BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masalah nyeri punggung bawah merupakan sumber data tarik,
frustasi dan kadang menjadi kebingungan pada banyak dokter dan ilmuan
untuk mempelajari dan menangani penyakit ini. Tulang belakang
merupakan satu- satunya organ yang terdiri dari tulang-tulang, sendi-
sendi, ligament-ligamen, jaringan lemak, berlapis lapis otot, syaraf
tepi, ganglion sensoris, ganglion otonom dan saraf tulang belakang.
Struktur tersebut di suplay oleh satu sistem arteri dan vena yang
rumit. Selain itu pergerakan dari tulang belakang itu sendiri sangat
kompleks dan cidera pada tulang belakang dan struktur-struktur
tersebut akan menghasilakan pola nyeri yang unik.
Menurut data dari Amerika, prevalensi gangguan low back pain
berkisar 15-20% dari populasi umum. Dari kelompok usia bekerja sekitar
50% mengaku pernah mengalami low back pain setiap tahunnya (Meliala,
dkk 2005). Kelompok Jayson menemukan bahwa 35-37% pekerja mengalami
nyeri punggung dan sebagian penderita yang dimaksud adalah mereka yang
ada pada usia 49-59 tahun.
Di Indonesia, data mengenai jumlah penderita low back pain di
RSUD dr. Soedarso Pontianak didapatkan bahwa pada tahun 2010 sebanyak
189 kasus, tahun 2011 sebanyak 63 kasus dan tahun 2012 sebanyak 959
kasus (Tuti, 2013). Low Back Pain (LBP) sering dijumpai dalam praktek
sehari-hari, terutama di Negara-negara Industri. Diperkirakan 70-85%
dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama hidupnya.
Prevalensi tahunannya bervariasi dai 15-45% dengan point prevalence
(Sadeli dan Tjahjono 2004). Data epidemiologi mengenai LBP di
Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk Jawa Tengah
berusia di atas 65 tahun pernah menderita nyeri punggung, prevalensi
laki-laki 18,2% da pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan
pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17%
(Sadeli & Tjahjono, 2004). Angka kejadian low back pain di Bali
berdasarkan data yang diperoleh dari poliklinik Rehabilitasi Medik
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada tahun 2011 dan 2012 di
dapatkan jumlah penderita low back pain (LBP) yang menjalani rawat
jalan sebanyak 152 pasien. (Endah, 2013).
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan
kombinasi dari pemberian informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang
tepat. Selain itu pasien juga dapat didorong untuk melakukan
aktivitas, tirah baring, dan olahraga. Medikasi dan operasi juga bisa
menjadi penatalaksanaan dari Low Back Pain.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Low Back Pain ?
2. Apakah etiologi dari Low Back Pain ?
3. Bagaimana patofisiologi Low Back Pain ?
4. Bagaimana manifestasi klinis pada penderita Low Back Pain ?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan Low Back Pain ?
6. Bagaimana prognosis pada pasien dengan Low Back Pain ?
7. Apakah komplikasi pada pasien dengan Low Back Pain ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan yang tepat untuk menangani kasus Low
Back Pain ?
3. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan peran sebagai perawat dalam
pencegahan dan penanganan masalah Low Back Pain.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi dari Low Back Pain
2. Mengetahui dan memahami etiologi dari Low Back Pain
3. Mengetahui dan memahami patofisiologi Low Back Pain
4. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis pada penderita Low
Back Pain
5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada pasien Low Back
Pain
6. Mengetahui dan memahami prognosis pada pasien dengan Low Back
Pain
7. Mengetahui dan memahami komplikasi pada pasien dengan Low Back
Pain
8. Memahami dan mampu mempraktikkan asuhan keperawatan yang tepat
untuk penderita Low Back Pain
4. Manfaat
Menambah pengetahuan serta keterampilan mahasiswa dalam pengerjaan
makalah dan presentasi di depan kelas. Menambah kecakapan dan rasa
percaya diri mahasiswa serta lebih memahami masalah neurobehavior
terutama masalah Low Back Pain serta memahami asuhan keperawatan pada
klien dengan masalah Low Back Pain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Low Back Pain
Kerusakan punggung dan tulang adalah penyebab ketiga ketidakmampuan
individu dalam bertahun-tahun pekerjaannya. Kebanyakan nyeri punggung
bawah disebabkan oleh masalah-masalah musculoskeletal (misalnya
perenggangan lumbosakral akut, ligament lumbosakral yang tidak stabil dan
kelemahan otot, osteotitis medulla, stenosis medulla, masalah-masalah
diskus intervertebra, panjang tungkai yang tidak sama. Pasien lansia
mungkin mengalami sakit punggung yang berkaitan dengan fraktur vertebra,
osteoporosis atau metastasis tulang. Banyak kondisi medikal dan
psikomatis lain yang menyebabkan nyeri punggung. Obesitas, stress dan
kadang depresi dapat menunjang terjadinya nyeri punggung bawah. Pasien
dengan nyeri punggung bawah kronik mungkin mengalami ketergantung pada
alkohol atau analgesik.
Masalah nyeri punggung bawah merupakan sumber data tarik, frustasi
dan kadang menjadi kebingungan pada banyak dokter dan ilmuan untuk
mempelajari dan menangani penyakit ini. Tulang belakang merupakan satu-
satunya organ yang terdiri dari tulang-tulang, sendi-sendi, ligament-
ligamen, jaringan lemak, berlapis lapis otot, saraf tepi, ganglion
sensoris, ganglion otonom dan saraf tulang belakang. Struktur tersebut di
suplay oleh satu sistem arteri dan vena yang rumit. Selain itu pergerakan
dari tulang belakang itu sendiri sangat kompleks dan cidera pada tulang
belakang dan struktur-struktur tersebut akan menghasilakan pola nyeri
yang unik.
2. Etiologi Low Back Pain
Tulang belakang merupakan organ mekanik yang sering digambarkan
sebqgai suatu derek (crane) dengan kemampuan menyangga berat badan,
menjaga keseimbangan dan melawan berbagai tarikan sebagai akibat dari
pekerjaan sehari- hari maupun aktivitas rekreasional. Walaupun tulang
belakang memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menahan sebagian besar
tekanan mekanis, tulang belakang tidak dapat dipaksa untuk melampaui
kemampuannya. Kekuatan yang melampaui kapasitas jaringan tulang belakang
untuk merenggang akan mengakibatkan cidera atau nyeri.
Penyebab dari nyeri punggung masih belum dapat diketahui dengan jelas
dan masih belum dapat dijelaskan dengan detail. Banyak grup peneliti
telah menyerah dalam usaha untuk menjelaskan penyebab dari nyeri punggung
bawah dan kemudian justru menjelaskan beberapa kondisi tanda bahaya (red
flag) yang berkaitan dengan gangguan ini. Kelompok permasalahan yang
dapat menyebabkan nyeri punggung adalah sebagi berikut.
1. Berasal dari biomekanis dan destruktif, misalnya kompresi diskus
vertebralis, herniasi diskusvertebralis, cidera torsio dan vibrasi.
Permasalahan-permasalahan tersebut dapat terlihat pada klien yang
memiliki pekerjaan yang membutuhkan kerja mengangkat yang berat dan
berulang pada posisi membungkuk atau pekerjaan mengoprasikan mesin
yang bergetar.
2. Bersifat destruktif, misal infeksi, tumor dan gangguan rematik.
Kondisi-kondisi tersebut dapat memberikan tekanan pada saraf tulang
belakang atau akarnya, atau bahkan merubah struktur dari tulang
vertebra.
Pembagian etiologi berdasarkan sistem anatomi :
a. LBP Viserogenik (organ abdomen)
Kelainan berasal dari ginjal, viscera pelvis, omentum minor, tumor
retroperitoneal, fibroid retrouteri
b. LBP Verkulogenik (pembuluh darah)
Aneurisme diabdomen, penyakit vaskuler perifes, insufiensi dari
arteri glutea superior
c. LBP Neuvogenik
Tumor-tumor letaknya ekstradural maupun intradural ekstra medullar
sering menyebabkan LBP oleh karena juga menekan radik.
d. LBP Spondilogenik
Berasal dari :
1. Tulang koluma spinalis (trauma, radang, tumor, metabolic dan
spondilolistesis)
2. Sendi-sendir sakroiliakan
3. Jaringan lunak (degenerasi diskus, aptur diskus, penjepitan
akar saraf akibat stenosis spinalis.
e. LBP Psikogenik
Dapat disebabkan oleh keadaan depresi, kecemasan maupun neurosis.
Pembagian lain adalah berdasarkan etiologi :
a. LBP Traumatik
1. LBP pada unsur miofasial
2. LBP akibat trauma pada komponen keras susunan
neuromuskuloskeletal
b. LBP akibat proses degeneratif yang mencakup
1. Spondilosis
2. HNP
3. Stenosis spinalis
4. Oesteoartritis
c. LBP akibat penyakit inflamasi yaitu
1. Artritis rematoid
2. Spondilitis angkilopoetika
3. Spondylitis
d. LBP akibat gangguan metabolisme, misalnya osteoporosis tulang
e. LBP akibat neoplasma
1. Tumor myelum
2. Retikulosis
f. LBP akibat kelainan congenital
g. LBP sebagai refered pain
h. LBP akibat gangguan sirkulatorik
i. LBP oleh karena psikoneurotik
3. Patofisiologi Low Back Pain
Beban berat memiliki berbagai efek terhadap diskus intervertebralis,
badan dari vertebrata, faset dan ligamen-ligamen tulang belakang. Pada
beban berat yang menekan (compressive load) serabut anuker dari diskus
mengalami perenggangan. Tulang vertebra juga mengalami tekanan dan dapat
patah pada end–plate–nya. Ligamen- ligamen tulang belakang cenderung
dapat melengkung dengan mudah dan sendi faset hanya dapat sedikit menahan
kompresi.
Akibatnya adalah dapat mengakibatkan herniasi. Ketika diskus hanya
menonjol, anulusnya masih sempurna. Ketika terjadi herniasi, annulus bisa
robek, sehingga menghasilkan ekstrusi dari nucleus pulpous. Kompresi dari
akar saraf tulang belakang dapat terjadi karena herniasi diskus tadi.
Diskus yang memisahkan dan memberi bantalan vertebra mendapatkan inervasi
oleh ujung-ujung halus. Ketika diskus menimpa nervus sklialitikus,
kondisi ini dan denyut nyeri yang dihasilkan disebut sebagai skiatika.
Skiatika adalah bentuk nyeri yang parah dan konstan di dareah kaki yang
muncul disepanjang jalur nervus skiatik dan cabang- cabangnya.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda diskus terutama tersusun atas
fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi
fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus merupakan
penyebab nyeri punggung yang biasa diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1,
menderita stress mekanis paling berat dan perubahan degenerasi terberat.
Penonjolan diskus (herniasi nucleus pulposus) atau kerusakan sendi faset
dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis
spinalis yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.
Sekitar 12% orang dengan nyeri punggung bawah menderita hernia nucleus
pulposus ( Brunner & Suddarth, 2002 : 2321 ).
4. Manifestasi Klinis Low Back Pain
Gambaran klinis LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung
bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya.
Nyeri yang berasal dari daerah punggung bawah dapat menuju ke daerah lain
atau sebaliknya , nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah
punggung bawah (reffered pain/nyeri yang menjalar). Tanda dan gejala yang
timbul antara lain:
a. Cara berjalan pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk
pemeriksaan neurologis)
b. Perilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya
(kemungkinan kelainan psikiatrik)
c. Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal
(pinggang) sehingga penderita berjalan sangat hati-hati (kemungkinan
infeksi, peradangan, tumor atau patah tulang )
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang
termasuk dalam low back pain terdiri dari :
1. Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis
transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari
vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner
yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama
dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas lateral
spina lumbalis.
2. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis
transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra
sakralis pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang
melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis imajiner
melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain
dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain
Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam :
a. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.
b. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan sekurangnya
c. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi
tidak lebih dari 12 minggu.
5. Penatalaksanaan Low Back Pain
A. Penatalaksanaan low back pain akut
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi
dari pemberian informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang tepat.
Pasien juga harus disemangati untuk segera kembali bekerja. Penjelasan
dan saran dapat juga dalam bentuk tertulis. Kronisitas low back pain
dapat dihindari dengan : memperhatikan aspek psikologis gejala yang
ada, menghindari pemeriksaan yang tidak perlu dan berlebihan,
menghindari penatalaksanaan yang tidak konsisten, serta memberikan
saran untuk mencegah rekurensi (menghindari pengangkatan beban yang
berat).
B. Penatalaksanaan Low Back Pain Kronik yang menyebabkan Disabilitas
Penelitian telah menunjukkan bahwa pengaruh terpenting dalam
perkembangan kronisitas adalah psikologikal dibandingkan dengan
biomekanikal. Faktor-faktor psikologis yang dimaksud adalah distress
berat, kesalahpahaman tentang nyeri dan implikasinya, serta
penghindaran aktivitas karena takut membuat rasa nyeri bertambah
parah.
C. Penatalaksanaan Low Back Pain Non Spesifik
1. Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja
seperti biasanya.
2. Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa
kasus dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi
nyeri.
3. Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan
digunakan hanya jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau NSAID.
Jika tidak ada perbaikan, coba campuran parasetamol dengan opioid.
Pertimbangkan tambahan muscle relaxant tetapi hanya untuk jangka
pendek, mengingat bahaya ketergantungan.
4. Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali ke
aktivitas sehari-harinya dalam 4-6 minggu.
5. Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasuskasus yang membutuhkan obat
penghilang nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam 1-2
minggu. Terapi dan intervensi lain: belum ada penelitian mengenai
terapi dengan traksi, termis ultrasound, akupuntur, sabuk penyangga,
ataupun pijatan.
D. Penatalaksanaan Low Back Pain dengan Nerve Root Affection
1. Aktivitas: pasien didorong melakukan beragam aktivitas walaupun
punggung/tungkai bawahnya nyeri.
2. Tirah baring: mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan nyeri.
3. Medikasi: obat anti nyeri diberikan dengan interval biasa dan
digunakan hanya jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau
dikombinasikan dengan opioid. Pertimbangkan tambahan relaksan otot
tetapi hanya untuk jangka pendek, mengingat bahaya ketergantungan.
4. Olah raga: jika pasien menjadi pasif, olah raga ringan mungkin
berguna.
5. Operasi: dilakukan pada kasus dengan tandatanda neurologis
progresif/kauda ekuina dan pengurangan nyeri yang tidak memuaskan
setelah 6-12 minggu, mungkin dengan episode nyeri yang tidak
tertahankan sebelumnya.
6. Terapi dan intervensi lain: tidak terdapat penelitian mengenai terapi
dengan traksi atau manipulasi yang dianjurkan.
6. Prognosis
Biasanya pasien sembuh rata-rata dalam 7 minggu. Tetapi sering
dijumpai episode nyeri berulang. Dan sebanyak 80% pasien mengalami
keterbatasan dalam derajat tertentu selama 12 bulan, mungkin hanya 10-15%
yang mengalami disabilitas berat. Status pasien setelah 2 bulan terapi
merupakan indikator untuk meramalkan status pasien pada bulan ke-12.
The Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) mengkaji hasil
dari pembedahan untuk masalah – masalah low back pain. Secara umum,
dikektomi lumbal dapat menghilangkan manifestasi nyeri pada klien – klien
dengan nyeri kaki yang parah dan melumpuhkan, lebih cepat dibandingkan
dengan menejemen medis jangka panjang. Namun, pada klien-klien tanpa
nyeri kaki, hanya ada sedikit perbedaan pada hasil akhir antara perawatan
diskektomi dengan perawatan konservatif. Kebanyakan klien yang
mendapatkan injeksi nyeri – kimopa (chymopa – pain)pada akhirnya
memerlukan diskektomi sebagai solusi nyeri permanen. Masih diperlukan
banyak penelitian untuk menentukan teknik apa yang paling baik bagi klien
tertentu; pilihan klien juga berperan dalam penentuan teknik yang akan
digunakan. (Joyce, 2009)
7. Komplikasi
Komplikasi umum yang biasanya terjadi setelah pembedahan (Joyce, 2009)
:
1. Infeksi dan peradangan
2. Cedera pada akar-akar saraf
3. Robekan pada lapisan durameter
4. Sindroma kauda ekuina
5. Hematoma
6. Tidak ada penyatuan pada area bedah
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Anamnesa
a) Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, bangsa, alamat.
b) Keluhan utama
Biasanya pasien mengatakan nyeri punggung akut maupun kronis
lebih dari 2 bulan, nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit,
nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
c) Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan pada klien sejak kapan keluhan dirasakan, kapan
timbulnya keluhan(apakah menetap atau hilang timbul), hal apa yang
mengakibatkan terjadinya keluhan, apa saja yang dilakukan untuk
mengurangi keluhan yang dirasakan, tanyakan pada klien apakah klien
sering mengkonsumsi obat tertentu atau tidak.
d) Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan pada klien apakah klien dulu pernah menderita penyakit
yang sama sebelumnya, apakah klien pernah mengalami kecelakaan atau
trauma, apakah klien pernah menderita penyakit gangguan tulang atau
otot sebelumnya
e) Riwayat pekerjaan
Faktor resiko ditempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan
otot rangka terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara
pengangkatan barang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, dan
kerja statis.
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
2. Pemeriksaan persistem
3. Sistem persepsi dan sensori (pemeriksaan panca indera:
penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, perasa)
4. Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)
a) Pemeriksaan motorik
b) Pemeriksaan sensorik
c) Straight Leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5
atau S 1) cross laseque(HNP median) Reverse Laseque (iritasi
radik lumbal atas)
d) Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)
e) Pemeriksaan system otonom
f) Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi
sakroiliaka)
g) Tes Naffziger
h) Tes valsava.
5. Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.)
6. Sistem kardiovaskuler
(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)
7. Sistem Gastrointestinal
(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan
eliminasi)
8. Sistem Integumen
(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )
9. Sistem Reproduksi
(Untuk pasien wanita)
10. Sistem Perkemihan
(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume )
C. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola aktifitas dan latihan
(Cara berjalan: pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk
pemeriksaan neurologis)
3) Pola nutrisi dan metabolism
4) Pola tidur dan istirahat
(Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur dikarenakan
menahan nyeri yang hebat).
5) Pola kognitif dan perseptual
(Perilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya
(kemungkinan kelainan psikiatrik)
6) Persepsi diri/konsep diri
7) Pola toleransi dan koping stress
(Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal
sehingga penderita berjalan sangat hati-hati untuk mengurangi rasa
sakit tersebut (kemungkinan infeksi. Inflamasi, tumor atau
fraktur)).
8) Pola seksual reproduksi
9) Pola hubungan dan peran
10) Pola nilai dan keyakinan
2. Penatalaksanaan
Dalam kebanyakan kasus, dokter akan mengobati sakit punggung awalnya
dengan tindakan konservatif dengan harapan bahwa koreksi bedah tidak
akan diperlukan. Badan Kebijakan Kesehatan dan Penelitian telah
mengeluarkan Pedoman Praktek Klinis yang menyarankan langkah-langkah
berikut.
Pasien ditempatkan di sebuah kasur dengan tempat tidur papan bawah .
Tempat tidur tetap datar, dan pasien ditempatkan pada bedrest selama 2
sampai 3 hari. Selama periode ini, pasien didorong untuk bangun dan
berjalan-jalan setiap 2 sampai 3 jam saat terjaga bahkan jika ini
menyebabkan rasa sakit.
Kompres es diterapkan selama 5 sampai 10 menit pada suatu waktu
setiap jam untuk 48 jam pertama untuk mengurangi kejang otot di
belakang. Setelah 48 jam panas mungkin lebih bermanfaat, bantalan
pemanas, paket panas, dan panas bekerja dengan baik. Panas diterapkan
selama 20 menit setiap 1 sampai 2 jam. traksi pelvis dapat dipesan
oleh beberapa dokter, dan latihan ringan. Perawatan ini dilakukan di
bawah bimbingan seorang terapis fisik. korset yang dirancang khusus
kadang-kadang digunakan untuk menjaga keselarasan tulang belakang
ketika pasien diperbolehkan keluar dari tempat tidur. Pasien
diingatkan untuk tidak mengangkat sesuatu yang berat dari 2 sampai 5
lb dan tidak merubahnya ketika meraih hal. Pasien harus sering
berpindah tempat dari pada duduk untuk waktu yang lama. Berjalan untuk
jarak pendek sering sangat bermanfaat. Penyesuaian oleh chiropractor
juga dapat membantu meringankan rasa sakit. Jika sakit berlanjut
melebihi 3 sampai 4 minggu, ada bukti-bukti dari defisit neurologis,
atau nyeri memburuk, operasi dapat diindikasikan.
Prosedur operasi. Bagi pasien yang tidak dapat menemukan bantuan
melalui tindakan konservatif, operasi pengangkatan disk yang rusak
mungkin satu-satunya alternatif. Sebuah diskectomy sering dilakukan.
Ini adalah teknik bedah mikro yang menggunakan sayatan sangat kecil.
Jika daerah tidak dapat ditangani dengan mikro, sayatan diskectomy
atau Laminektomi terbuka, yang melibatkan penghapusan lengkungan
posterior vertebrata bersama dengan disk, dilakukan. Sebuah fusi
tulang belakang yang diperlukan dalam beberapa pasien untuk
menstabilkan tulang belakang. Prosedur ini dapat dilakukan untuk
kondisi selain disc pecah, misalnya, untuk penyakit degeneratif
seperti tulang belakang sebagai penyakit Pott (TB tulang belakang),
untuk patah tulang dari tulang belakang, dan untuk dislokasi tulang
belakang. (Susan, 1998)
3. Analisa Data
"No."Data "Etiologi "Masalah Keperawatan "
"1. "DS : "Perubahan postur "Nyeri "
" "Pasien mengeluh "tubuh karena trauma " "
" "sering merasakan "primer dan sekunder " "
" "nyeri pada "( " "
" "punggung bagian "Trauma primer " "
" "bawah "seperti: trauma " "
" "DO: "secara spontan. " "
" "Skala nyeri : 2 "Contohnya kecelakaan " "
" " "( " "
" " "Kontraksi punggung " "
" " "( " "
" " "Terdesaknya otot " "
" " "vetebrata " "
" " "( " "
" " "Tulang belakang " "
" " "menyerap goncangan " "
" " "vertikal " "
" " "( " "
" " "Terjadi perubahan " "
" " "struktur dengan " "
" " "diskus atas febri " "
" " "fertigo " "
" " "( " "
" " "Nyeri punggung bawah " "
" " "(low back pain) " "
" " "( " "
" " "nyeri " "
"2. "DS : "Perubahan postur "Hambatan Mobilitas "
" "Klien mengatakan "tubuh karena trauma " "
" "nyeri punguung "primer dan sekunder " "
" "bawah "( " "
" "Pernah terjatuh "Trauma primer " "
" "dari tempat "seperti: trauma " "
" "bekerja "secara spontan. " "
" "Pergerakan "Contohnya kecelakaan " "
" "terbatas "( " "
" "DO : "Kontraksi punggung " "
" "Skala nyeri 8 "( " "
" " "Terdesaknya otot " "
" " "vetebrata " "
" " "( " "
" " "Tulang belakang " "
" " "menyerap goncangan " "
" " "vertikal " "
" " "( " "
" " "Terjadi perubahan " "
" " "struktur dengan " "
" " "diskus atas febri " "
" " "fertigo " "
" " "( " "
" " "Nyeri punggung bawah " "
" " "(low back pain) " "
" " "( " "
" " "Kelemahan otot " "
" " "( " "
" " "Mobilitas fisik " "
" " "terganggu " "
" " "( " "
" " "hambatan mobilitas " "
"3. "DS : "Obesistas "Nutrisi lebih dari "
" "Klien mengeluh "( "kebutuhan "
" "nyeri punggung "Kelebihan beban " "
" "bagian bawah "lumbalsakral " "
" "Klien bekerja "( " "
" "didepan komputer "Pembentukan kurva " "
" "selama 10 jam "lumbal abnormal " "
" "perhari. "( " "
" "Jarang untuk "Rusaknya pembungkus " "
" "bergerak "syaraf " "
" "DO : "( " "
" "BB : 90 kg "Hiperalgesia sekunder" "
" "Skala nyeri : 7 "pada neuron di " "
" " "sekitar lesi pada " "
" " "resio lumbal skral " "
" " "( " "
" " "Nyeri punggung bawah " "
" " "(low back pain) " "
" " "( " "
" " "Kelemahan otot " "
" " "( " "
" " "Mobilitas fisik " "
" " "terganggu " "
" " "( " "
" " "Jarang bergerak " "
" " "( " "
" " "Struktur Melemah " "
" " "( " "
" " "penumpukan lemak krn " "
" " "tubuh krg gerak " "
" " "( " "
" " "Nutrisi lebih dari " "
" " "kebutuhan " "
4. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan :
a. Trauma jaringan dan reflek spasme otot
b. Inflamasi
c. Kompresi saraf
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
a. Nyeri dan ketidaknyamanan
b. Spasme otot
c. Terapi testriktif
d. Kerusanan neuromuskular
3. Ansietas/koping individu tak efektif berhubungan dengan
a. Krisis situasi
b. Atasi/ubah status kesehatan, status sosioekonomi, peran
fungsi
c. Gangguan berulang dengan nyeri terus menerus
d. Ketidakadekuatan metode koping
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi,
pragnosis, dan tindakan berhubungan dengan :
a. Kesalahan informasi/kurang pengetahuan
b. Kesalahan interpretasi informasi kurang mengungat
c. Tidak mengenal sumber-sumber informasi
Prioritas keperawatan
1. Menurunkan stress pada spinal, spasme otot, dan nyeri
2. Meningkatkan berfungsi dengan optimal
3. Memberi dukungan pada pasien/keluarga/orang terdekat dalam
proses rehabilitasi
4. Memberikan informasi yang berhubungan dengan penyakit/prignosis
dan kebutuhan pengobatannya.
5. Intervensi Keperawatan
1. Dx : nyeri akut b/d agen cedera fisik (trauma) dan reflek spasme otot
"Kriteria Hasil NOC "Intervensi NIC "
"Setelah dilakukan tindakan "Kaji adanya keluhan nyeri catat "
"keperawatan selama 3x24 jam, "lokasi, lamanya serangan, faktor "
"nyeri klien berkurang. "pencetus yang memperberat "
"Kriteria hasil : "Dorong klien untuk tirah baring "
"Klien merasakan berkurang atau "dan perubahan posisi untuk "
"hilangnya nyeri "memperbaiki posisi lumbal. Pasien"
"Klien dapat beristirahat dengan"pada posisi semi fowler "
"nyaman "Gunakan papan selama melakukan "
"Mengubah posisi dengan nyaman "perubahan posisi "
" "Ajarkan klien teknik relaksasi "
" "untuk mengontrol dan menyesuaikan"
" "nyeri "
" "Ajarkan dan anjurkan klien untuk "
" "melakukan pernapasan diafragma "
" "untukmengurangi tegangan otot "
" "Alihkan perhatian klien : "
" "membaca, menonton tv, "
" "mendengarkan lagu "
" "Batasi aktivitas klien sesuai "
" "dengan kebutuhan "
" "Berikan obat sesuai order "
2. Dx : gangguan mobilitas fisik b/d nyeri, spasme otot
"Kriteria Hasil NOC "Intervensi NIC "
"Tujuan : setelah dilakukan "Memantau secara kontinu mobilitas"
"perawatan 3x24 jam, klien dapat"akan mengetahui aktivitas klien "
"mengalami mobilitas fisik " "
"Kriteria Hasil: " "
"Klien menunjukkan kembalinya " "
"mobilitas fisik " "
"Kembali ke aktivitas semula " "
"secara bertahap " "
"Menghindari posisi yang " "
"mengakibatkan ketidaknyamanan " "
"dan spasme otot " "
"Merencanakan atau jadwal baring" "
"setiap hari " "
" "Bantu klien mengubah posisi "
" "secara perlahan "
" "Ajarkan klien cara yang tepat "
" "turun dari tempat tidur dengan "
" "nyeri yang minimal "
" "Sampaikan dan ingatkan klien "
" "untuk tidak diperbolehkan "
" "melakukan gerakan memutar atau "
" "melengok "
" "Dorong pasien untuk melakukan "
" "perubahan posisi berbaring, "
" "duduk, berjalan. Dalam kurun "
" "waktu yang singkat "
" "Buat jadwal periode berbaring di "
" "tempat tidur berapa kali sehari "
" "bersama dengan klien "
" "Dorong klien untuk mematuhi "
" "jadwal latihan yang sudah dibat "
" "dan meningkatkan latihan secara "
" "bertahap "
3. Dx : perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan b/d obesitas
"Kriteria Hasil NOC "Intervensi NIC "
"Tujuan : setelah dilakukan "Kolaborasi penyusunan program "
"tindakan keperawatan 3x24 jam, "penurunan berat badan dan stres "
"nutrisi klien adekuat "pada punggung bawah "
"Kriteria hasil : " "
"Klien mencapai berat badan yang" "
"ideal " "
" "Berikan pengawasan terhadap "
" "rencana penurunan berat badan "
" "klien "
" "Lakukan pencatatan setiap "
" "pencapaian "
" "Berikan semangat dan pujian "
" "positif untuk mendorong kepatuhan"
6. Evaluasi
1. Klien mengalami peredaan nyeri
a. Klien dapat beristirahat dengan nyaman
b. Klien dapat mengubah posisi dengan nyaman
2. Klien menunjukkan kembalinya mobilitas fisik
a. Klien dapat menjalankan aktivitasnya kembali secara bertahap
b. Menghindari posisi yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan
3. Klien mencapai BB yang ideal (diinginkan)
a. Mengidentifikasi perlunya penurunan BB
BAB IV
STUDY CASE
1. Study case Low Back Pain
Seorang laki-laki, usia 48 tahun, datang ke poli penyakit dalam dengan
keluhan nyeri punggung bawah, pantat dan kaki. Hasil anamnesa: nyeri
dirasakan lebih 1 bulan, nyeri seperti terbakar, pekerjaan kuli
bangunan, riwayat terjatuh dari bangunan tahun 2010, kebiasaan merokok
sejak remaja. Hasil pemeriksaan fisik: BB: 70 kg, TB: 175 cm, RR: 24
x/mnt, N: 115x/mnt, TD:130/80 mmHg, S: 37,2(C, skala nyeri: 8,
pergerakan terbatas. Hasil MRI: penyempitan pada L4-L5
Pertanyaan:
1. Jelaskan etiologi dari penyakit kasus di atas !
2. Sebutkan klasifikasi penyakit dari kasus di atas !
3. Sebutkan faktor resiko dari kasus di atas !
4. Bagaimana penatalaksanaan kasus di atas ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan dari kasus di atas ?
2. Etiologi
Etiologi dari kasus LBP yang dialami pada kasus diatas adalah akibat
trauma pada komponen keras susunan neuromuskuloskeletal. Ditinjau dari
kasus diatas, klien mempunyai riwayat jatuh dari ketinggian dapat
menyebabkan terjadinya penekanan pada akar saraf di tulang belakang
(kompresi) sehingga terjadi lesi pada bantalan tulang belakang yang
menyebabkan cincin bantalan tulang belakang menjadi menonjol keluar
dari tempatnya dan menekan saraf-saraf yang ada di punggung sehingga
pasien mengeluhkan nyeri pada punggung bawahnya.
3. Klasifikasi
Ditinjau dari etiologinya, LBP yang dialami klien pada kasus termasuk
dalam LBP traumatik. Sedangkan ditinjau dari perjalanan klinisnya,
kasus LBP yang dialami oleh klien termasuk dalam LBP akut karena masih
terjadi dalam waktu 1 bulan.
4. Faktor resiko
Faktor resiko dari kasus yang dialami klien diantaranya adalah:
1. Pekerjaan
2. Riwayat jatuh
3. Kebiasaan hidup
5. Penatalaksanaan
Beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien diatas
diantaranya adalah
1. Aktivitas
2. Tirah baring
3. Edukasi
6. Pengkajian
a. Identitas
Nama : Tn. L
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Kuli bangunan
Alamat : surabaya
Masuk RS : 11 april 2016
b. Keluhan Utama:
Nyeri punggung bawah, pantat dan kaki
c. Riwayat Penyakit Sekarang:
Nyeri dirasakan lebih 1 bulan, nyeri seperti terbakar, pekerjaan
pasien sebagai kuli bangunan,pasien memiliki riwayat terjatuh dari
bangunan tahun 2010,dan juga pasien memiliki kebiasaan merokok
sejak remaja
d. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien memiliki riwayat terjatuh dari bangunan tahun 2010
e. Riwayat Penyakit Keluarga:
-
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit , kesan status gizi cukup
Kesadaran : compos mentis, GCS: E4V5M6
Tanda Vital : RR 24 x/mnt, N: 115x/mnt, TD:130/80 mmHg, S: 37,2(C
Kulit : Turgor kulit baik
Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak
mudah dicabut
Mata : Edema palpebra -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, pupil isokor diameter 3/3 mm,
reflek cahaya Normal/Normal, reflek kornea
Normal/Normal
Telinga : Bentuk normal, simetris, serumen -/-
Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-
Mulut : Bibir kering, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang
Leher :
Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada deviasi trakhea, tidak
teraba pembesaran kelenjar getah bening, kaku
kuduk (-), meningeal sign (-)
Dada :
Pulmo :
"I ":"Normochest, dinding dada simetris "
"P ":"Fremitus taktil kanan=kiri, ekspansi dinding "
" " "dada simetris "
"P ":"Sonor di kedua lapang paru "
"A ":"Vesikuler (Normal/Normal), ronkhi (-/-), wheezing "
" " "(-/-) "
Cor :
"I ":"Tidak tampak ictus cordis "
"P ":"Iktus cordis teraba "
"P ":"Batas atas ICS III linea parasternal sinistra "
" " "Batas kiri ICS V linea midklavicula sinistra Batas"
" " "kanan ICS IV linea stemalis dextra "
"A ":"BJ I dan II reguler, Gallop (-), Murmur (-) "
Abdomen :
"I ":"Datar, supel "
"P ":"Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar dan "
" " "lien tidak teraba membesar, tidak ada nyeri tekan "
" " "abdomen "
"P ":"Timpani "
"A ":"Bising usus (+) normal "
Ekstremitas :
Edema (-), sianosis (-), atrofi otot (-), capillary refill
<2detik, akral hangat (+)
Status Psikiatrik
Tingkah Laku : Normal
Perasaan Hati : Normal
Orientasi : Normal
Kecerdasan : Normal
Daya Ingat : Normal
Status Neurologis
Sikap Tubuh : Lurus dan simetri
Gerakan Abnormal : (-)
Kepala : Normocephal
Saraf otak
Tabel Pemeriksaan Nervus Kranialis
"NERVUS CRANIALIS "Kanan "Kiri "
"N.I "Daya Penghidu "Normal/Normal "
"N.II "Daya Penglihatan "Normal/Normal "
" "Penglihatan Warna "Normal/Normal "
" "Lapang Pandang "Normal/Normal "
"N.III "Ptosis "-/- "
" "Gerakan mata ke "Normal/Normal "
" "medial " "
" "Gerakan mata ke atas"Normal/Normal "
" "Gerakan mata ke "Normal/Normal "
" "bawah " "
" "Ukuran Pupil "+ (3 mm) "+ (3mm) "
" "Reflek cahaya "+ "+ "
" "Langsung " " "
" "Reflek cahaya "+ "+ "
" "konsensuil " " "
" "Strabismus divergen "-/- "
"N.IV "Gerakan mata ke "+/+ "
" "lateral bawah " "
" "Strabismus konvergen"-/- "
" "Menggigit "Normal/Normal "
" "Membuka mulut "Normal/Normal "
"N.V "Sensibilitas muka "Normal/Normal "
" "Reflek kornea "+ "+ "
" "Trismus "-/- "
"N.VI "Gerakan mata ke "+/+ "
" "lateral bawah " "
" "Strabismus konvergen"-/- "
"N.VII "Kedipan mata "Normal/Normal "
" "Lipatan nasolabial "Simetris/simetris "
" "Sudut mulut "Simetris/simetris "
" "Mengerutkan dahi "Normal/Normal "
" "Menutup mata "Normal/Normal "
" "Meringis "Normal/Normal "
" "Menggembungkan pipi"Normal/Normal "
" "Daya kecap lidah "Normal/Normal "
" "2/3 depan " "
"N.VIII"Mendengar suara "+/+ "
" "berbisik " "
" "Mendengar detik "+/+ "
" "arloji " "
" "Tes Rinne "Tidak dilakukan "
" "Tes Schawabach "Tidak dilakukan "
" "Tes Weber "Tidak dilakukan "
"N.IX "Arkus Faring "Normal/Normal "
" "Daya kecap lidah "Normal/Normal "
" "1/3 " "
" "Belakang " "
" "Reflek muntah "+ "
" "Sengau "– "
" "Tersedak "– "
"N.X "Denyut nadi "90x/mnt regular "
" "Arkus Faring "Simetris/simetris "
" "Bersuara "Normal/Normal "
" "Menelan "Normal/Normal "
"N.XI "Memalingkan kepala "Normal/Normal "
" "Sikap bahu "Normal/Normal "
" "Mengangkat bahu "Normal/Normal "
" "Trofi otot bahu "Eutrofi/Eutrofi "
"N.XII "Sikap Lidah "Normal/Normal "
" "Artikulasi "Normal/Normal "
" "Tremor Lidah "-/- "
" "Menjulurkan Lidah "Normal/Normal "
" "Trofi otot lidah "Eutrofi/Eutrofi "
" "Fasikulasi Lidah "-/- "
Sensibilitas : normal
Fungsi Vegetatif : BAB dan BAK tidak normal
Refleks Patologis : Babinsky (-/-), Chaddock (-/-), Gordon (-/-),
Oppenheim (-/-), Gonda (-/-), Schaefer (-/-), Hoffman Trommer (-/-).
7. PEMERIKSAAN KHUSUS
A. Posisi terlentang :
Lasegue : (+/+)
Braggard : (+/+)
Patrick : (+/+)
Kontra patrick : (+/+)
Valsava : (+)
Nafziger : (+)
B. Posisi telungkup
Pasien sulit melakukan posisi telungkup
Nyeri tekan otot paravertebra VL2-VS1
Gibbus : (-)
Spasme otot (+)
Nyeri ketok : (+) pada pinggang bawah kanan dan kiri
8. Pemeriksaan Labolatorium
"Pemeriksaan "Hasil "Nilai Rujukan "
"Hematologi " " "
"Darah Rutin " " "
"Hemoglobin "12,7 "14,0-18,0 g/dl "
"Leukosit "7,4 "4,0-10 ribu "
"Eritrosit "4,13 "4,0-6,2 juta "
"Hematokrit "37,1 "40-58 % "
"Trombosit "270 "200-400 ribu "
"MCV "89,8 "80-90 mikro m3 "
"MCH "30,8 "27-34 pg "
"MCHC "34,2 "32-36 g/dl "
"RDW "13,0 "10-16 % "
"MPV "7,5 "7-11 mikro m3 "
"Kimia Klinik " " "
"Gula Darah Sewaktu "87 "70-100 mg/dl "
"Ureum "25,8 "10-50 mg/dl "
"Creatinin "0,80 "0,62-1,1 mg/dl "
"SGOT "20 "0-50 U/L "
"SGPT "24 "0-50 IU/L "
"Protein total "6,84 "6-8 g/dl "
"Albumin "4,37 "3,4-4,8 g/dl "
"Globulin "2,47 "2.0-4.0 g/dl "
"SEROLOGI " " "
"HBsAg "Non reaktif "Non reaktif "
X-Foto LumboSacral AP-Lateral :
Kesan : Terdapat penyempitan pada discus intervertebralis pada L2- L3, L5-
S1
Osteofit pada L2, L4, L5 merupakan gambaran dari spondilosis
lumbalis ringan
Kompresi ringan korpus vertebralis L5 bagian posterior
Tak tampak fraktur dan listesis pada tulang
9. Analisa Data
"No."Data "Etiologi "Masalah Keperawatan "
"1. "DS : "Seorang laki-laki "Nyeri "
" "Px mengeluh nyeri "pekerja kuli bangunan" "
" "punggung bawah, "terjatuh dari " "
" "pantat dan kaki. "bangunan " "
" "Nyeri dirasakan "( " "
" "lebih dari 1 bulan"Pekerja mendapat " "
" "Nyeri seperti "tekanan yang tinggi " "
" "terbakar "akibat terjatuh dr " "
" "DO : "bangunan " "
" "Riwayat terjatuh "( " "
" "dari bangunan "Terjadi kontraksi " "
" "tahun 2010 "punggung " "
" "Hasil MRI : "( " "
" "penyempitan pada "Tulang belakang " "
" "L4-L5 "menyerap goncangan " "
" "Skala nyeri : 8 "vertikal " "
" "RR : 24 x/mnt, N :"( " "
" "115x/mnt, TD : "Terjadi perubahan " "
" "130/80 "diksus " "
" " "intervertebralis " "
" " "( " "
" " "Penonjolan diskus " "
" " "( " "
" " "Penyempitan diskus " "
" " "lumbal bawah (L4-L5) " "
" " "( " "
" " "Penekanan pada akar " "
" " "saraf " "
" " "( " "
" " "Nyeri pada punggung " "
" " "bawah, pantat dan " "
" " "kaki " "
" " "( " "
" " "klien mempunyai " "
" " "kebiasaan merokok " "
" " "sejak remaja " "
" " "( " "
" " "Memperlambat proses " "
" " "penyembuhan nyeri " "
" " "( " "
" " "Rasa nyeri semakin " "
" " "parah seperti " "
" " "terbakar " "
" " "( " "
" " "Gangguan rasa nyaman " "
" " ": nyeri akut " "
"2. "DS : "Seorang laki-laki "Gangguan mobilitas "
" "Px mengeluh nyeri "pekerja kuli bangunan"fisik "
" "punggung bawah, "terjatuh dari " "
" "pantat dan kaki. "bangunan " "
" "Nyeri dirasakan "( " "
" "lebih dari 1 bulan"Pekerja mendapat " "
" "Nyeri seperti "tekanan yang tinggi " "
" "terbakar "akibat terjatuh dr " "
" "DO: "bangunan " "
" "Hasil MRI : "( " "
" "penyempitan pada "Terjadi kontraksi " "
" "L4-L5 "punggung " "
" "Skala nyeri : 8 "( " "
" "Pergerakan "Tulang belakang " "
" "terbatas "menyerap goncangan " "
" " "vertikal " "
" " "( " "
" " "Terjadi perubahan " "
" " "diksus " "
" " "intervertebralis " "
" " "( " "
" " "Melemahnya otot " "
" " "abdominal dan toraks " "
" " "( " "
" " "Pergerakan terbatas " "
" " "(pergerakan ekspansi " "
" " "dada terganggu) " "
" " "( " "
" " "Ttv klien tidak " "
" " "normal (RR: 24 x/mnt," "
" " "N: 115x/mnt, " "
" " "TD:130/80) " "
" " "( " "
" " "Pengaruh : aktivitas " "
" " "sehari-hari terganggu" "
" " "( " "
" " "Mobilitas terganggu " "
" " "( " "
" " "Gangguan mobilitas " "
" " "fisik " "
10. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 : nyeri akut b/d intensitas laporan diri menggunakan skala
standart nyeri b/d agen cedera fisik (trauma)
Domain : comfort Class : physical comfort
"Kriteria hasil NOC "Intervensi NIC "
"Klien merasakan berkurang atau hilangnya "Berkolaborasi dengan terapis dalam "
"nyeri (210901) "mengembangkan dan melaksanakan "
"Klien dapat beristirahat dengan nyaman, "program latihan, "
"efisien (000405) " "
"Mengubah posisi dengan nyaman (201004) " "
" "Konsultasikan terapi fisik yang akan"
" "dilakukan untuk menentukan posisi "
" "yang optimal untuk "
" "pasien selama latihan dan jumlah "
" "pengulangan untuk setiap pola "
" "gerakan "
" "Jelaskan alasan untuk setiap jenis "
" "latihan dan kepada pasien maupun "
" "keluarga "
" "Membantu pasien untuk duduk / posisi"
" "berdiri waktu latihan "
" "Menyediakan langkah-demi-langkah "
" "isyarat untuk setiap aktivitas "
" "motorik selama "
" "latihan atau ADSL "
" "Mengevaluasi kemajuan pasien "
" "terhadap peningkatan / restorasi "
" "gerakan tubuh dan fungsi "
" "Dorong klien untuk tirah baring dan "
" "perubahan posisi untuk memperbaiki "
" "posisi lumbal. Pasien pada posisi "
" "semi fowler "
" "Gunakan papan selama melakukan "
" "perubahan posisi "
" "Alihkan perhatian klien : membaca, "
" "menonton tv, mendengarkan lagu "
Diagnosa 2 : Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan rentang gerak b/d
penurunan kekuatan otot
Domain : activity/rest Class : Activity/Exercise
"Kriteria hasil NOC "Intervensi NIC "
"Klien mengalami kemudahan dalam "Berkolaborasi dengan terapis "
"menjalankan aktivitas sehari-hari secara"okupasi, fisik, atau rekreasi dalam "
"bertahap (000518) "perencanaan dan monitoring program "
"Nyeri berkurang bahkan hilang saat klien"kegiatan "
"melakukan aktivitas (210901) " "
"Gait kembali normal tidak ada " "
"keterbatasan (020810) " "
"Kecepatan berjalan klien dapat kembali " "
"normal untuk melakukan aktifitas tidak " "
"ada keterbatasan gerak (022207) " "
" "Mengkoordinasikan pasien dalam "
" "menyeleksi kegiatan sesuai usia "
" "Memfasilitasi aktivitas pengganti "
" "ketika pasien memiliki keterbatasan "
" "dalam waktu, tenaga, atau gerakan, "
" "konsultasikan dengan terapis "
" "Lakukan masase untuk menimbulkan "
" "persepsi kenyamanan pada pasien "
" "Anjurkan pasien untuk menuntaskan "
" "masase dan beristirahat, kemudian "
" "bergerak perlahan "
" "Memberikan informasi tentang jenis "
" "resistensi otot yang bisa digunakan "
" "(misalnya, beban bebas, mesin berat,"
" "peregangan karet band, benda "
" "tertimbang, air) "
" "Membantu untuk menetapkan tujuan "
" "jangka pendek yang realistis dan "
" "jangka panjang dan untuk mengambil "
" "rencana latihan "
" "Membantu mengembangkan lingkungan "
" "rumah /lingkungan kerja yang dapat "
" "terlibat dalam rencana latihan "
" "Ajarkan klien cara yang tepat turun "
" "dari tempat tidur dengan nyeri yang "
" "minimal Ajarkan klien cara yang "
" "tepat turun dari tempat tidur dengan"
" "nyeri yang minimal "
" "Dorong pasien untuk melakukan "
" "perubahan posisi berbaring, duduk, "
" "berjalan. Dalam kurun waktu yang "
" "singkat "
" "Bantu klien mengubah posisi secara "
" "perlahan "
11. Evaluasi
6. Klien merasakan nyerinya berkurang
7. Klien dapat beristirahat dengan nyaman
8. Pasien dapat melakukan aktivitasnya kembali secara bertahap
BAB V
KESIMPULAN
Kerusakan punggung dan tulang adalah penyebab ketiga ketidakmampuan
individu dalam bertahun-tahun pekerjaannya. Pasien lansia mungkin
mengalami sakit punggung yang berkaitan dengan fraktur vertebra,
osteoporosis atau metastasis tulang. Banyak kondisi medikal dan
psikomatis lain yang menyebabkan nyeri punggung. Obesitas, stress dan
kadang depresi dapat menunjang terjadinya nyeri punggung bawah. Pasien
dengan nyeri punggung bawah kroning mungkin mengalami ketergantung pada
alkohol atau analgesik.
Penyebab dari nyeri punggung masih belum dapat diketahui dengan jelas
dan masih belum dapat dijelaskan dengan detail. Banyak grup peneliti
telah menyerah dalam usaha untuk menjelaskan penyebab dari nyeri punggung
bawah dan kemudian justru menjelaskan beberapa kondisi tanda bahaya (red
flag) yang berkaitan dengan gangguan ini. Ditinjau dari kasus yang sudah
dijelaskan diatas, Etiologi dari kasus LBP yang dialami oleh klien adalah
akibat trauma pada komponen keras susunan neuromuskuloskeletal. Klien
mempunyai riwayat jatuh dari ketinggian yang dapat menyebabkan terjadinya
penekanan pada akar saraf di tulang belakang (kompresi) sehingga terjadi
lesi pada bantalan tulang belakang yang menyebabkan cincin bantalan
tulang belakang menjadi menonjol keluar dari tempatnya dan menekan saraf-
saraf yang ada di punggung sehingga pasien mengeluhkan nyeri pada
punggung bawahnya.
Gambaran klinis LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung
bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya.
Nyeri yang berasal dari daerah punggung bawah dapat menuju ke daerah lain
atau sebaliknya , nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah
punggung bawah (reffered pain/nyeri yang menjalar).
Ditinjau dari etiologinya, LBP yang dialami klien pada kasus diatas
termasuk dalam LBP traumatik. Sedangkan apabila ditinjau dari perjalanan
klinisnya, kasus LBP yang dialami oleh klien diatas termasuk dalam LBP
akut karena masih terjadi dalam waktu 1 bulan.
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi
dari pemberian informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang tepat.
Selain itu pasien juga dapat didorong untuk melakukan aktivitas, tirah
baring, dan olahraga. Medikasi dan operasi juga bisa menjadi
penatalaksanaan dari Low Back Pain. Pada kasus di atas penatalaksanaan
yang dapat dilakukan antara lain adalah tetap mendorong klien untuk
beraktivitas walaupun hanya aktivitas ringan, tirah baring, dan edukasi
kepada klien dan keluarga klien.
Biasanya pasien sembuh rata-rata dalam 7 minggu. Tetapi sering
dijumpai episode nyeri berulang. Dan sebanyak 80% pasien mengalami
keterbatasan dalam derajat tertentu selama 12 bulan, mungkin hanya 10-15%
yang mengalami disabilitas berat. Status pasien setelah 2 bulan terapi
merupakan indikator untuk meramalkan status pasien pada bulan ke-12.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I Wayan Widhi. Pengaruh Senam Lansia terhadap Kemampuan Fungsional
pada Lansia yang Mengalami Low Back Pain (Nyeri Punggung) di Desa
Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3551.pdf. Diakses pada
tanggal 31 Maret 2016 pukul 21.07 WIB
Andersen PM, Borasio GD, Dengler R, Hardiman O, Kollewe K, Leigh PN, Pradat
PF, Silani V, Tomik B. EFNS. 2005. Task force on management of
amyotrophic lateral sclerosis: guidelines for diagnosing and clinical
care of patients and relatives. An evidence-based review with good
practice points. European Journal of Neurology 2005;12:921–38
Anurogo Dito. 2013. Diagnosis dan Manajemen Amyotrophic Lateral Sclerosis.
http://www.kalbemed.com/Portals/6/10_204Diagnosis%20dan%20Manajemen%20A
myotrophic%20Lateral%20Sclerosis.pdf. Diakses pada tanggal 29 maret
2016 pukul 08.30 WIB
Baughman C Diane dan Hackley C Joann. 1996. Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC
Black, Joyce. 2009. Keperawatan Medical Bedah Manajemen Klinis untuk Hasil
yang Diharapkan. Singapore:Elsevier
Black M. Joycem. Hawks Hokanson Jane. 2009. Keperawatan Medikal Bedah
.Elsevier: Singapore
Brunner and Suddarth. 1984. Medical Surgical Nursing. Philadelphia: JB
Lippincot Company.
Bulechek, Gloria M, Howard K. Butcher, and Joanne McCloskey Dochterman.
2014. Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth Edition. Mosby
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta: EGC
Dewit,Susan. 1998. Essentials of Medical – Surgical Nursing. USA:W.B.
Saunders Company
DiGiulio, Mary. 2007. Medical – surgical nursing Demystified.USA: the
McGraw-Hill Companies
Doenges, M.E, dan Moorhouse M.F,Geissler A.C. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Ehrlich, George E. 2003. Low Back Pain.
http://www.who.int/bulletin/volumes/81/9/Ehrlich.pdf. Diakses pada 31
Maret 2016 pukul 21.57 WIB
Fialova L, Svarcova J, Bartos A, Ridzon P, Malbohan I, Keller O, Rusina R.
2010. Cerebrospinal fl uid and serum antibodies against neurofi
laments in patients with amyotrophic lateral sclerosis. Eur J Neurol.
2010 Apr;17(4):562-6.
Harsono. 1996. Buku Ajar Neurologi Klinis. Edisi 1. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Herdman, T.H. and Kamitsuru. 2014. NANDA International Nursing
Diagnosis:Definitions & Classification, 2015-2017. Oxford: Willey
Blackwell
Jokelainen M. Amyotrophic lateral sclerosis in Finland. II: Clinical
characteristics. Acta Neurol Scand. 1977;56:194–204.
Leigh PN, Abrahams S, Al-Chalabi A, Ampong MA, Goldstein LH, Johnson J, et
al., King's MND Care and Research Team. The management of motor neuron
disease. J Neurol Neurosurg Psychiatry.2003;70(Suppl 4):32–47
Murray A. Christine. 2006. Amyothriphic lateral sclerosis. New York: Nova
Science Publisher inc
Moorhead, Sue, Marion Johnson, Meridean L. Maas, and Elizabeth Swanson.
Nursing Outcomes Classification (NOC) Measurement of Health Outcomes
Fifth Edition. Elsevier
Rowland LP, Mitsumoto H, Przedborski S. Amyotrophic Lateral Sclerosis,
Progressive Muscular Atrophy, and Primary Lateral Sclerosis. In:
Rowland LP, Pedley TA (Ed.) Merritt's Neurology, 12th Edition.
Lippincott Williams & Wilkins. 2010. Chapter 128, page 803-8.
T M marevelli. 2000. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Yuliana. Low Back Pain. CDK 185/vol.38 no.4/Mei-Juni 2011. RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung