KEJANG DEMAM Benita putri permata 030.050.050
KEJANG DEMAM –
–
–
–
–
–
Gangguan kejang paling sering pada anak
Problem neurologi tersediri yang paling banyak pada anak Prognosis baik
Dapat menjadi serius bila penyebab demam sepsis atau meningitis Kejang disertai demam perlu dievaluasi denganteliti Terutama pada kejang demam pertama
KEJANG DEMAM –
–
–
–
–
–
Gangguan kejang paling sering pada anak
Problem neurologi tersediri yang paling banyak pada anak Prognosis baik
Dapat menjadi serius bila penyebab demam sepsis atau meningitis Kejang disertai demam perlu dievaluasi denganteliti Terutama pada kejang demam pertama
DEFINISI •
Kejang demam adalah kejang yang disertai demam/ dem am/ terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38 C) yang disebabkan suatu proses ekstrakranial. ekstrakranial.
EPIDEMIOLOGI •
Di Amerika Serikat : 2-5% >5 tahun
•
Di Asia
•
Di Jepang : angka kejadian 9-10%
: 80-90% kejang demam sederhana
EPIDEMIOLOGI •
•
85 % kejang pertama sebelum umur 4 tahun (17-23 bulan) Hanya sedikit yang mengalami kejang pertama sebelum umur 5-6 bulan atau setalah umur 28 tahun.
KLASIFIKASI •
Kejang demam sederhana : - 6 bln-5 thn - Singkat - >15 menit - umumnya akan berhenti sendiri -bersifat umum tonik/klonik - tidak berulang dalam 24 jam
KLASIFIKASI •
Kejang demam kompleks: - >15 menit - berulang dalam 24 jam - fokal atau parsial 1 sisi atau kejang umum didahuluikejang parsial
ETIOLOGI faktor utama yang berperan : •
Faktor demam
•
Umur
•
Genetik
•
Prenatal dan perinatal
•
Pascanatal
FAKTOR RESIKO KEJANG Faktor demam Cepatnya penaikan suhu tubuh memegang peranan penting sebagai penyebab KD (37,8C) Panas yang berperan pada kejang demam - Infeksi saluran pernafasan - Infeksi saluran pencernaan - Infeksi saluran kemih - dll •
•
Faktor umur •
Umumnya KD terjadi umur 6 bln -5 thn
•
Kejadian yang paling sering umur 18 –24 bln
•
Pada usia <2 tahun (developmental window) jika terjadi demam, mudah terjadi bangkitan kejang
•
Genetik - apabila salah satu orang tua memiliki riwayat kejang maka anaknya beresiko 20-22% - apabila kedua orang tua memiliki riwayat kejang demam maka anaknya beresiko 59-64% - jika orang tua tidak ada yang memiliki riwayat kejang demam maka hanya beresiko 9%
Prenatal dan perinatal Pada usia ibu <25 tahun atau >30 tahun dapat mengalami beberapa komplikasi kehamilan salah satunya adalah hipertensi Akhirnya aliran darah ke plasenta berkurang dapat mengakibatkan pertumbuhan intrauterin<, prematuritas dab BBLR Asfiksia dan hipoksi mengakibatkan lesi di hipokampus, rusaknya faktor inhibisi dan meningkatnya fungsi neuron eksitasi sehingga mudah timbul kejang bila ada rangsangan seperti demam •
•
•
Pascanatal •
•
Faktor resiko akan lebih tinggi jika terjadi bersamaan dengan infeksi sist,syaraf pusat seperti meningitis, ensefalitis, dll Cedera kepala dapat memicu kejang demam 20,6%
PATOFISIOLOGI
•
•
•
Keseimbangan potensial membran sel dipengaruhi oleh: Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler. Rangsangan yang datangnya mendadak baik rangsangan mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya. Perubahan patofisiologi dari membran karena penyakit atau faktor keturunan.
Ada dua tipe neurotransmitter, yaitu : Eksitatorik, neurotransmiter yang membuat potensial membrane lebih positif dan mengeksitasi neuron post sinaps Inhibitorik, neuritransmiter yang membuat potensial membrane lebih negative sehingga menghambat transmisi sebuah impuls. Sebagai contoh : GABA (Gamma Aminobutyric Acid ).
•
•
•
Patofisiologi kejang demam secara pasti belum diketahui, pada keadaan demam, kenaikan suhu 1o C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-15% dan peningkatan kebutuhan oksigen sampai 20%
DIAGNOSIS Anamnesis - Adanya kejang, jenis kejang , kesadaran, lama kejang - Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval, keadaan anak pasca kejang - Penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat - Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsi dalam keluarga - Singkirkan penyebab kejang yang lain.
Pemeriksaan fisik Kesadaran Suhu tubuh Tanda rangsang meningeal Tanda peningkatan tekanan intrakranial Tanda infeksi di luar susunan saraf pusat Pemeriksaan neurologi •
•
•
•
•
•
Pemeriksaan laboratorium - Darah rutin - pemeriksaan kultur - Pemeriksaaan kadar elektrolit
Pemeriksaan penunjang - EEG (3-7 hari setelah kejang)
TATA LAKSANA Ada 3 hal yang perlu diperhatikan: •
Pengobatan fase akut
•
Mencari dan mengobati penyebab
•
Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam
Pada waktu pasien datang dalam keadaan kejang - Buka pakaian pasien yang ketat - Miringkan posisi pasien - Bebaskan jalan napas + O2 - Awasi tanda-tanda vital - Berikan antipiretik paracetamol 10-15 mg/kgBB atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB - diazepam yang diberikan secara intravena atau intrarektal
PROGNOSIS •
-
Faktor resiko berulangnya kejang : riwayat kejang demam dalam keluarga usia saat kejang pertama < 12 bulan temperatur yang rendah saat kejang (<40 C) timbulnya kejang yang cepat setelah demam. °
Bila semua faktor tersebut terpenuhi maka resiko berulangnya kejang demam 80 % sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut resikonya 10-15%.
PENCEGAHAN
- Orang tua atau pengasuh anak sebaiknya diberikan informasi yang cukup untuk mengatasi kejang demam pada anak - segera turunkan demam dengan obat antipiretik jika terjadi demam - Profilaksis intermitten diazepam dosis 0,5 mg/kg bb - Bila terjadi kejang dapat berikan diazepam per rectal - Segera bawa ke rumah sakit jika terjadi kejang demam pertama kali
KESIMPULAN
•
kejang yang terjadi setelah usia 1 bulan yang berkaitan dengan demam yang bukan disebabkan oleh infeksi susunan saraf pusat, tanpa riwayat kejang sebelumnya pada masa neonatus.
•
Bangkitan kejang pada bayi dan anak-anak sering terjadi bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, biasanya berkembang bila suhu tubuh mencapai 39 C atau lebih, disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat (ISPA, OMA, dll). °
•
Sebagian besar penderita kejang demam sembuh sempurna, sebagian berkembang menjadi epilepsi sebanyak 2-7%. Empat persen penderita kejang demam secara bermakna mengalami gangguan tingkah laku serta penurunan intelegensi dan pencapaian tingkat akademik