan dan tempat kerja yang lebih baik. r. Plant Tour ke Seluruh Area Produksi PT.Tirta Investama Pandaan
116
Selama menjalankan aktivitas PKN penulis berupaya untuk menggali sebanyak mungkin informasi mengenai perusahaan tidak hanya informasi yang berkaitan dengan area kerja penulis, salah satunya adalah informasi mengenai proses produksi Aqua yang cukup menarik minat penulis. Sehingga penulis mengajukan aktivitas plant tour ke berbagai area produksi dengan didampingi oleh pembimbing lapangan untuk mengetahui keseluruhan proses produksi yang dilakukan oleh Danone Aqua Pandaan. Secara keseluruhan Danone Aqua Pandaan memproduksi 2 kategori produk yaitu produk returnable yang terdiri dari produk aqua 5 Gallon. Sedangkan kategori kedua adalah produk non returnable yang terdiri dari produk aqua 600ml, produk aqua 1500ml, produk aqua 240ml, dan produk aqua mizone. Berdasarkan aktivitas plant tour yang dilakukan oleh penulis, diperoleh gambaran umum mengenai proses produksi dari berbagai produk air minum dalam kemasan yang diproduksi oleh Danone Aqua Pandaan. Gambaran proses produksi tersebut meliputi : a. Proses Produksi Aqua 5 Gallon Kemasan dari produk Aqua 5 Gallon sendiri tidak lagi diproduksi
didalam
perusahaan
seperti
pada
tahun-tahun
sebelumnya. Saat ini Danone Aqua Pandaan telah bekerjasama dengan vendor yang telah memperoleh verifikasi dan memproduksi kemasan Gallon sesuai dengan standart internasional yang ditetapkan oleh Grup Danone. Sedangkan kemasan aqua 5 Gallon yang telah digunakan dan dikembalikan dari masyarakat, dipilah
117
dan dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama adalah golongan kemasan produk yang tergolong retur rusak yang kemudian langsung dicacah dan dijual kepada pihak vendor tertentu untuk didaur ulang. Sedangkan golongan kedua yang terdiri dari kemasan Gallon layak pakai kemudian dicuci bersih untuk digunakan kembali melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah pemilahan kualitas gallon yang kemudian dilanjutkan dengan proses pencucian manual. Setelah melalui pencucian manual tersebut, kemasan gallon harus melalui uji quality dan Visual Control dan dimasukkan kedalam mesin pencuci standart internasional yang disebut dengan mesin Hyper Ozone Water. Didalam mesin ini gallon-gallon akan melalui 3 kali proses pencucian. Pencucian tahap I dimana Gallon dicuci dengan air panas bertekanan 0,5 Bar selama 5 detik dengan arah pancaran air lurus. Sedangkan pencucian tahap II dilakukan dengan tekanan kurang dari 0,5 Bar dan arah pancaran air diagonal. Kemudian pencucian tahap akhir dilakukan dengan tekanan kurang dari 0,5 Bar dalam kurun waktu kurang dari 5 detik dan air mengalir tidak lagi memancar. Kemasan-kemasan tersebut kemudian diisi air melalui mesin yang disebut sebagai chiller. Kapasitas mesin chiller yang memproduksi produk Aqua 5 Gallon mampu menghasilkan 800 botol per jamnya. Setelah diisi air melalui mesin chiller kemudian akan bergerak ke mesin capper (mesin yang berfungsi untuk
118
memasang penutup kemasan produk). Usai melalui mesin capper, produk kemudian akan kembali melalui visual control untuk memisahkan produk yang memenuhi standar dan tidak. Produkproduk yang dinilai memenuhi standar kemudian terlebih dahulu akan ditempatkan dalam Jag-rak yang masing-masingnya berisi 48 botol untuk terlebih dahulu diistirahatkan selama sehari semalam sebelum dipasarkan. b. Proses Produksi Aqua 600ml dan 1500 ml Tidak jauh berbeda dengan proses produksi Aqua 5 Gallon, produksi Aqua 600 dan 1500 ml juga melalui beberapa tahapan yang hampir sama. Namun berbeda dengan kemasan produk aqua 5 Gallon, kemasan produk aqua 600 dan 1500ml diproduksi sendiri didalam perusahaan. Proses pembuatan kemasan dimulai dengan mengolah bijih plastik (resin) dengan cara memanaskannya dan mencetaknya menjadi sebuah calon botol (preform) dalam sebuah mesin yang disebut dengan Husky. Kemudian preform-preform tersebut terlebih dahulu diistirahatkan selama 1 minggu sebelum proses pencetakan. Setelah melalui pengistirahatan selama kurang lebih satu minggu,
preform
tersebut
kembali
diproses
dengan
memasukkannya kedalam mesin Alsim yang akan menjalankan proses Blowing dan Molding. Proses tersebut akan memanaskan, meniup, dan mencetak preform menjadi kemasan botol yang akan diiisi oleh air melalui mesin chiller. Produk Aqua 600 dan 1500ml setengah jadi yang telah berisi air dan telah ditutup akan melalui
119
proses visual control untuk memisahkan produk yang memenuhi dan tidak memenuhi standart. Produk yang dinilai memenuhi standart akan melalui beberapa conveyor untuk diproses kembali melalui mesin filler. Mesin ini berfungsi untuk memberikan seal, dan labeling produk. Setelah melalui keseluruhan proses tersebut produk akan di packing untuk terlebih dahulu diistirahatkan dalam palet-palet selama sehari semalam sebelum siap dipasarkan. c. Proses Produksi Aqua 240ml Proses produksi Aqua 240 ml juga dimulai dengan pengolahan resin (bijih plastik) menjadi kemasan gelas berukuran 240ml dalam mesin alsim. Usai pencetakan kemasan, kemudian melalui mesin chiller dan filler untuk diiisi air minum dan melalui proses visual control serta tahapan-tahapan lain yang sama dengan proses produksi Aqua 600 dan 1500ml. d. Dan Proses Produksi Aqua Mizone Tidak jauh berbeda dengan kemasan produk aqua 240, 600 dan 1500ml juga diproduksi sendiri didalam perusahaan. Proses pembuatan kemasan dimulai dengan mengolah bijih plastik (resin) dengan cara memanaskannya dan mencetaknya menjadi sebuah calon botol (preform) dalam sebuah mesin yang disebut dengan Husky. Kemudian preform-preform tersebut terlebih dahulu diistirahatkan selama 1 minggu sebelum proses pencetakan. Setelah melalui pengistirahatan selama kurang lebih satu minggu, preform tersebut kembali diproses dengan memasukkannya kedalam mesin Alsim yang akan menjalankan proses Blowing dan
120
Molding. Proses tersebut akan memanaskan, meniup, dan mencetak preform menjadi kemasan botol yang akan diiisi oleh air melalui mesin chiller. Namun perbedaan antara produk aqua mizone dengan produk aqua lain adalah adanya tahap formulasi. Hal ini dikarenakan produk aqua mizone yang merupakan produk minuman isotonik sehingga sebelum diisi dalam botol-botol kemasan terlebih dahulu dilakukan formulasi dalam mesin formulator untuk kemudian melalui proses mixing dan blending. Setelah itu air berisi isotonik mizone kemudian diisi kedalam botol-botol melalui mesin chiller dan dipasang penutup hingga menjadi produk setengah jadi. Produk mizone setengah jadi tersebut kemudian akan melalui proses visual control untuk memisahkan produk yang memenuhi dan tidak memenuhi standart. Produk yang dinilai memenuhi standart akan melalui beberapa conveyor untuk diproses kembali melalui mesin filler. Mesin ini berfungsi untuk memberikan seal, dan labeling produk. Setelah melalui keseluruhan proses tersebut produk akan di packing untuk terlebih dahulu diistirahatkan dalam palet-palet selama sehari semalam sebelum siap dipasarkan. s. Bersama tim sustainable development dan engineering melakukan pengecekan dan perbaikan pompa sebagai bentuk respon atas stakeholder complaint
121
Penulis bersama tim sustainable development dan engineering melakukan pengecekan dan perbaikan pompa air yang selama ini
difungsikan untuk mengalirkan air dari perusahaan ke rumah-rumah warga. Hal ini dilakukan sebagai bentuk respon atas komplain yang diajukan oleh warga disekitar perusahaan yang mengeluhkan tersendatnya aliran air kerumah mereka (aktivitas ini termasuk dalam rangkaian
aktivitas
stake
holder
complaint
yang
menjadi
tanggungjawab divisi stakeholder relation). Tabel 2.5 Tabel Stakeholder Complaint Danone Aqua Pandaan
Usai melakukan pengecekan dan perbaikan penulis kemudian diberi tugas untuk melaporkan aktivitas tersebut dalam bentuk laporan penanganan keluhan. Selama ini hal aktivitas tersebut juga terus dilakukan dalam rangka mendata secara administratif mengenai munculnya keluhan-keluhan dari eksternal stakeholder dan bentuk
122
penanganan yang telah dilakukan guna mengatasi permasalahan yang ada. Hal ini begitu penting mengingat komplain yang tidak segera ditanganin nantinya justru akan dapat berkembang menjadi bom waktu dan
menjadi
permasalahan
yang
dapat
menganggu
aktivitas
operasional perusahaan.
t. Presentasi, Sharing, dan Evaluasi beberapa materi kuliah yang penulis pelajari dalam program studi Hubungan Internasional kepada Divisi Stakeholder Relation terutama berkaitan dengan materi Isu-isu negara berkembang, CSR, MNC, Diplomasi Publik, dan manajemen konflik Pada dua hari terakhir penulis menjalankan aktivitas PKN di Danone Aqua Pandaan, pembimbing lapangan meminta penulis untuk terlebih dahulu melakukan Presentasi, Sharing, dan Evaluasi terutama berkaitan dengan beberapa materi kuliah yang penulis pelajari dalam program studi Hubungan Internasional kepada Divisi Stakeholder Relation. Materi-materi yang penulis presentasikan terutama berkaitan dengan materi Isu-isu negara berkembang, CSR, MNC, Diplomasi Publik, dan manajemen konflik yang dinilai oleh pembimbing lapangan sebagai pengetahuan baru yang ingin mereka pelajari. Dengan demikian memberikan mereka wawasan baru yang dapat
123
mereka gunakan ketika mereka membutuhkan metode alternatif selama mengimplementasikan program-program CSR perusahaan. Setelah presentasi usai, kemudian dilanjutkan sesi selanjutnya yaitu Sharing dan evaluasi antara penulis dengan divisi stakeholder relation yang menangani eksternal stakeholder relation dan sustainable development terkait kelemahan dan kelebihan berbagai aspek dalam perusahaan terutama terkait program CSR yang selama ini mereka jalankan. Selain itu penulis juga berkesempatan untuk sharing dan mengutarakan opini penulis berkaitan dengan Kinerja divisi Human Resources dan Stakeholder Relation yang selama ini menjadi area kerja penulis selama penulis melakukan kegiatan magang di PT.Tirta Investama Pandaan. Sharing dan evaluasi juga dilakukan oleh Divisi Stakeholder Relation dan Human Resources terkait kontribusi maupun kelemahan dan kelebihan penulis selama menjadi pekerja magang. Dalam agenda kali ini ditutup dengan acara perpisahan penulis sebagai pekerja magang di PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Pandaan dengan beberapa perwakilan karyawan dari beberapa divisi, terutama divisi stakeholder relation, human resources, serta plant manager Danone Aqua Pandaan. 2.3 Hasil Kegiatan PKN 2.3.1 Pencapaian dalam Kegiatan PKN Selama menjalankan PKN di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak penulis memperoleh beberapa pencapaian positif baik dari segi hard skill maupun soft skill, diantaranya sebagai berikut:
124
a. Peningkatan Softskill Mahasiswa selama menjalankan perkuliahan hanya mampu meningkatkan
kemampuan
hard skill
mereka,
padahal
ketika
mahasiswa memasuki dunia kerja mereka membutuhkan kemampuan soft skill sebagai penyeimbang. Soft skill merupakan kemampuan interpersonal yang melekat disetiap individu. Kegiatan PKN di PT Tirta Investama (Danone Aqua Pandaan) telah membantu penulis dalam peningkatan kemampuan soft skill, diantaranya: Profesionalisme Selama menjalankan PKN penulis diwajibkan berpakaian secara baik ke tempat kerja. Penulis harus menggunakan kemeja berkerah, jas almamater universitas, bawahan (celana) kain, dan sepatu tertutup dan safety. PT Tirta Investama (Danone Aqua Pandaan) telah menetapkan seragam kepada para pegawainya, dan apabila mereka tidak menggunakan seragam sesuai dengan jadwal maka mereka akan mendapat surat teguran dari Manager divisi Human Resources. Selain berpakain rapi ke kantor, penulis juga diwajibkan untuk datang tepat waktu mengikuti jam kerja para pegawai meskipun untuk penulis merupakan staff magang. Hal inilah yang kemudian mendorong penulis untuk terus menjaga ketepatan dan nilai disiplin dengan tidak terlambat hadir dikantor. Perusahaan juga mewajibkan seluruh pegawainya untuk melakukan 5S yakni: Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun. Sehingga ketika berada di kantor penulis berupaya untuk selalu tersenyum dan bersikap
125
ramah ketika bertemu dengan pegawai maupun orang lain. Selama kegiatan PKN juga terdapat beberapa tugas yang menjadi tanggung jawab penulis, untuk itu penulis harus benar-benar menyelesaikan tugas tersebut secara cermat sesuai dengan pengarahan yang telah diberikan. Peningkatan kemampuan komunikasi Berkomunikasi secara baik merupakan bekal yang sangat diperlukan khususnya bagi staf yang bertugas di divisi Human Resources dan Stakeholder Relation. Tugas dan aktivitas PKN yang begitu kompleks karena berkaitan dengan berbagai pihak, terutama eksternal
stakeholder
perusahaan
menunut
penulis
untuk
menerapkan komunikasi yang baik dan kompeten. Hal inilah yang kemudian coba diimplementasikan penulis ketika terlibat dalam berbagai kegiatan pertemuan, sosialisasi maupun diskusi dan kepanitiaan yang penulis ikuti selama menjalankan aktivitas PKN. Teamwork Kemampuan bekerjasama juga merupakan aspek penting ketika bekerja, beberapa kegiatan seperti meeting, sharing, maupun diskusi, serta safety briefing. Selama masa PKN penulis juga memperoleh kesempatan berharga untuk berkenalan dan berdiskusi dengan berbagai pihak termasuk tim dari berbagai divisi yang ada di Danone Aqua Pandaan, para eksternal stakeholder maupun mitra LSM Danone Aqua Pandaan. Dalam mengerjakan beberapa tugas penulis berupaya untuk menjalin hubungan dan komunikasi baik bersama dengan pihak-pihak tersebut sehingga berbagai tugas
126
tersebut dapat terselesaikan dengan baik, dan masing-masing turut berkontribusi secara merata. Berfikir Kritis Hampir keseluruhan tugas yang menjadi tanggungjawab penulis selama melaksanakan aktivitas PKN menuntut penulis untuk tidak hanya berani dalam mengungkapkan opini, saran dan masukan, tetapi juga menuntut penulis untuk selalu berfikir kritis dan memberikan ide-ide kreatif dalam menganalisa kondisi kerja yang lebih kompleks karena berhubungan dengan berbagai hal dan pihak yang perlu membutuhkan perhatian lebih dari penulis. 2.3.2
Analisis Terhadap Peranan PT.Tirta Investama (Danone Aqua Pandaan) dalam merumuskan dan mengimplementasikan Program CSR “AQUA Lestari” sebagai Fokus Penulisan Secara keseluruhan penulis sudah memperoleh informasi dan pengetahuan terkait proses perumusan program-program CSR Aqua. Walaupun pemahaman yang penulis peroleh kurang begitu mendalam karena keterbatasan waktu dan tugas yang cukup banyak, namun penulis dapat menangkap informasi terkait proses dan tahapan yang harus dilalui terutama oleh perusahaan internasional dalam merumuskan program CSR mereka. Tahapantahapan tersebut dapat digambarkan melalui skema berikut : Skema 2.1 Tahapan Perumusan dan Implementasi Program CSR Danone Aqua Pandaan
127
Setelah melalui berbagai tahapan perumusan diatas yang tentu saja dibuat dan dirumuskan dengan mengacu pada Grand design Program CSR Aqua Lestari, Perusahaan Danone Aqua Pandaan mewujudkan rumusan CSR kedalam tiga bentuk program utama, diantaranya : a. Program CSR Hutan Asuh yang dijalankan dengan menggandeng mitra LSM Satu Daun
128
b. Program CSR Integrated Community Development (ICD) yang dijalankan dengan menggandeng mitra LSM SII (Social Investment Indonesia) c. Serta program CSR Water Access Sanitation and Hygiene (WASH) yang dijalankan dengan menggandeng mitra LSM Paramitra Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa penulis, program CSR yang dikembangkan oleh Danone Aqua Pandaan dengan menjalin kerjasama bersama mitra LSM bergerak pada ranah keperdulian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi. Dalam mengimplementasikan serangkaian program CSRnya, Danone Aqua Pandaan bertindak sebagai pihak funding dan pengawas eksternal yang memberikan sebagian profitnya
untuk
digunakan
dalam
program
CSR,
terutama
diperuntukkan bagi masyarakat di area ring I perusahaan. Dimana area ring I perusahaan Danone Aqua Pandaan sendiri hanya meliputi satu wilayah, yaitu Desa Karangjati. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran utama yang dijalankan oleh perusahaan adalah memberikan bantuan baik berupa infrastruktur, materi, maupun bantuan lain yang disalurkan melalui program CSR dengan orientasi utama yaitu terciptanya pemberdayaan masyarakat. Program Hutan Asuh dan WASH bersama dengan LSM Satu Daun dan Paramitra secara keseluruhan berorientasi pada perbaikan dan kepedulian lingkungan terutama wilayah-wilayah utama yang dinilai sebagai wilayah tangkapan air hujan sebagai bahan baku utama produksi Aqua . Sedangkan dalam program CSR ICD yang dijalin dengan LSM SII bertujuan untuk membantu pemerintah dalam
129
meningkatkan ekonomi masyarakat terutama berkaitan dengan upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peran utama kedua dari perusahaan Danone Aqua Pandaan dalam implementasi program CSR adalah sebagai pengawas eksternal. Dalam hal ini perusahaan terlibat aktif dalam aktivitas monitoring dan evaluasi sebuah program CSR yang tengah berjalan. Peran monitoring dan evaluasi dijalankan melalui kehadiran dan partisipasi representatif perusahaan diwakili oleh tim sustainable development dalam rangkaian aktivitas CSR, misalkan saja meeting dan sosialisasi kepada masyarakat. Sedangkan peran LSM disini bertindak sebagai mitra yang digandeng oleh perusahaan untuk mengimplementasikan program CSR yang telah dirumuskan secara langsung kepada masyarakat. Hal ini dapat juga dilatarbelakangi oleh minimnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan dalam mengcover keseluruhan implementasi program. Selain itu, LSM juga bertindak sebagai fasilitator yang menghubungkan antara perusahaan dengan masyarakat. LSM dalam hal ini akan merumuskan Logical Framework Analysis sebagai dasar design program, merumuskan masalah-masalah operasional, serta masalah penyesuaian budgeting dengan dana yang telah diberikan oleh perusahaan. Namun perlu dipahami bahwa program CSR yang dirumuskan oleh
perusahaan
bersama
dengan
LSM
tidak
akan
mampu
terimplementasi dengan baik tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari dua pihak lain yang juga memiliki peran sangat penting. Kedua
130
pihak tersebut adalah pemerintah dan masyarakat. Pemerintah dalam implementasi program CSR perusahaan adalah sebagai eksternal stakeholder yang turut memberikan dukungan dan pendampingan dalam rangkaian aktivitas CSR. Walaupun peran yang dijalankan dapat dikatakan tidak cukup besar, namun perusahaan terus berupaya menjalin hubungan dan komunikasi baik dengan pemerintah daerah agar memberikan dukungan tidak hanya bagi operasional perusahaan, namun juga pada berbagai rangkaian aktivitas yang ada. Selama menjalankan aktivitas PKN, penulis memperoleh beberapa kali kesempatan untuk terlibat dalam meeting dan
berpartisipasi dalam
serangkaian acara yang digelar oleh pemerintah Kabupaten Pasuruan. Rangkaian acara tersebut seperti pada event Bromo Marathon yang digelar di Kecamatan Tosari, Bromo dalam rangka menyambut Hari Jadi Kabupaten Pasuruan, serta sosialisasi dan pelatihan pengurangan resiko bencana (PRB) yang digelar oleh BPBD Provinsi dan Kabupaten Pasuruan di Hotel Tretes Raya, Pasuruan. Pihak terakhir yang menurut opini penulis merupakan pihak yang berperan paling penting dalam menunjang keberhasilan rangkaian program CSR adalah masyarakat. Melalui kehadiran beragam program tersebut, masyarakat tidak hanya menjadi objek melainkan lebih sebagai direct beneficiaries (penerima manfaat langsung) dari program yang diimplementasikan diwilayah mereka. Program CSR Danone Aqua
Pandaan
masyarakat
yang
mengutamakan
memberikan
kesempatan
terciptanya bagi
pemberdayaan
masyarakat
untuk
131
menciptakan kelembagaan mereka sendiri sehingga mereka belajar untuk berdiskusi dan mengutarakan gagasan-gagasan mereka demi pencapaian program yang jauh lebih baik. Kelembagaan yang terbentuk melalui fasilitasi mitra LSM bersangkutan pada masing-masing program
CSR
juga
turut
memainkan
peran
penting.
Karena
kelembagaan yang terbentuk disini, seperti halnya kelompok WANJATI maupun Panitia Sarana Air Bersih menjadi penanggung jawab atas keberlanjutan program yang sudah berjalan dengan didampingi oleh LSM. Tidak hanya itu, kelembagaan masyarakat tersebut juga menjadi pihak yang membantu perusahaan dan LSM dalam melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap program yang sudah berjalan. Berdasarkan uraian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan utama dari program CSR Danone Aqua Pandaan untuk menciptakan pemberdayaan masyarakat dapat dikatakan telah mencapai keberhasilan. Kesimpulan ini juga mengacu pada observasi penulis selama terlibat dalam implementasi program CSR, dimana masyarakat bukan hanya sebagai objek melainkan dilibatkan secara penuh dari tahap awal hingga akhir pelaksanaan program. Bisa dikatakan bahwa rangkaian program CSR yang dirumuskan dan diimplementasikan oleh Danone Aqua Pandaan bersumber dari masyarakat dan diperuntukkan kembali bagi masyarakat.
132
Selain menganalisa implementasi program CSR perusahaan melalui keterlibatan pihak-pihak dalam rangkaian aktivitas dan peran yang mereka jalankan. Penulis juga menyempurnakan analisa untuk mendukung fokus utama penulis yaitu berkaitan dengan peran PT. Tirta Investama
(Danone
Aqua
Pandaan)
dalam
merumuskan
dan
mengimpelemntasikan program CSR mereka melalui konsep piramida CSR yang diperkenalkan oleh Archie B. Carroll (1991)2. Berikut merupakan gambaran konsep piramida CSR Carroll, Gambar 2.10 Konsep Piramida CSR Archie B. Carroll (1991)
Dalam konsep piramida CSR tersebut Carrol menjelaskan bahwa terdapat empat motif yang menjadi latar belakang bagi suatu
2
Caroll, Archie B, 1991, The Pyramid of Corporate Social Responsibility, http://wwwrohan.sdsu.edu/faculty/dunnweb/rprnts.pyramidofcsr.pdf diakses pada tanggal 1 November 2013
133
perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial mereka. Keempat motif tersebut diantaranya : 1. Tanggungjawab Ekonomi Carroll menitik beratkan penjelasan mengenai motif tersebut pada tujuan utama perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Carroll berpendapat bahwa motif utama yang melatarbelakangi pelaksanaaan tanggungjawab sosial oleh suatu perusahaan adalah keinginan untuk menghasilkan laba atau memperoleh keuntungan. Laba dalam hal ini merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi perusahaan. Oleh sebab itu suatu perusahaan dapat menjalankan CSR dengan tujuan agar perusahaan memperoleh tambahan nilai ekonomi agar dapat terus hidup dan berkembang. 2. Tanggungjawab Legal Tanggungjawab legal dalam hal ini merujuk pada ketaatan hukum. Dijelaskan oleh Carroll bahwa salah satu motif yang melatarbelakangi perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial karena dalam proses mencari keuntungan, terutama perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara lain dituntut untuk tidak melanggar hukum dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga CSR hanya menjadi sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan agar mereka tidak dikenai sanksi karena melanggar hukum negara. 3. Tanggungjawab Etis Tanggung jawab etis menjadi salah satu motif yang diuraikan oleh Carroll karena dalam hal ini perusahaan memiliki kewajiban untuk melaksanakan praktik bisnis mereka dengan
134
mengedepankan nilai keadilan dan keterbukaan. Oleh sebab itu norma dan nilai yang berlaku di masyarakat menjadi pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Pada motif ini perusahaan telah memiliki etika kesadaran akan tanggung jawab sosial yang harus mereka laksanakan. Sehingga perusahaan kemudian telah mengetahui apa saja yang perlu dilakukan dan apa yang diharapkan oleh masyarakat dengan keberadaan mereka. 4. Tanggungjawab Filantropis Motif ini merupakan motif murni karena kedermawanan perusahaan kepada masyarakat sehingga melatarbelakangi tanggung jawab sosial yang mereka laksanakan. Karena menurut Carroll selain perusahaan harus memperoleh keutungan, patuh terhadap hukum dan berperilaku etis, perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontribusi yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Tanggung jawab sosial yang dijalankan ditujukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dari semua pihak. Dalam motif keempat ini perusahaan juga tidak lagi bicara mengenai orientasi, yang terpenting bagi mereka adalah perubahan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi pegawai, masyarakat, serta dunia. Sehingga dapat dikatakan orientasi perusahaan menjadi jauh lebih luas dibandingkan sebelumnya. Jika dianalisa menggunakan keempat motif yang diuraikan oleh Carroll tersebut, menurut opini penulis perusahaan Danone Aqua Pandaan menggabungkan antara ketiga motif diantaranya ekonomi, legal, dan etis sebagai alasan utama yang melatar
135
belakangi perusahaan dalam menjalankan CSRnya. Hal ini dikarenakan program CSR yang dijalankan, terutama di area ring I perusahaan lebih dari sekedar untuk mencari keuntungan, atau dilaksanakan karena atas dasar patuh hukum, tetapi juga karena Danone Aqua Pandaan telah benar-benar menyadari kebutuhan dan komitmen mereka untuk melakukan CSR. Perusahaan menyadari bahwa kemajuan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari komitmen mereka terhadap kontribusi sosial yang diberikan. Karena pada faktanya, perusahaan tidak akan mampu berdiri terpisah dari masyarakat yang ada disekitarnya. Selain itu perusahaan juga manyadari kewajiban mereka untuk bertanggung jawab terhadap berbagai dampak negatif yang ditimbulkan selama mereka beroperasi misalkan saja berkaitan dengan kebisingan, limbah, maupun dampak negatif lain.
136
BAB III PENUTUP 0 1
3.1 Kesimpulan Dari seluruh kegiatan magang yang telah dilaksanakan, penulis banyak sekali memperoleh pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga sekaligus menjadi bekal yang berguna bagi penulis dalam meningkatkan kualitas hard skill maupun soft skill. Dalam pelaksanaan PKN ini, penulis juga belajar untuk mengemban tanggung jawab yang diberikan kepada penulis, belajar dalam meningkatkan kedisiplinan dalam menghadapi target kegiatan di dunia kerja, belajar bekerja dengan baik dalam sebuah tim, serta penulis dituntut untuk bersikap dan bertindak secara profesional terhadap tugas yang penulis kerjakan. Melalui aktivitas PKN yang berlangsung kurang lebih selama 39 hari penulis juga belajar mengenai nilai-nilai kemandirian dan nilai-nilai lain yang sangat penting bagi penulis dalam pembentukan character building penulis di masa depan. Penulis juga mendapat pemahaman yang lebih baik mengenai proses perumusan program CSR dan implementasinya di lapangan. Penulis banyak belajar mengenai realita kompleksitas perumusan dan implementasi CSR yang harus dilalui oleh sebuah perusahaan dalam merumuskan maupun melaksanakan program CSR dimasyarakat. Karena perusahaan juga dituntut untuk mempertimbangkan berbagai aspek dan
137
melibatkan berbagai pihak serta kepentingan yang ada untuk mencapai keberhasilan suatu program CSR melebihi apa yang penulis pelajari selama ini mengenai teori perumusan dan implementasi CSR perusahaan dalam perkuliahan. Sedangkan
peran
Danone
Aqua
Pandaan
sendiri
dalam
merumuskan dan mengimplementasikan program CSR mereka di wilayah ring I perusahaan, menurut penulis sudah cukup baik walaupun masih terdapat beberapa kekurangan seiring berjalannya program-program CSR Aqua tersebut.
Dari divisi stakeholder relation yang membidangi
sustainable development (CSR), penulis memperoleh pembelajaran tentang bagaimana proses kerja dan pelaksanaan tanggung jawab sosial yang terjadi dalam sebuah perusahaan asing, membangun kemampuan untuk berinteraksi dengan pihak luar, serta berkoordinasi dengan lembaga pemerintahan, dan para kepala desa serta masyarakat pelaksana program. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan penulis selama magang merupakan kegiatan lapangan. Walaupun ada sedikit pembelajaran tentang beberapa teori dan konsep yang terkait program CSR, tetapi secara umum yang penulis lakukan yakni menerapkan progam CSR Aqua tersebut dengan berinteraksi dengan para stakeholder. Penulis mengetahui bahwa sebuah kepentingan muncul disaat proyek tersebut direncanakan sampai pada tahap koordinasi dengan pemerintah setempat dan juga pihak perusahaan. Dengan kata lain, apa yang telah penulis kerjakan dan amati saat Praktik Kerja Nyata ini, telah dapat memberikan wawasan yang lebih
138
bagi penulis tentang implementasi CSR, yang memang tidak didapat dibangku perkuliahan dan nantinya sangat bermanfaat bagi penulis disaat berada di dunia kerja.
1.2 Rekomendasi Berdasarkan pada pengalaman penulis selama melakukan kegiatan Praktik Kerja Nyata di PT Tirta Investama (Danone Aqua Pandaan), terdapat beberapa rekomendasi yang dapat penulis sampaikan. Rekomendasi PT Tirta Investama (Danone Aqua Pandaan) a. Diperlukan adanya perbaikan dalam mekanisme perbaikan dan peningkatan mekanisme pemilihan LSM sebagai mitra kerja yang dilakukan oleh tim Ad Hoc. Menurut pandangan penulis, seharusnya pemebrian verifikasi atas kualifikasi LSM tidak hanya dilakukan dengan berdasar pada pertimbangan-pertimbangan positif tim Ad Hoc saja. Melainkan lebih kepada tahapan seleksi yang tepat dengan turut mempertimbangkan pula track record kinerja
dan
kredibilitas
LSM
yang
bersangkutan
untuk
menghindari permasalahan-permasalahn baru terutama berkaitan dengan kinerja LSM yang tidak sesuai dengan LFA dan Workplan yang ada, sehingga mempengaruhi keberhasilan suatu program. b. Melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap mekanisme monitoring dan palopran bulanan kepada Head Office mengingat seringkali laporan yang diterima perusahaan dari mitra LSM masih sangat minim dan belum ampu mengcover perkembangan aktivitas dan program CSR yang tengah berlangsung. Sehingga selama ini
139
tim sustainable development yang justru harus pro aktif mengecek mengenai perkembangan aktivitas program. c. Lebih tegas menerapkan mekanisme sanksi bagi masing-masing pihak terkait yang melanggar ataupun keluar dari kontrak kerja program CSR yang telah disepakati agar muncul budaya disiplin dan program dapat berlangsung dengan lancar, sehingga cita-cita bersama dengan masyarakat dapat segera terwujud. d. Divisi satakeholder realtion lebih proaktif lagi dalam mengikuti perkembangan isu-isu yang ada di masyarakat secara berkala. e. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakt untuk memperbaiki pola pikir masyarakat terkait bantuan dan program CSR yang dijalankan oleh perusahaan. Sehingga tujuan utama pemberdayaan dapat terwujud dan tercipta masyarakat yang mandiri dan jauh dari pola ketergantungan terhadap perusahaan. f. Mengingat jumlah SDM di Divisi stakeholder relation dan kompleksnya tugas serta tanggung jawab yang harus dipikul maka diperlukan adanya penambahan jumlah SDM yang kompeten dalam bidang tersebut.Tidak hanya itu perusahaan melalui tim resources development juga dirasa perlu untuk melaksanakan sosialisasi dan pelatihan terkait diplomasi dan negosiasi serta manajemen konflik dan pengelolaan CSR yang dapat menjadi bekal sangat penting bagi divisi stakeholder relation dalam menjalankan tugas mereka. Rekomendasi untuk Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya,
140
Bagi mahasiswa yang ingin melakukan PKN di PT Tirta Investama (Danone Aqua Pandaan) sebaiknya mencari informasi terlebih dahulu mengenai latar belakang perusahaan terkait, divisi yang ingin dituju, serta apa yang menjadi fokus PKN. Selain itu, sebaiknya selama menjalankan aktivitas PKN peserta magang selalu menanamkan keinginan kuat untuk selalu memacu diri sendiri agar terus menerus memiliki inisiatif yang tinggi, keingintahuan yang besar, serta keberanian untuk mengungkapkan ide-ide kreatif agar kesempatan menjalankan PKN tidak sia-sia. Sebaiknya perserta magang harus lebih proaktif dalam menggali berbagai informasi, tidak hanya yang berkaitan dengan fokus magang saja karena pengetahuan dan informasi tersebut mungkin saja akan menjadi wawasan dan bekal penting di masa depan.