Stase Radiologi Diajukan kepada : Dr. Hj. Ana Majdawati Sp.Rad
Tiara Tresnanti Tresnantia a 20090310073
Identitas Pasien Nama RM Umur Jenis kelamin Bangsa Agama Pendidikan Status Perkawinan Pekerjaan Alamat
: Sardjiyem prapto : 12.82.94 : 80 tahun : Perempuan : Indonesia : Islam : SD : Sudah Menikah : Ibu rumah Tangga : Prawirodiirjan GM II/912 RT61/18
Identitas Pasien Nama RM Umur Jenis kelamin Bangsa Agama Pendidikan Status Perkawinan Pekerjaan Alamat
: Sardjiyem prapto : 12.82.94 : 80 tahun : Perempuan : Indonesia : Islam : SD : Sudah Menikah : Ibu rumah Tangga : Prawirodiirjan GM II/912 RT61/18
Keluhan utama : : Batuk terus menerus dan sesak nafas Keluhan tambahan : Demam, perut nyeri dan panas, nafsu makan menurun Perjalanan penyakit : 3 minggu SMRS sering batuk-batuk dan sesak nafas. batuk yang kadang disertai dahak berwarna putih kekuningan. Batuk dirasakan setiap hari terus menerus. Batuk bertambah berat biasanya bias anya pada bangun ntidur. ntidur. pasien sudah sudah dibelikan obat batuk oleh anaknya, anaknya, tetapi belum mereda. Batuk kadang diikuti dengan sesak nafas. memberat saat aktivitas (+), meringan dengan istirehat (-) dan pasien juga mengalami demam tinggi, menggigil (+) Pasien juga merasakan nyeri perut bagian atas dan juga nafsu makan menurun sejak 1 minggu ini.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien tidak pernah mengalami gejala penyakit seperti ini sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit alergi, asma, hipertensi, jantung, DM dan penyakit sistemik lainnya. Riwayat Penyakit Keluarga Pasien mengatakan bahwa pada keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama atau menderita penyakit kanker lainnya. Pasien mengatakan bahwa dari keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit alergi, asma, hipertensi, jantung, DM dan penyakit sistemik lainnya. Riwayat life style Kebiasaan pasien sering minum alkohol dan merokok disangkal
Keadaan umum
: Lemas
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Denyut Nadi
: 100 kali/menit
Respirasi
: 20 kali/menit
Temperatur Axila: 37,5oC
Pemeriksaan Kepala Bentuk kapala : normochepal, simetris Mata : CA (-/-), SI (-/-) Hidung : nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-) Mulut dan faring : tepi hiperemis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (-)
Pemeriksaan leher Simetris Pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Dada Pulmo Inspeksi : Pergerakan dinding thorax kiri – kanan simetris, retraksi (+) Palpasi : Stem fremitus tidak dilakukan Perkusi : sonor Auskultasi : Vesikuler (+/+) RBK (+/+) Whezzing (+/+) Cor Inspeksi : letak ictus cordis tidak tampak Palpasi :Perkusi :Auskultasi : suara jantung reguler, suara tambahan S3 (-), S4 (-), Gallop (-), Bising (-)
Pemeriksaan abdomen Inspeksi : datar dan simetris Auskultasi : peristaltik usus (+) normal Palpasi : distensi (-), nyeri tekan epigastrik (-) defans muskular (-), turgor baik, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, tes undulasi (-) Perkusi : tympani
Pemeriksaan Ekstremitas Superior : edema (-/-), akral hangat (+/+) Inferior : edema (-/-), akral hangat (+/+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Hematologi (tgl : 29/08/2014) AL : 19,2 AE : 3,70 Hb : 9,9 : 29 Hmt : 550 AT : 79,0 MCV : 25,1 MCH MCHC : 31,8 GDS : 119 UREUM : 40 KREATININ: 0,9 MIKROBIOLOGI (tggl 1/9/14) BTA : NEGATIF BTA : NEGATIF BTA : NEGATIF
THORAK : AP, Supine, Asimetri, Inspirasi dan kondisi cukup Hasil : - Tampak perselubungan semi opak inhomogen di pulmo sinistra - Kedua sudut controfenicus lancip - Kedua diafragma licin - COR : CTR < 0,56 Arcus aorta tampak kalsifikasi (+) - Tak tampak kelainan pada system tulang yang tervisualisasi Kesan : Pneumonia lobus superior Besar cor normal dengan aortosklerosis
Dibandingkan dengan foto thorak tgl 09/08/14
Opasitas hampir inhomogen dengan air bronkhogran (+) di pulmo sinistra dan opasitas Inhomogen dg gambaran infiltrate di pulmo dextra Batas jantung sinistra samar
KESAN : Radiologis pneumonia di pulmo sinistra semakin bertambah Besar COR tak dapat dinilai
Pneumonia
DIAGNOSIS BANDING
TB
-
Inf RL 12 tpm
-
O2 3 lpm
Medikamentosa : -
Inj Cefotaxime 2 x 1 gr
-
Inj Ondancentron 2 x 4 mg
-
Antalgin 2X1
-
Inj Antrain
1.
Definisi
Pneunomia adalah peradangan alat parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri.virus,jamur,protozoa)
Patogenesis 1. Aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen yang telah berkolonisasi di orofaring. 2. Inhalasi aerosol yang infeksius 3. Penyebaran hematoge'n dari bagian ekstrapulmonar
PNEUMONIA Infeksi paru (Pneumonia) dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan beberapa protozoa. Gambaran pneumonia akan terjadi peningkatan densitas dalam bagian paru yang terkena. Paru yang memberi gambaran lusen, akan tampak lebih opak karena adanya proses peradangan yang menggantikan udara. Gambaran opak yang diberikan pun berbeda-beda, tergantung bentuk infeksi dan distribusinya.Salah satu gambaran khas pneumonia adanya air bronkogram, yakni terperangkapnya udara dalan bronkus karena tiadanya pertukaran udara pada alveolus.Namun, gambaran ini tidak muncul disemua pneumonia .
Berdasarkan letak anatomis dibagi menjadi 3 yaitu 1.
pneumonia lobaris,
2.
pneumonia lobularis (bronchopneumonia) dan
3.
pneumonia interstitialis (bronkiolitis).
1. AIR SPACE PNEUMONIA/PNEUMONIA LOBARIS
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada perryakit pneumonia antara lain: Perselubungan paru Lobus kanan atas. Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas Volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru mengecil. Tidak tampak deviasi trachea / septum / flssure / seperti pada atelektasis. Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura. Bila terjadinya pada lobus inferior, maka sinus phrenicocostalis yang paling akhir terkena. Pada masa resolusi sering tampk Air Bronchogram Sign.
Air space pneumonia lobaris/ pneumonia lobaris sering dikenal juga dengan pneumonia pneumococcus karena seiring waktu infeksi dapat menyebar dan melibatkan seluruh lobus, sering juga menempati satu lobus penuh/konsolidasi pada seluruh lobus dimulai dalam ruang distal dan menyebar melalui poripori
Sinuses dan diafragma normal, cor tidak membesar Pulmo: Hilus kanan tertutup bayangan jantung, hilus kiri kabur Corak bronkovaskuler normal Tampak perselubungan opak inhomogen berbatas tegas di lapang atas paru kanan dengan air bronchogram Kesan: Tidak tampak kardiomegali Pneumonia lobaris
Gambar. Pneumonia lobaris foto PA dan lateral (kanan) tampak perselubungan pada lobus kanan paru.
Kesan: tampak perselubungan pneumonia lobus tengah paru kanan
2. BRONKHOPNEUMONIA/PNEUMONIA LOBARIS
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya.Pada bronkopneumonia terjadi konsolidasi area berbercak. Bronkopneumonia adalah proses multi fokal yang dimulai pada bronkiolus terminalis dan respiratorius dan cenderung menyebar secara segmental. dapat juga disebut pneumonia lobularis dan menghasilkan konsolidasi yang tidak homogen. Pada foto thoraks tampak infiltrat peribronkhial yang semiopak dan tidak homogen didaerah hillus yang menyebabkan batas jantung menghilang, penyebab paling sering oleh S.aureus dan organisme gram negatif
Gambar. Pneumonia (kanan), broncopneumonia (kiri)
Kesan: tampak adanya perselubungan diparu kanan, corakan bronkovaskuler yang meningkat.
3. PNEUMONIA INTERSTITIAL Umumnya jenis pneumonia intersisial ini disebabkan oleh virus.infeksi oleh virus berawal dari permukaan dengan terjadinya kerusakan silia sel goblet dan kelenjar mukus bronkioli sehingga dinding brokioli menjadi edematous. juga terjadi edema jaringan interstisial peribronkial, kadang alveolus terisi cairan.
Kesan: pada foto thoraks PA, tampak adanya perselubungan inhomogen pada kedua lapangan paru, silhoute sign (+), densitas corakan bronkovaskuler meningkat, bercakan bercakan infi ltrat (+), bronkogram (+).
4. PNEUMONIAL BACTERIAL
A.
STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE
Sering pada orang muda, paling sering terjadi pada semua umur, konsolidasi bentuk lobar, sering berada dibasal paru, tetapi juga sering diseluruh bagian paru, gambaran volume paru normal, air bronkogram +, edema diseptum interlobular menyebabkan garis septum.
B. STAPHYTOCOCCUS AUREUS Disebabkan pemakaian narkoba gambarannya ada nodul bulat yang tersebar selama beberapa hari.Terkadang kavitas dapat ditemukan pada pemeriksaan keadaan lanjutpada pneumonia yang muncul adalah gambaran brokopneumonia dengan bercak-bercak konsolidasi banyak kadang terdapat kavitas juga.
C. KLEBSIELLA PNEUMONIA
Terdapat pada laki-laki yang sudah tua dengan kondisi kesehatan yang lemah,gambarannya adalah lobar pneumonia yang sering pada bagian kanan dan bagian lobus atas paru, volume dari paru yang terinfeksi dapat dipertahankan atau dapat sedikit meningkat yang disebabkan oleh fissure yang menonjol,bisa terdapat kavitas.
MICOPTASMA PNEUMONIA Gambaran nodular dan reticular (seperti jala) yang diikuti dengan bayangan konsolidasi, dapat terjadi pada pembagian paru atau perlobus paru dan biasanya unilateral.kavitas dan efusi pleura sangat jarang didapat
VIRAL PNEUMONIA Dimulai dari distal bronkus dan bronkioulus sebagai proses penghancuran intertstitial. Gambarannya sangat bervariasi: Bayangan pada peribronchial, bayangan retikulonodular, bercak-bercak konsolidasi atau kosolidasi luas.
Pasien dengan riwayat kebiasaan merokok, alkohol, dan dengan umur lebih dari 60 tahun sadari infeksi H.lnfluenza dengan tambahan sefalosporin generasi kedua: a.Cefurazine (ceftin) 500 mg b.Cefpodoxime (vantin) 200mg c.Augmentin 500 mg d.Septra Jika pasien memerlukan hospitalisasi, gunakan antibiotik yang sama dengan Sefalosporin generasi kedua dan ketiga seperti, Ceftriaron (Rocepin 2mg IV), atau Cefuroxime 1,5 mg IV setiap 8 jam.
SPESIFIK TERAPI -Pneumococus : Penisitin G IV 600.000 – 1,2 million units setiap 4 jam. Jika ada resistensi penisilin sebaiknya gunakan IV Rocepin dengan Vancomicin (l gm IV setiap 12 jam). Generasi Quinolon baru seperti levofloxanin atau tovofloxacin mempunyai aktivitas melawan PCN resisten Pneumococus dan dapat digunakan .Ciprofloxaxin sebaiknya tidak di gunakan. -H. Inffuenza : Cefuroxime oral atau IV. -S. Aureus : Oxacilin atau Nafcilin 2 gm IV setiap 6 jam atau Vancomycin 1 gram setiap 12 jam IV -Legionella : Eritromicin 1 gram IV setiap 6 jam dengan atau tanpa Azitromicin 500 mg IV -PCP: Septra atau Klindamicin 600 mg di tambah Primaqune atau Dapson 100 mg dengan Trimetropim 20 mg/kg