FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
PENGARUH TERAPI TERTAWA DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL DI PUSKESMAS AIRMADIDI
Proposal Research
Diajukan untuk memenuhi tugas dan tuntutan mata kuliah Research Methodology In Nursing
Disusun Oleh : Ricky Rotikan (09710012)
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN – AIRMADIDI UNIVERSITAS KLABAT KLABAT – AIRMADIDI Maret, 2012
1
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
2
DAFTAR ISI COVER
………………………………………………...................
i
DAFTAR ISI …………………………………………………………...
ii
…………………………………………………...
v
…………………………………………...
6
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
Masalah Penelitian dan Latar Belakang Masalah
6
…………………………...
9
…………………………………………...
9
Pernyataan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian
…………..
Kegunaan Penelitian ……………………………………………
10
……………............
11
Cakupan dan Batasan dalam Penelitian
Definisi istilah-istilah istilah-ist ilah yang digunakan dalam Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA
....... ...... .
12
................................................ ........
14
Teori dan Konsep Penelitian Penelitian ................................................ ........
14
Terapi Tertawa
................................................... .................
14
Humor ...................................................... ................................................................................ ..........................
14
Perbedaan Perbedaan Humor dan Tawa ............................................
15
Fisiologi Tawa
16
................................................ ........
Konsep Dasar Terapi Tertawa
................................
Indikasi dan Kontraindikasi Kontraindikasi terapi tertawa Indikasi Indikasi
16
....................
18
................................................ ........
18
............................................
20
............................................
22
Kontraindikasi Kontraindikasi Waktu dan Tempat Terapi
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
2
DAFTAR ISI COVER
………………………………………………...................
i
DAFTAR ISI …………………………………………………………...
ii
…………………………………………………...
v
…………………………………………...
6
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
Masalah Penelitian dan Latar Belakang Masalah
6
…………………………...
9
…………………………………………...
9
Pernyataan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian
…………..
Kegunaan Penelitian ……………………………………………
10
……………............
11
Cakupan dan Batasan dalam Penelitian
Definisi istilah-istilah istilah-ist ilah yang digunakan dalam Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA
....... ...... .
12
................................................ ........
14
Teori dan Konsep Penelitian Penelitian ................................................ ........
14
Terapi Tertawa
................................................... .................
14
Humor ...................................................... ................................................................................ ..........................
14
Perbedaan Perbedaan Humor dan Tawa ............................................
15
Fisiologi Tawa
16
................................................ ........
Konsep Dasar Terapi Tertawa
................................
Indikasi dan Kontraindikasi Kontraindikasi terapi tertawa Indikasi Indikasi
16
....................
18
................................................ ........
18
............................................
20
............................................
22
Kontraindikasi Kontraindikasi Waktu dan Tempat Terapi
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Penelitian Tentang Efek Humor Hipertensi Hipertensi
3
................................
22
................................................................................ ...................................................... ..........................
24
Pengertian Pengertian
................................................. ...................
24
Klasifikasi
................................................... .................
25
Etiologi
................................................... .................
25
Faktor Resiko ................................................... .................
26
Patofisiologi
....................................................................
26
Gejala
................................................... .................
27
Paradigma Paradigma Konseptual Konseptual
................................................ ........
28
Pernyataan Pernyataan Hipotesis
................................................ ........
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN PENELITIAN
............................................
30
Desain Penelitian dan Penggunaan Statistik dalam Proses Analisa Data ...................................................... ................................................................................ ..........................
30
Subyek Partisipasi Partisipasi dalam Penelitian Penelitian ............................................
33
Sampling dan Subyek Alokasi
............................................
33
Lokasi Penelitian
................................................... .................
34 34
Pengumpulan Pengumpulan Data
................................................... .................
35
Alat Mekanikal Mekanikal Prosedur
............................................... .........
35
................................................... .................
35
Permohonan Permohonan Izin
............................................
35
........................................................
36
Pertimbangan Pertimbangan Etik dalam Penelitian Penelitian ............................................
36
Pelaksanaan
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
4
Prosedur Pengumpulan Pengumpulan Data ........................................................ .. ......................................................
37
Alur Perencanaan Perencanaan Data
................................................ ........
38
DAFTAR PUSTAKA ................................................... .................
40
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
DAFTAR TABEL Figure 2.1
Paradigma Konseptual
Figure 3.1
Contoh Model Lembaran Observasi .................................. 35
Figure 3.2
Alur Perencanaan Pengumpulan Data
Tabel 2.1
Kontraindikasi Terapi Tertawa
Tabel 2.2
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
Tabel 3.1
Desain Penelitian khusus untuk mengukur Tekanan Darah
Tabel 3.2
.............................................. 28
...................... 38
.................................. 21 ...................... 25
................................................ .......... 31
Waktu Pengumpulan Data
.............................................. 34
5
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
BAB I PENDAHULUAN
Masalah Penelitian dan Latar Belakang Masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi telah menjadi penyakit yang sering dialami di kalangan masyarakat saat ini. Tak heran hipertensi telah dianggap biasa dan sering penderita hipertensi mengesampingkan penanganan dari penyakit ini. Seiring dengan berkembangnya zaman prevalensi hipertensi pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut World Health Organization (WHO) dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta
penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya. (Majalah Kedokteran Indonesia, volume: 59, Nomor: 12, Desember 2009). Dari fenomena yang ada di dapati di Amerika, diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Bagaimana dengan Indonesia, di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat begitu pesat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa proporsi penyebab kematian tertinggi yaitu Penyakit Tidak Menular (PTM) termasuk hipertensi (6,7%), Sementara prevalensi
6
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
hipertensi menurut provinsi di Indonesia (Riskesdas 2007), prevalensi berdasarkan pengukuran dan tanpa kasus yang sedang minum obat hipertensi Sulawesi Utara merupakan salah satu prevalensi hipertensi tertinggi yaitu sekitar 25,9%. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberculosis, yakni 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. th Menteri Kesehatan Indonesia dr. Endang R. Sedyaningsih, Dr. PH, pada The 4
Scientific Meeting on Hypertension (2010) menyampaikan, hipertensi merupakan
penyakit yang sangat berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini. Kebanyakan orang merasa sehat dan energik walaupun hipertensi. Menurut hasil Riskesdes tahun 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi. Keadaan ini tentunya sangat berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat. Menurut WHO (1999) hipertensi adalah tekanan darah yang berada diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi (Halim, 2001). Pada referensi lain yaitu “The sixth report of the Join National Comitee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (1997)” mendefinisikan hipertensi sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg atau lebih atau sedang dalam pengobatan anti hipertensi (Smeltzer & Bare, 2001 ; Susalit, 2001). Dari bukti – bukti yang telah ada diatas tak heran jika hipertensi bisa menjadi masalah yang menyebabkan morbiditas dan morbilitas yang cukup tinggi
7
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
pada masyarakat di Indonesia khususnya di Sulawesi Utara yang tentunya didukung oleh beberapa faktor seperti, mengadopsi gaya hidup yang tidak sehat, merokok, kurang aktivitas fisik, stress, makanan tinggi lemak dan kalori, serta konsumsi alkohol. Sehingga inilah yang menjadi tantangan utama masalah kesehatan di masa yang akan datang dimana WHO memperkirakan, pada tahun 2020 prevalensi ini akan meningkat di beberapa negara berkembang dan salah satunya ialah Indonesia. Pengobatan untuk penderita hipertensi dapat dilakukan secara berkala dalam menurunkan tekanan darah melalui obat – obat anti hipertensi namun adapula beberapa alternative dalam pengobatan hipertensi, yaitu dengan gaya hidup sehat dan mengendalikan faktor resiko, dengan cara lakukan olahraga teratur, atasi stress dan emosi, hentikan kebiasaan merokok, hindari minuman beralkohol, dan periksa tekanan darah secara berkala (dr. Endang R, 2010). Dalam beberapa artikel memuat hasil penelitian mengenai terapi alternative seperti terapi tertawa yang dapat menjadi salah satu terapi yang sederhana dalam menurunkan tekanan darah walaupun secara medis hal ini belum bisa dipastikan namun terapi tertawa ini diyakini oleh para peneliti sangat efektif dalam menurunkan stress, mencegah penyakit dan sebagai salah satu teknik relaksasi yang sederhana (Ikarowina T, 2004). Oleh sebab itu, berdasarkan fakta yang ada, maka peneliti berminat dan merasa perlu mengambil masalah ini untuk mengetahui adanya pengaruh terapi tertawa dalam menurunkan tekanan darah dan dengan tujuan untuk
8
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
meminimalkan prevalensi hipertensi serta proporsi kematian hipertensi melalui terapi tertawa pada pasien hipertensi di puskesmas airmadidi.
Pernyataan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang dari hipertensi dan terapi tertawa, maka dapat dirumuskan masalah: 1. Apakah ada pengaruh dari terapi tertawa dalam menurunkan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi di puskesmas airmadidi? 2. Bagaimana perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan terapi tertawa pada pasien hipertensi? 3. Apakah ada pengaruh terapi tertawa dalam menurunkan tekanan darah dengan variable – variable berikut: a. Usia b. Jenis Kelamin c. Faktor Stres
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk memberikan wawasan pada masyarakat tentang hipertensi serta pemberitahuan tentang penyebab dan faktor – faktor resiko yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi serta penanganannya.
9
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
2. Untuk memperkenalkan terapi yang akan dilakukan oleh peneliti yang berguna dalam menurunkan tekanan darah tinggi. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi tertawa dalam menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi di puskesmas airmadidi. 4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pada tekanan darah golongan penderita yang mengikuti terapi tertawa dengan golongan penderita yang tidak mengikuti terapi tertawa di puskesmas airmadidi.
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan baru bagi masyarakat terhadap penanganan hipertensi yang lebih mengarah pada terapi alternative seperti terapi tertawa dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di puskesmas airmadidi.
Bagi Pembangunan Masyarakat atau Sosial Meminimalkan prevalensi hipertensi melalui terapi tertawa dan juga sebagai peningkatan kualitaas hidup dalam masyarakat dan sosial.
10
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Bagi Institusi Hasil dari penelitian ini dapat digunakan Universitas Klabat sebagai bahan masukan ataupun bahan referensi, dan dapat menjadi data awal dalam penelitian selanjutnya pada penderita hipertensi yang ada di wilayah airmadidi.
Bagi Peneliti Kiranya penelitian ini dapat menjadi motivasi yang kuat bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang lebih luas dan untuk memperbanyak wawasan dan memperluas pengetahuan peneliti khususnya mengenai hipertensi yang dapat berguna dalam pekerjaan maupun tugas penelitian di masyarakat dalam bidang kesehatan.
Cakupan dan Batasan dalam Penelitian Cakupan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Semua penderita hipertensi esensial dalam variable dependen. 2. Penderita hipertensi yang berkunjung di puskesmas airmadidi. 3. Sanggup mengikuti atau menjalankan terapi yang akan diberikan. 4. Bersedia dengan menyatakan informed consent. 5. Periode bulan Januari sampai Maret 2012. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah hipertensi dengan variable genetik dan penderita yang kurang ataupun tidak kooperatif dengan peneliti selama proses penelitian berlangsung.
11
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Definisi Istilah – Istilah yang Digunakan dalam Penelitian
Penderita Hipertensi Mengacu pada seseorang yang dinyatakan oleh dokter mengidap penyakit hipertensi dengan karakteristik tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg.
Terapi Tertawa `Sebuah terapi alternative yang telah dikemukakan oleh para peneliti sebelumnya yang efektif dalam menurunkan tekanan darah. Tertawa sebagai suatu wujud emosional yang dimiliki masing-masing individu untuk mengurangi ketegangan, kecemasan dan dapat menenangkan pikiran yang secara langsung dapat mengurangi stress yang dapat dialami semua orang.
Prevalensi Prevalensi adalah jumlah keseluruhan orang yang sakit yang menggambarkan kondisi tertentu yang menimpa sekelompok penduduk tertentu pada titik waktu tertentu (point prevalence), atau pada periode waktu tertentu (periode prevalence). Proporsi Mengarah pada suatu keseimbangan dalam suatu individu, kelompok serta masyarakat, baik secara fisik, mental, sosial, dan spiritual
12
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Usia Mengarah pada lamanya keberadaan manusia sejak lahir.
Jenis Kelamin Mengacu pada jenis kelamin, laki-laki atau perempuan berdasarkan pada anatomi reproduksi.
13
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Teori dan Konsep Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan pengaruh terapi tertawa dalam penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi esensial berdasarkan tingkat stress dan proses peredaran darah berdasarkan konsep-konsep dan teori-teori yang telah diuraikan, kerangka konseptual, paradigma dan pernyataan hipotesis.
Terapi Tertawa Terapi tawa merupakan metode terapi yang menggunakan humor dan tawa yang dapat digunakan oleh individu sebagai sesuatu yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi individu baik gangguan fisik, fisiologis maupun mental, dimana terapi ini akan membawa individu pada suatu titik perasaan lega yang dikarenakan efek dari tawa yaitu sebagai pereda stres dan relaksasi (Aswin, 2005).
Humor Humor adalah sesuatu yang lucu, yang dapat menggelikan hati atau menimbulkan kejenakan atau keucuan (KBBI, 1991).
14
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Freud percaya bahwa humor merupakan kecenderungan agresif, efek dari energi psikis yang tidak dapat menekan agresi ini karena tidak dapat diterima oleh alam bawah sadar maka ditekan ke dalam alam tak sadar yang akhirnya terbebaskan dan menjadi humor.
Perbedaan Tawa dan Humor Kataria (2004) mengemukakan, tawa dan humor berjalan bersamaan; artinya kedua hal ini tidak dapat dipisahkan. Humor merupakan kesadaran dan kemampuan seseorang untuk melihat sesuatu yang lucu atau mengungkapkan sesuatu dengan cara yang lucu. Tawa adalah salah satu ungkapan humor. Tawa dan humor mempunyai hubungan sebab akibat. Humor adalah sebabnya dan tawa adalah akibatnya, yang membawa perubahan fisiologis dan biokimia dalam tubuh kita. Berikut ini beberapa paparan tentang tawa dan humor menurut presiden tawa di AS, Steve Wilson (dalam Kataria,2004) : 1. Tawa akan lebih bermanfaat jika dilakukan secara aktif dan interaktif bukan secara pasif. 2. Tawa sebagai bentuk latihan teknik pernapasan berirama dan dinamis. 3. Tawa sebagai obat pecegah dan pelengkap yang mudah dijangkau oleh kalangan luas. 4. Humor sebagai peristiwa spontan, tidak dipaksakan, diharapkan dan diwajibkan.
15
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
5. Humor bersifat pribadi dan subjektif, tawa bersifat universal. 6. Humor hampir mustahil untuk diukur. Namun demikian, perubahanperubahan fisiologis yang merupakan dampak tawa relatif mudah diukur dan manfaatnya mudah diamati serta dipelajari.
Fisiologi Tawa Aspek-aspek emosi, termasuk tertawa, ”diatur” oleh p usat emosi di daam struktur otak yang dinamakan sistem limbic (lymbic system). Daerah itu sendiri terdapat beberapa susunan komponen antara lain hippocampus, gyrus limbic, dan amigydale. Sistem limbic ini memainkan peranan dalam mengatur emosi manusia (Aswin, 2005; Pasiak, 2004).
Konsep Dasar Terapi Tawa Israel Waynabaum dalam bukunya yang berjudul Physionomie Humaine: Son Mechanism et son Role Social mengemukakan bahwa otot-otot wajah bekerja
sebagai penjepit pembuluh darah yang mengatur aliran darah ke otak. Teori yang ia kembangkan menyatakan bahwa emosi seringkali mengikuti ekspresi wajah, bukan mendahuluinya (Lewis, 2004). Waynabaum mengajukan hipotesa bahwa segala tanggapan emosi yang nampak pada wajah berkaitan dengan proses-proses vaskuler (pembuluh darah). Dimana semua reaksi emosi negatif atau positif, mempengaruhi sirkulasi dan ekspresi wajah memainkan peran penting dalam proses ini (Lewis, 2004).
16
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Peningkatan aliran darah ke otak – yang merupakan akibat fisologis dari tersenyum dan tertawa – terkait dengan kesehatan tubuh dan suasana hati yang positif. Sebaliknya, suasana hati dan ekpresi tertekan menghasilkan penurunan aliran darah ke otak. Pada gilirannya hal ini dapat mengakibatkan penyakit fisik yang sebenarnya. Jadi, orang dengan wajah terus menerus terlihat murung menyebabkan penurunan aliran darah ke otak secara permanen. Artinya, otaknya tidak mendapat gizi yang memadai dan tidak bekerja pada taraf yang optimum (Plutchik, 2002). Otot zigomatik berkaitan erat dengan senyum dan kebahagiaan. Menurut teori Waynbaum ini, otot ini secara langsung mengakibatkan darah mengalir di seluruh otak. Pembuluh vena dipenuhi darah, dan hal ini sendiri telah meringankan perasaan dan membuat merasa senang (Plutchik, 2002). Dalam bukunya, Waynbaum mengajukan gagasan bahwa tertawa merupakan tindakan yang sehat karena peningkatan sirkulasi itu bersifat baik. Tertawa itu seperti mandi oksigen sel-sel dan jaringan mendapat tambahan oksigen sehingga orang merasa lebih segar. Sebaliknya, merasa dan berprilaku murung mengakibatkan pengurangan oksigen dalam darah sehingga sel-sel kekurangan oksigen. Sel-sel darah menjadi lapar dan kosong, menghasilkan depresi, kecemasan, dan kemarahan (Plutchik, 2002). Hasil-hasil penelitian ilmiah terbaru memperlihatkan bahwa kebahagiaan bukan hanya terletak dalam pikiran, tetapi terkandung dalam otot-otot dan hormon kita. Tindakan menggerakkan otot-otot wajah membentk ekpresi yang berkaitan dengan kesukacitaan dapat menghasilkan efek positif yang berdampak
17
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
besar pada sistem saraf. Paul Ekman, peneliti utama dalam bidang ini, meyakini bahwa mekanika gerakan otot-otot wajah sangat berkaitan dengan sistem saraf otonom, yang mengatur denyut jantung, pernapasan, dan fungsi-fungsi yang tidak bisa dikendalikan secara sadar.
Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Terawa
Indikasi Terapi tawa merupakan teknik yang mudah dilakukan, tetapi efeknya sangat luar biasa, bahkan dapat menyembuhkan pasien dengan gangguan mental akibat stres berat. Humor dalam bentuk tertawa dalam dunia medis, merupakan obat mujarab gangguan stres, atau gangguan penyakit lainnya. Orang yang mudah tertawa, akan lebih cepat sembuh dari sakitnya, daripada mereka yang banyak mengeluh, apalagi menangis. Tertawa membuat otak menekan kita untuk melakukan dua hal yang simultan. Pertama adalah visual, yaitu gerakan muka khusus. Yang kedua, adalah phonic, yaitu mengeluarkan bunyi tertentu. Selama tertawa, ada banyak perubahan dalam bagian tubuh termasuk tangan, kaki dan otot. Tertawa membantu melepaskan emosi dan ketegangan. Orang sering menyimpan emosi dari pada mengeluarkannya saat marah, takut, sedih, stres atau bosan. Tertawa merupakan cara lain untuk menemukan jalan keluar dari ketegangan-ketegangan tersebut.
18
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Pada saat tertawa, lima belas otot muka berkontraksi dan mendapatkan rangsangan efektif pada sebagian besar otot mulut. Bahkan dalam keadaan tertentu, pembuluh air mata terangsang sehingga selagi mulut terbuka dan tertutup, ada suatu dorongan untuk mengisap udara yang cukup, sehingga muka memerah dan mata berair. Dari banyak pengalaman, telah terbukti bahwa tertawa merupakan "mesin terbaik" untuk menghilangkan stres. Penelitian medis menunjukkan adanya pengaruh psikologi pada tertawa terhadap kesehatan. Rasa humor akan masuk dengan mudah "mengobati" sakit, tekanan hidup sehari-hari, stres, atau rasa penat setelah bekerja. Rasa humor dapat secara dramatis mengubah kualitas dan pandangan hidup kita. Rasa humor merupakan suatu cara yang mudah untuk mengenali perasaan, dan mengontrolnya dalam situasi sulit. Beberapa dampak psikologi tertawa terhadap tubuh, adalah sebagai berikut (Simanungkalit, & Pasaribu, 2007: 27) : 1. Mengurangi stres Tertawa akan mengurangi tingkat stres tertentu dan menumbuhkan hormon penyeimbang yang dihasilkan saat stres. Dalam keadaaan stres, akan dihasilkan hormon yang menekan sistem kekebalan, sehingga meningkatkan jumlah platelet (sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan dalam arteri) dan meningkatkan tekanan darah. Dengan tertawa, hormon stres dapat diimbangi sampai tingkat tertentu.
19
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
2. Meningkatkan kekebalan Tertawa dapat meningkatkan sistem kekebalan karena tertawa pada dasarnya membawa keseimbangan pada semua komponen dalam sistem kekebalan tubuh. 3. Menurunkan tekanan darah tinggi Tertawa dapat merelaksasikan otot dan pembuuh darah serta meningkatkan aliran darah dan oksigen dalam darah sehingga memperlancar terjadinya peredaran darah. 4. Mencegah penyakit Tertawa dipercaya mampu mencegah penyakit, seperti penyakit jantung, karena marah dan takut yang merupakan emosi penyebab serangan jantung dapat diatasi dengan tertawa. Karena tertawa itu sehat, tertawalah selagi kita masih bisa tertawa, tetapi tentu saja tertawa yang ada sebabnya.
Kontra Indikasi Tertawa adalah terapi yang sangat ringan dan tidak membatasi usia, walaupun begitu, terapi ini dilarang untuk dilakukan oleh mereka yang mempunyai beberapa jenis penyakit dan problem. Pelarangan melakukan tawa ini dikarenakan dikawatirkan berakibat buruk pada penyakitnya. Mereka yang dilarang untuk melakukan terapi humor ini adalah (Simanungkalit & Pasaribu, 2007: 24):
20
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Tabel 2.1 Kontra Indikasi Tertawa Kontra Indikasi
Rasionalisasi
Penderita penyakit wasir
Berbahaya karena otot di sekitar pinggul dan perut mendapat tekanan lebih berat sehingga dikhawatirkan memperparah penyakit wasir
Penderita penyakit hernia
Hal ini dapat memperparah penyakit hernia karena membutuhkan kerja keras otot dan kemungkinan isi perut akan menonjol di sekitar saluran selangkangan.
Penderita penyakit jantung
Memacu denyut jantung bekerja lebih cepat, sehingga dikhawatirkan berakibat fatal.
Penderita sesak nafas
Mengganggu pernapasan
Baru selesai melakukan operasi
Jahitan opersinya akan terlepas, apalagi yang melakukan operasi besar atau perus
Sedang hamil
Mengakibatkan kontraksi dan bisa terjadi keguguran.
Peranakan turun
Menurunkan tali ligamen yang menopang peranakan menjadi lemah.
Penyakit TBC
Bibit-bibit penyakitnya akan menular kepada orang lain sekitarnya
Penyakit flu
Bibit flu akan menyebar dan penderita flu
21
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
sebaiknya istirahat saja. Penyakit pilek
Akan menularkan bibi-bibit virusnya kepada orang lain.
Komplikasi mata (gloukoma)
Akan meningkatkan tekanan pada bola mata karena bendungan aliran cairan mata melalui terusan Schlemm dalam pembuluh balik semakin meningkat, mencekungnya pupil saraf mata, dan bisa berakibat pada kebutaan.
Waktu dan Tempat Terapi Idealnya, sebuah sesi tawa harus dilaksanakan pada pagi hari, khususnya di daerah tropis seperti Indonesia ini. Sebaiknya jumlah total latihan pernapasan, tawa dan peregangan sebaiknya tidak lebih dari 15-20 menit. Pengaturan waktu bisa disesuaikan beberapa menit menurut kebutuhan individu, kelompok dan keadaan cuaca, bila diadakan di tempat terbuka.
Penelitian Tentang Efek Humor Beberapa ahli kedokteran melakukan penelitian dan menyampaikan beberapa temuannya: a. Dr. William Foy dari University Stanford, berpendapat bahwa dengan tertawa terbahak-bahak sangat bermanfaat bagi orang sehat. Dalam risetnya ia
22
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
menemukan bahwa dengan tertawa terbahak-bahak akan menggerakkan otot perut, otot dada, otot bahu, dan pernapasan. Dengan demikian maka tubuh seolah-olah baru selesai olah raga joging, setelah itu seluruh tubuh akan menjadi rileks, segar dan tenang. Tertawa juga akan melatih diaframa torak, jantung, paru-paru, perut, membantu mengusir zat-zat yang tida bermanfaat, sakit kepala, sakit pinggang, dan penderita depresi. b. Dr. Wlliam Frey yang merupakan seorang pakar biokimia yang sekaligus direktur Dry Eyes and Tears Research Center di Mineapolis, Amerika Serikat mengatakan bahwa tertawa akan bermanfaat bagi tubuh, dimana bagian tubuh akan ikut bergerak, serta mengaktifkan sistem endokrin sehingga memicu penyembuhan suatu penyakit. Bukan hanya itu, menurutnya dengan tertawa akan merangsang otak untuk memproduksi hormon tertentu yang akhirnya akan memicu pelepasan endorphin yaitu suatu zat yang merupakan pembunuh rasa sakit yang dapat diproduksi tubuh. Dr. William Frey yang merupakan ahli jantung mengatakan bahwa tertawa identik dengan olahraga aerobik. Tertawa satu menit saja akan memberi relaksasi tubuh sebanyak empat puluh menit. c. Dr. M. Miller yang merupakan Direktur Center for Preventive Cardiology Maryland Medical Center Baltimore telah membuktikan bahwa terapi humor bisa mencegah serangan jantung.
23
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Hipertensi
Pengertian Hipertensi Hipertensi berasal dari dua kata, hiper = tinggi dan tensi = tekanan darah, merupakan penyakit yang sudah lama dikenal. Menurut American Society of Hypertension (ASH), pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan
gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan (Sani, 2008). Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, timbulah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi (Vitahealth, 2005). Angka 140/90 menurut WHO merupakan angka paling tinggi yang bisa ditolerir jika diukur pada saat beristirahat (aktivitas normal). Di atas angka terseut itulah yang disebut hipertensi atau keadaan tekanan darah tinggi (Tapan, 2004). Hipertensi salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner yang kurang diwaspadai karena bersifat asimtomatis. Banyak penderita yang mengabaikan perjalanan lanjut hipertensi sehingga disebut juga ”the silent killer” (Sani, 2009).
24
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO Kategori
Sistolik
Diastolik
(mmHg)
(mmHg)
Tekanan darah optimal
< 120
< 80
Tekanan darah normal
120 – 129
80 – 84
Tekanan darah normal tinggi
130 – 139
85 – 89
Hipertensi ringan
140 – 159
90 – 99
Hipertensi sedang
160 – 179
100 – 109
Hipertensi berat
> 180
> 100
Sumber : (Tapan, 2004).
Etiologi Berdasarkan etiologi hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu : a. Hipertensi Esensial (Primer) Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari ekskresi Na, obesitas, merokok dan stres. b. Hipertensi Sekunder Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.
25
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin dan lain-lain (Anonim, 2010).
Faktor Resiko
Usia : orang yang sudah lebih rentan untuk hipertensi.
Merokok dan Alkohol.
Genetik : respon neurologi terhadap stres atau kelainan ekskresi atau transport Na.
Obesitas : terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.
Stres Lingkungan.
Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah.
Patofisiologi Jantung memompa darah melalui pembuluh darah arteri. Dari pembuluh darah yang besar ke pembuluh darah yang kecil yang disebut arteriol. Arteriol membagi darah ke kapiler-kapiler. Tugas kapiler ini adalah memberi organ-organ makanan dan oksigen. Darah akan kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena. Normalnya, pembuluh darah akan mengembang (menerima darah) dan mengecil (meneruskan darah) melalui sistem persarafan yang kompleks. Namun
26
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
peristiwa ini sering kali tidak berjalan mulus. Banyak keadaan (penyakit atau kelainan) yang bisa membuat pembuluh darah tidak membesar atau tidak elastis lagi akibatnya akan terjadi kekurangan darah pada organ tertentu. Jika suatu organ kekurangan oksigen dan sari makanan, maka suatu proses umpan balik akan terjadi. Organ tersebut akan mengirim tanda ke otak bahwa membutuhkan darah lebih banyak. Reaksinya adalah tekanan darah ditingkatkan sayangnya peningkatan tekanan darah ini juga terjadi pada organ-organ lainnya yang tidak mengirim tanda tersebut. Dan yang paling beresiko tinggi pada ginjal dan otak. Tekanan darah yang tinggi pada ginjal dan otak mengakibatkan kerusakan kedua organ tersebut (Tapan, 2004).
Gejala a.Hipertensi Esensial : asimtomatik b.Hipertensi Berat : sakit kepala, jantung berdebar-debar, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, sering buang air kecil, telinga berdenging, gelisah, pandangan kabur (Soeharto, 2001).
27
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Paradigma Konseptual Menurut Dr. M. Miller, dari hasil penelitiannya ditemukan adanya hubungan antara tertawa dengan serangan jantung, di mana salah satu penyebab serangan jantung adalah akibat stres yang memicu kerusakan endothelium pembulu arteri jantung serta mendorong terciptanya kolesterol dalam pembuluh darah. Dengan melakukan terapi tawa yang terprogram, akan tercipta atau akan menciptakan zat kimia nitrioksida yang berfungsi memperlancar peredaran darah. Saat orang stres keluarlah hormon adrenalin yang mengakibatkan jantung berdebar keras. Pada saat tertawa itulah tubuh melepaskan hormon adrenalin dan secara otomatis pula terciptalah efek antiadrenalin sehingga ketegangan mereda dan bahkan tekanan darah ikut menurun.
Variabel Independen
Variabel Dependen
Terapi Tertawa
Hipertensi Esensial Tahap 1: SBP dan DBP
Variabel Confounding
Usia Jenis Kelamin Tingkat Stres
Figure 2.1 Paradigma Konseptual
28
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Pernyataan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu sudut pandang dalam penelitian yang nantinya kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2002). 1. H01 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara terapi tertawa dan tekanan darah pada penderita hipertensi esensial yang ada di Puskesmas Airmadidi. 2. H02 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara hasil pre-test dan hasil post-test terhadap terapi tertawa pada penderita hipertensi esensial di Puskesmas Airmadidi. 3. H03 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara terapi tertawa terhadap stres pada penderita hipertensi esensial di Puskesmas Airmadidi berdasarkan: a. Usia b. Jenis Kelamin c. Faktor Stres
29
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian ialah suatu upaya yang digunakan dalam mendapatkan pembenaran ilmu pengetahuan terhadap suatu masalah, memahami suatu masalah yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah (Setiadi, 2007). Dalam bab ini akan membahas tentang metode dan desain penelitian, subyek/partisipan penelitian, sampling dan subyek alokasi, lokasi penelitian, prosedur pengumpulan data, analisa data dan alur perencanaan pengumpulan data.
Desain Penelitian dan Penggunaan Statistik Dalam Proses Analisa Data Desain penelitian adalah suatu perencanaan penelitian yang dirancang sedemikian rupa agar peneliti mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian quasiexperimental dan desain penelitian adalah one group pre-test – post-test ,
rancangan ini tidak menggunakan kelompok pembanding (kontrol), tetapi sudah dilakukan observasi sebelumnya ( pre-test ) yang memungkinkan peneliti dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi setelah dilakukan eksperimen (Notoatmodjo, 2002). Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu terapi tertawa sebagai variabel bebas dan pengukuran tekanan darah sistolik dan tekana darah diastolik
30
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
sebagai variabel dependen dan usia, jenis kelamin dan tingkat stres sebagai variabel terikat.
Kelompok menerima terapi tertawa dan desain penelitian : Tabel 3.1 Desain Penelitian khusus untuk mengukur tekanan darah Hari I
Hari II
Hari III
T1
T0
T2
(T1 dilakukan 15 menit sebelum terapi tertawa dan T2 dilakukan 15 setelah terapi tertawa). T: Tes yang dilakukan kepada responden. T0: Tidak dilakukan pengukuran kepada seluruh variabel dependen. T1: Pengukuran pertama untuk seluruh varaibel dependen sebelum diberikan terapi tertawa. T2: Pengukuran kedua untuk seluruh variabel dependen setelah diberikan terapi tertawa. Untuk menjawab pertanyaan masalah pertama dalam hipotesa satu (H 01) SDt M1 – M0
tentang tidak ada pengaruh yang signifikan antara terapi tertawa dengan penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi esensial di Puskesmas Airmadidi maka peneliti menggunakan analisa statistik Pearson bi-serial. Metode ini menggunakan rumus: Rumus Pearson bi-serial
√
31
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Keterangan : rxy : korelasi point bi-serial M1-M0 : mean jenjang 1 & 2 SDt : Simpangan Deviasi total P : Proporsi q : 1-P Paired t-test akan digunakan pada hipotesa kedua (H 02) untuk mengetahui
apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan hasil post-test dalam pemberian terapi tertawa terhadap penurunan tekanan darah. Metode ini mempunyai rumus : Uji t berpasangan ( Paired t-test ) :
Dimana nilai Sd diperoleh dari :
√
∑
Sedangkan untuk menjawab pernyataan masalah pada hipotesa ketiga (H03) yang dijabarkan maka peneliti menggunakan ANOVA untuk melihat perbedaan lebih dari satu kelompok (Supratno, 2004) dengan menggunakan rumus: Rumus ANOVA
32
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Untuk analisa data dari tiga pernyataan masalah tersebut di atas akan digunakan program soft-ware yaitu SPSS (Statistic Package For the Social Science). Subyek Partisipan Dalam Penelitian Subyek partisipan merupakan hal penting dalam suatu penelitian dalam hal ini menyangkut proses pengumpulan data yang diperlukan dalam tujuan penelitian (Dampsey & Dampsey, 2002). Subyek partisipan dalam hal ini meliputi : a). Inclusion Dalam hal ini semua penderita hipertensi esensial tahap I di Puskesmas Airmadidi, dengan kriteria : 1. Penderita hipertensi yang berobat di Puskesmas Airmadidi. 2. Tidak berprofesi dibidang kesehatan. 3. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menandatangani surat persetujuan ( informed consent ). b). Exclusion Dalam hal ini adalah semua penderita hipertensi esensial tahap 2 hingga tahap 4.
Sampling dan Subyek Alokasi Sample merupakan porsi populasi yang diambil dalam tujuan untuk mewakili populasi dalam penelitian (Nursalam, 2007). Teknik sampling adalah
33
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
teknik yang digunakan peneliti dalam pengambilan sample dari populasi (Setiadi, 2007). Penelitian ini menggunakan teknik sampling convenience, dimana dalam teknik ini dilakukan pengambilan sampel dari populasi dengan keinginan atau sesuka hati dari peneliti (Kountur, 2003). Pengambilan sampel yang diambil dari jumlah populasi penderita hipertensi esensial yang datang ke Puskesmas Airmadidi sebanyak 60 orang partisipan yang dilakukan oleh satu orang peneliti dalam kurun waktu tiga hari.
Tabel 3.2 Waktu Pengumpulan Partisipan Minggu I 20 partisipan di Puskesmas Airmadidi
Minggu II
Minggu III
20 partisipan di
20 partisipan di
Puskesmas Airmadidi
Puskesmas Airmadidi
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan diteliti adalah Puskesmas Airmadidi. Puskesmas Airmadidi berlokasi di Kabupaten Minahasa Utara yang beribukotakan Airmadidi. Pukesmas Airmadidi merupakan salah satu institusi kesehatan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara yang berada di area pasar dan terminal umum Airmadidi dengan infrastruktur bangunan lantai satu yang sederhana.
34
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Pengumpulan Data Alat Mekanikal a. Lembar observasi pengukuran tekanan darah pre-test dan post-test . b. Pengukur tekanan darah aneroid (sphygmomanometer ) dan stetoskop digunakan untuk mengukur tekanan darah partisipan. c. Laptop dan speaker untuk pemutaran video lucu. d. Alat tulis menulis yang digunakan untuk mencatat hasil yang ditunjukkan dari partisipan sebelum dan setelah dilakukan terapi tertawa. e. Jam tangan atau jam dinding digunakan untuk menentukan lamanya durasi sebelum dan sesudah terapi.
NO
NAMA
SEX
AGE
Figure 3.1 Contoh Model Lembaran Observasi
Prosedur
Permohonan Izin
Pre-test
Post-test
SBP & DBP
SBP & DBP
35
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Surat dari fakultas dibawa kepada kepala Puskesmas Airmadidi di Kabupaten Minahasa Utara untuk mendapat izin pelaksanaan penelitian diwilayah kerja Puskesmas. Kemudian membuat informed consent dengan menjelaskan prosedur terapi yang akan dilakukan melalui wawancara secara langsung kepada partisipan. Setelah partisipan mengerti dengan jelas maka akan diberikan kepada partisipan lembaran informed consent untuk ditandatangani sebagai tanda persetujuan dari partisipan.
Pelaksanaan Peneliti akan mejelaskan prosedur yang akan dilakukan sampai partisipan mengerti dan memahami akan prosedur terapi yang akan dilakukan, lalu mengukur tekanan darah sebelum terapi ( pre-test ) dan hasilnya akan dituliskan pada lembar observasi, kemudian membuat kelompok tawa sesuai dengan keinginan peneliti setelah itu partisipan akan ditunjukan video lucu dengan menggunakan alat dengar speaker selama 10 – 15 menit, setelah itu peneliti akan melakukan teknik relaksasi dengan menarik napas dalam dan kemudian peneliti akan mengukur tekanan darah setelah terapi ( post-test ) dan mendokumentasikannya kembali pada lembar observasi. Pelaksanaan akan dilakukan setiap hari selama tiga minggu, dapat dilakukan dua kali sehari pada pagi hari dan sore hari.
Pertimbangan Etika Dalam Penelitian
36
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti harus memiliki pengetahuan dan literatur yang kuat terhadap masalah penelitian yang diangkat, kemudian peneliti harus mendapat izin dari pihak institusi kesehatan yang akan dilaksanakan prosedur penelitian dalam hal ini Kepala Puskemas Airmadidi. Peneliti harus menjelaskan prosedur dan langkah-langkah yang akan dilakukan selama terapi tertawa kepada partisipan dan mendapatkan persetujuan dari partisipan yang disahkan dalam lembar informed consent sebagai bukti bahwa partisipan bersedia ikutserta dalam proses penelitian. Dan untuk menjaga rahasia pribadi dari partisipan maka peneliti akan mengambil profil partisipan dengan menggunakan inisial.
Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dimulai dengan menyiapkan dan mendapatkan surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat, kemudian Kepala Puskesmas Airmadidi yang merupakan tempat pengambilan data. Kemudian mengajukan surat persetujuan kepada partisipan setelah itu dilanjutkan dengan proses pengambilan data yang pertama dilakukan adalah bertemu dengan partisipan dan mengobservasi keadaan partisipan dalam hal ini berupa tanda vital khususnya tekanan darah sistolik dan diastolik. Setelah itu diberikan penjelasan terhadap terapi tertawa dan mengajak partisipan melakukan terapi sesuai dengan prosedur. Dan yang terakhir yaitu mengucapkan terimakasih kepada semua yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
37
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Alur Perencanaan Pengumpulan Data Figure 3.2 Alur Perencanaan Pengumpulan Data
Persetujuan Proposal Penelitian
Surat Tembusan Surat pengantar dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat
Pemilihan Metode Sampling Convenience
Minggu I Memperkenalkan diri dan prosedur penelitian dan keuntungan penelitian dengan persetujuan informed consent kemudian mengukur tekanan darah pretest , diberikan terapi selama 15 menit dan ukur tekanan darah post-test .
Minggu Memperkenalkan diri dan prosedur penelitian dan keuntungan penelitian dengan persetujuan informed consent kemudian mengukur tekanan darah pretest , diberikan terapi selama 15 menit dan ukur tekanan darah post-test .
38
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Minggu Memperkenalkan diri dan prosedur penelitian dan keuntungan penelitian dengan persetujuan informed consent kemudian mengukur tekanan darah pretest , diberikan terapi selama 15 menit dan ukur tekanan darah post-test .
39
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
DAFTAR PUSTAKA Text Book
Elizabeth, J.Corwin. 2002. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Fiedler. E, Gourzong C: Epidemiología y patogenia de la hipertensión arterial esencial, rol de angiotensina II, óxido nítrico y endotelina. Acta Médica Costarricense 2005,
47(3):109-117 .
Joel, Adams, dkk. 2007. Nursing Dictionary. A&C Black Publisher. Kataria, M. 2004. Laugh For No Reason (Terapi Tawa). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Metcalf C.W & Felible, Roma. 2006. Berani Konyol, Keterampilan-Keterampilan Humor untuk Mengatasi Tekanan dan Stres. Bandung: How-Press.
Moleiro O, Pérez A. 2003. Importance diacnostic of hipertensión esensial: la hipertensión de bata blanca.
Revista Cubana de Medicina.
Morse DR. Use of humor to reduce stress and pain and enhance healing in the dental setting. J N J Dent Assoc 2007;78(4):32-6. Nettina, Sandra M, dkk. 2006. Lippincott Manual Of Nursing Practice,8
th
Edition.
Simanungkalit, Bona & Pasaribu, Bien. 2007. Terapi Tawa Efektif Menagkal Stres dan Membantu Mengobati Kanker, Darah Tinggi, Sakit Kepala, Gangguan Syaraf, Maag danlain-lain. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Subandi (editor). 2002. Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Journals
Aksoy I, Deinum J, Lenders JW, Thien T. Does masked hypertension exist in healthy volunteers and apparently well-controlled hypertensive patients?
40
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Neth J Med 2006;64:72 – 77. [PubMed: 16547360] Balick M, Lee R, The role of laughter in traditional medicine and its relevance to the clinical setting: Healing with ha! Altern Ther Health Med 2003;9:88 – 91 Bennett H, Humor in medicine. South Med J 2003;96:1257 – 61. Bobrie G, Clerson P, Menard J, et al. Masked hypertension: a systematic review. J Hypertens 2008;26:1715 – 1725. [PubMed: 18698202] Chiappelli F, Prolo P, Cajulis OS, Evidence-based research in complementary and alternative medicine I: History. Evid Based Complement Alternat Med 2005;2:453 – 8. Fry W, Humor, physiology, and the aging process. In Nahemov L, McCluskey-Fawcett K, McGhee P, (eds), Humor and Aging, Orlando, Florida: Academic Press, 2003, pp. 81 – 98. MacDonald C, A chuckle a day keeps the doctor away: therapeutic humor and laughter. J Psychosoc Nurs Ment Health Serv 2004;42:18 – 25. Martin R, Humor, laughter, and physical health: methodological issues and research findings. Psychol Bull 2001;127:504 – 19. Obara T, Ohkubo T, Kikuya M, et al. Prevalence of masked uncontrolled and treated white-coat hypertension defined according to the average of morning and evening home blood pressure value: from the Japan Home Versus Office Measurement Evaluation Study. Blood Press Monit 2005;10:311 – 316. [PubMed: 16496446] Ogedegbe G. Causal mechanisms of masked hypertension: socio-psychological aspects. Blood Press Monit 2010;15:90 – 92. [PubMed: 20220518] Pickering TG, Davidson K, Gerin W, Schwartz JE. Masked hypertension. Hypertension 2002;40:795 – 796. [PubMed: 12468559]
Articles
41
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
Ariana, Atika Dian. 2006. Terapi Humor untuk Menurunkan Tingkat Stres pada Mahasiswa Baru. Skripsi: Fakultas Psikologi UNAIR. Tidak
dipublikasikan. Aswin, Soedjono. 2006. Diktat Kuliah Psikologi Faal. Yogyakarta : UGM.
Bjorklund K, Lind L, Zethelius B, et al. Isolated ambulatory hypertension predicts cardiovascular morbidity in elderly men. Circulation 2003;107:1297 – 1302. [PubMed: 12628951] Fagard RH, Van Den Broeke C, De Cort P. Prognostic significance of blood pressure measured in the office, at home and during ambulatory monitoring in older patients in general practice. J Hum Hypertens 2005;19:801 – 807. [PubMed: 15959536] Hasanat, Nida. I. 2004. Pelatihan Ekspresi Wajah Positif untuk Mengurangi Depresi. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Pascasarjana UGM.
Kario K, Pickering TG, Umeda Y, et al. Morning surge in blood pressure as a predictor of silent and clinical cerebrovascular disease in elderly hypertensives: a prospective study. Circulation .2003;107(10):1401 – 1406. [PubMed: 12642361] Subandi (editor). 2002. Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suhadi, M. Agus. 2005. Humor itu Serius. Jakarta: PT Pustaka Karya Grafikatama. Verdecchia P, Porcellati C, Schillaci G. Ambulatory blood pressure. An independent predictor of prognosis in essential hypertension. Hypertension 1994;24:793 – 801. [PubMed: 7995639] Wang GL, Li Y, Staessen JA, et al. Anthropometric and lifestyle factors
42