Pemeriksaan Penunjang sistem kardiovaskulerDeskripsi lengkap
Pemeriksaan PenunjangDeskripsi lengkap
emergencyFull description
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan PenunjangDeskripsi lengkap
Pemeriksaan PenunjangDeskripsi lengkap
jantungDeskripsi lengkap
Wordfile
jhbnbFull description
HepatitisFull description
pedomanFull description
gizi
Pemeriksaan Penunjang diare
Pedoman Pemeriksaan Penunjang Medik
pp pertusisFull description
bahan dk gerd
SOP Pemerksaan KustaFull description
dDeskripsi lengkap
PEMERIKSAAN PENUNJANG RMDeskripsi lengkap
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan bakterioskopik (bakteri di laboratorium) Pemeriksaan bakterioskopik digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dan pengamatan pengobatan. Sediaan dibuat dari kerokan kulit atau mukosa hidung yang diwarnai dengan pewarnaan terhadap bakteri tahan asam, antara lain dengan Ziehl Neelsen. Pemeriksaan bakteri negatif pada seorang penderita, bukan berarti orang tersebut tidak mengandung M. leprae. Pertama-tama kita harus memilih tempat-tempat di kulit yang diharapkan paling padat oleh bakteri, setelah terlebih dahulu menentukan jumlah tempat yang akan diambil. Untuk pemeriksaan rutin biasanya diambil dari minimal 4-6 tempat, yaitu kedua cuping telinga bagian bawah dan 2-4 tempat lain yang paling aktif, berarti yang paling p aling merah di kulit dan infiltratif 2. Pemeriksaan histopatologi (jaringan sel abnormal) Diagnosis penyakit kusta biasanya dapat dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis secara teliti dan pemeriksaan bakterioskopis. Pada sebagian kecil k asus bila diagnosis masih meragukan, pemeriksaan histopatologis dapat d apat membantu. Pemeriksaan ini sangat membantu khususnya pada anak-anak bila pemeriksaan saraf sensoris sulit dilakukan, juga pada lesi dini contohnya pada tipe indeterminate, serta untuk menentukan tipe yang tepat. 3. Pemeriksaan serologis Kegagalan pembiakan dan isolasi kuman M. leprae mengakibatkan diagnosis serologis merupakan alternatif yang paling diharapkan. Beberapa tes serologis yang banyak digunakan untuk mendiagnosis kusta adalah : * tes FLA-ABS * tes ELISA * tes MLPA untuk mengukur kadar antibodi Ig G yang telah terbentuk di dalam tubuh pasien, titer dapat ditentukan secara kuantitatif dan kualitatif. k ualitatif. 4. Tes Lepromin Menentukan tipe kusta pada penderita.
Tes lepromin : injeksi ekstrak basil M.leprae inaktif yg tlh distandarkan pd subkutan lengan atas. Tempat injeksi ditandai dan diperiksa 3 dan 28 hari kemudian untuk melihat reaksinya. Pasien dengan kusta tipe lepromatosa hasilnya negatif (tidak adanya reaksi antigen pada kulit).