LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BERAT LAHIR CUKUP (BBLC) DI RUANG PERINATOLOGI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
OLEH: Devi Maharani Hapsari, S.Kep. NIM 132311101056
PPROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2018
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BERAT LAHIR CUKUP (BBLC) Oleh Devi Maharani Hapsari, S.Kep
1. Kasus
Bayi Berat Lahir Cukup (BBLC).
2. Proses Terjadinya Masalah
a. Pengertian Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram dan sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini ditandai dengan kematangan dari seluruh system fisiologis dan neurologisnya. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Murdiana, 2017). Menurut Dep. Kes. RI, (2009) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Menurut M. Sholeh Kosim, dkk (2009) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
b. Penyebab Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat badan bayi baru lahir adalah sebagai berikut: 1) Faktor lingkungan internal a) Umur ibu hamil Umur ibu berkaitan dengan berat bayi lahir seperti kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan yang berisiko tinggi. Umur ibu yang masih muda berkaitan erat dengan berat
badan bayi lahir karena perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologisnya belum optimal. Kehamilan pada usia lebih 35 tahun lebih juga berisiko karena mulai muncul penyakit hipertensi, tumor jinak peranakan, atau penyakit degenerative pada persendian tulang belakang dan panggul. Ibu hamil dengan kelainan diatas ditakutkan akan menyebabkan kelainan pada bayi dan akan menghadapi kesulitan akibat lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada tulang panggul tengah. Berat badan baru lahir cukup dapat timbul jika ibu dalam masa kehamilan antara 20-35 tahun. b) Jarak kehamilan/kelahiran Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) bahwa jarak kehamilan yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, karena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya (rahim dan kesehatan ibu) setelah melahirkan sebelumnya. Komplikasi lainnya adalah janin akan mengalami pertumbuhan yang kurang baik, persalinan lama atau perdarahan. c) Paritas Paritas secara luas mencangkup gravid/ jumlah kehamilan, premature/ jumlah kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran (jumlah anak yang dilahirkan). Paritas dikatakan tinggi jika seorang ibu melahirkan anak ke empat atau lebih. Wanita yang sudah memiliki tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang. Jumlah anak >4 orang perlu diwaspadai kemungkinan persalinan lama, karena semakin banyak anak maka rahim ibu semakin lemah. d) Kadar hemoglobin (Hb)
Kadar Hb pada ibu hamil sangat mempengaruhi berat badan bayi yang akan dilahirkan. Seorang ibu yang mengalami anemia pada saat masa kehamilan akan berisiko gangguan pertumbuhan hasil
konsepsi,
sering
terjadi
immaturitas,
prematuritas, cacat bawaan, atau janin lahir dengan berat badan yang rendah.
Ibu yang mengalami anemia pada masa
kehamilan ditandai dengan nilai Hb kurang dari 11 gr%. Kadar Hb tidak normal pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan perkembangan otak, risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan serta bahkan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan anak. e) Status gizi ibu hamil Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Gizi ibu dapat mempengaruhi berat badan bayi lahir sehingga perlu dilakukan pemantauan gizi pada ibu hamil. Cara untuk menentukan status gizi ibu hamil yaitu dengan memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur lingkar lengan atass (LILA) dan mengukur kadar hemoglobin. Bayi akan normal berat badan saat lahir apabila ibu mengalami peningkatan berat badan 11-12,5 kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil. Pada LILA ibu dengan status gizi baik ditandai dengan nilai lebih dari 23,4 cm. f) Penyakit saat kehamilan Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir yaitu diabetes mellitus gestasional (DMG), cacar air, dan penyakit infeksi TORCH. 2) Faktor ekternal/ tidak langsung) a) Kondisi lingkungan eksternal seperti kondisi lingkungan, aspuan zat gizi ibu hamil dan tingkat social ekonomi ibu hamil, kebersihan lingkungan serta ketingian tempat tinggal. Semakin
bersih lingkungan pada ibu hamil akan meningkatkan daya tahan tubuhnya sehingga ibu tidak dengan mudah terserang penyakit dan tidak mengalami penurunan Hb. b) Faktor ekonomi, sosial dan meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan serta pengetahuan ibu hamil. Factor ini sangat berpengaruh yang dikaitkan dengan kualitas bahan makanan untuk meningkatkan status gizinya. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik terkait dengan gizi yang harus dipenuhi dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang normal (cukup). c) Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan / ANC Pemeriksaan
kehamilan
bertujuan
untuk
mengenal
dan
mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan sehingga kesehatan ibu hamil dapat terpelihara serta janin yang terdapat pada kandungan akan lahir dengan berat badan yang normal.
c. Patofisiologi Ibu hamil dengan usia lebih dari 20 hingga 35 tahun yang mana seluruh sistem reproduksi sudah siap untuk melakukan pembuahan dan tempat tumbuh kembang bayi. Ibu juga tidak mengalami penyakit penyerta sebagai akibat dari usia atau dari factor ibu sendiri sehingga ibu tidak mengalami gangguan kesehatan dan tidak ada penurunan status gizi sehingga bayi dalam kandungan dalam keadaan gizi yang cukup. Jarak kehamilan dari sebelumnya juga lebih dari 2 tahun sehingga rahim siap dan kondisi ibu siap untuk menerima bayi baru. Ibu memiliki pengetahuan yang cukup pada masa kehamilan terkait dengan nutrisi yang dibutuhkan serta kondisi ekonomi yang baik sehingga ibu dapat memilih makanan yang akan dapat menunjang tumbuh kembang janin di dalam kandungan. Beberapa faktor diatas
dari kondisi ibu, kesiapan rahim, kondisi keuangan, pendidikan ibu, jarak kehamilan, dan tidak ada faktor pencetus penyakit lain menyebabkan ibu dapat menjaga status kesehatannya yang dimana nutrisi yang dibutuhkan ibu cukup ditandai dengan berat badan dan LILA yang cukup atau normal untuk ibu hamil dan Hb dalam batas normal. Factor diatas dapat menunjang kebutuhan nutrisi pada janin dalam bayi sehingga tumbuh kembang dari organ seperti otak dan sistem yang lain dapat terbentuk dengan sempurna. Bayi tidak akan mengalami keterlambatan tumbuh kembang sehingga bayi dapat lahir dengan berat badan yang normal. Pada saat bayi lahir bayi akan langsung menangis dengan spontan karena sistem pernafasan bayi yang sudah matang dan siap untuk menerima udara di sekitar bayi. Bayi juga akan mengalami tumbuh kembang yang baik pada sistem neuromuscular ditandai dengan bayi dapat dengan aktif mencari putting susu ibu dan bayi akan tampak lebih berenergik tanpa harus mengalami hipoglikemia karena memiliki cadangan lemak yang cukup. Bayi juga tidak mengalami hipoterimia karena cadangan lemak yang cukup tersebut dapat dimetabolisme sebagai cara adaptasi tubuh dalam menjaga panas tubuh.
d. Tanda dan Gejala Ciri-ciri berat badan bayi lahir cukup adalah sebagai berikut: 1) Berat badan bayi >2500-4000 gram 2) Bayi lahir antara minggu ke 37 hingga 42 3) Panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm dan lingkar lengan 11-12 cm 4) Frekuensi denyut jantung 120-160 kali per menit 5) Frekuensi pernafasan 40-60 kali per menit 6) Kulit kemerahan-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa
7) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna 8) Kuku agak panjang dan lemas 9) Nilai APGAR >7 dan gerakannya aktif serta bayi lahir dapat langsung menangis kuat 10) Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut), reflek sucking (menghisap dan menelan), reflek moro (gerakan memeluk jika dikagetkan dan reflek grasping (menggenggam) sudah terbentuk dengan baik. 11) Genetalia: pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora sedangkan pada bayi laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada. 12) Eliminasi baik ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecokelatan.
e. Penatalaksanaan 1) Tes diagnostik a) Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm 3, neutrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm 3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis). b) Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan). c) Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal). d) Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari. e) Golongan darah dan RH. (Marllyn. E, Doenges, 2001). 2) Terapi a) Non Farmakologi
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima setelah dilahirkan).
Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila.
Penimbangan BB setiap hari.
Jadwal menyusui.
Higiene dan perawatan tali pusat.
b) Farmakologi
Suction dan oksigen
Vitamin K
Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak nitral atau neosporin)
Vaksinasi hepatitis B Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah muskulus vastus lateralis. (Bobak, M Irene, 2005)
3. Pathway
-
Usia ibu saat hamil (20-35) Jarak kehamilan (> 2 tahun) Nutrisi ibu (Hb diatas 11, BB kehamilan bertambah 1112,5 dan LILA: 23,4 cm) Pengetahuan ibu (baik) Status ekonomi (baik) Tidak terkena penyakit atau terinfeksi penyakit
PROSES PERSALINAN
Kepala bayi melewati
Perubahan suhu tubuh dari
jalan lahir
Pemotongan tali pusat
Adaptasi psikologis ibu
suhu intra uterin yang stabil (35-37o C)
Perubahan peran Adanya luka terbuka
Banyaknya cairan
Suhu ruangan
Cemas Kurang pengetahuan tentang teknik menyusui
Amnion di jalan lahir
Kontaminasi pada luka Koordinasi reflek menelan
Penghilangan suhu tubuh
Menghisap belum sempurna
(konveksi, radiasi, evaporasi)
Sekresi oksitosin terhambat Resti infeksi Risiko infeksi
Akumulasi cairan amnion
Perubahan drastis suhu tubuh
Pada jalan napas
Pressure the ejection of breast feeding
Proses adaptasi Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Ineffective breast feeding Risiko Hipotermi Ketidakefektifan pemberian ASI
Risiko kekurangan volume cairan
4. ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengkajian
1) Keluhan Utama
: Berat Badan bayi Lahir Cukup
2) Riwayat Penyakit Sekarang
: Bayi lahir dengan berat badan
cukup yaitu 3000 gram (lebih 2800 gram).Panjang badan 45 cm, lingkar kepala 34 cm dan lingkar dada 30 cm. Bayi lahir spontan dan menangis. Nadi bayi 150x/menit, nafas 66x/menit dan suhu 36 derajat celcius. Usia kehamilan bayi cukup 40 minggu. 3) Riwayat Penyakit Dahulu
: ibu bayi mengaku selama masa
kehamilan ibu selalu minum susu, vitamin dan makan dengan rutin. Berat badan ibu cukup selama masa kehamilan 4) Riwayat Penyakit keluarga
: ibu selama masa kehamilan tidak
mengalami diabetes mellitus dan hipertensi 5) Aktivitas/Istirahat Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam. 6) Pernapasan dan peredaran darah Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis). Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15
mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
7) Suhu Tubuh Suhu
inti
tubuh
bayi
biasanya
berkisar
antara
36,5 0C-370C.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal. 8) Kulit Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa. 9) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin. 10) Tali Pusat Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya. 11) Refleks Beberapa refleks yang terdapat pada bayi : a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka. b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi. c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu. e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap. 12) Berat Badan Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram. 13) Mekonium Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama. 14)Antropometri Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm. 15) Seksualitas Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
b. Diagnosa keperawatan yang sering muncul
1)
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan jalan nafas tidak paten akibat akumulasi cairan amnion.
2)
Ketidakefektifan
pemberian
ASI
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan orang tua tentang teknik menyusui. 3)
Risiko hipotermi berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
4)
Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali pusat), tali pusat masih basah.
5)
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan keterbatasan masukan
cairan
akibat
reflek
menghisap
belum
sempurna.
c. Rencana Tindakan Keperawatan No Diagnosa NOC 1 Ketidakefekan Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x24 jam bersihan jalan ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat kembali normal nafas b.d dengan kriteria hasil : akumulasi 1. Suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu cairan amnion mampu bernafas dg mudah, tidak ada pursed lips) 2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) 3. Tanda Tanda vital dbn 2 Ketidakefektif Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 1x24 jam an pemberian pemberian ASI dapat efektif dengan kriteria hasil : ASI 1. Mempertahanken keefektifan pemberian asi selama yang berhubungan diinginkan bayinya dengan kurang 2. Mencengkran dan mengompresi areola denga cepat pengetahuan 3. Mengisap dan menempatkan lidah bayi dengan benar orang tua 4. Suara menelan bayi dapat didengar tentang teknik 5. Minimal menyusu 8 hari sekali menyusui. 6. Kepuasan bayi setelah menyusui
3
Resiko hipotermi
Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x24 jam suhu b.d tubuh pasien dapat kembali normal dengan kriteria hasil :
proses adaptasi tubuh
4
5
Resiko kekurangan volume cairan b.d reflek menghisap belum sempurna Resiko infeksi b.d adanya luka terbuka
1.Suhu tubuh dalam rentang normal 2. Nadi dan RR dalam rentang normal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
NIC Kaji pernafasan pasien Auskultasi suara nafas pasien Kaji tanda-tanda vital pasien Berikan posisi untuk meningkatkan ventilasi Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan Keluarkan sekret dengan suction Berikan susu hangat
1. Kaji motivasi serta persepsi ibu tentang menyusui 2. Jelaskan tanda bayi membutuhkan makanan (misal reflek rooting, menghisap serta diam dan terjaga/quiet alertness) 3. Ajari ibu tentang teknik menyusui yang benar 4. Berikan informasi tentang manfaat menyusui baik fisiologis maupun psikologis 5. Ajari ibu tentang perawatan payudara dan manfaatmya 6. Monitor adanya nyeri pada puting susu dan gangguan integritas kulit pada puting susu ibu 7. Diskusikan kebutuhan untuk istirahat yang cukup, hidrasi, dan diet seimbang 8. Diskusikan strategi yang bertujuan untuk mengoptimalkan suplai ASI (misal pijatan payudara, sering mengeluarkan ASI, mengosongkan ASI, perawatan kanguru dan pengobatan) 9. Dukung ibu untuk menggunakan pakaian yang nyaman dan BH yang mendukung 1. Kaji tanda-tanda vital tiap 2 jam 2. Kaji warna kulit pasien
3. Berikan posisi yang nyaman 4. Bebaskan pasien dari lingkungan yang dingin 5. Pakaikan bedong kain untuk menghangatkan tubuh pasien 6. Berikan pemanas pasif (selimut, tutup kepala, pakaian hangat) 7. Berikan pemanas eksternal aktif (lampu radiasi, penghangat udara) 8. Berikan pemanas internal aktif (cairan IV hangat, oksigen humidifire hangat) 9. Monitor gejala yang berhubungan dengan hipotermia (takipnea, dysarthria)
Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x24 jam resiko kekurangna volume cairan tidak ada dengan kriteria hasil : 1. Turgor kulit baik 2. Hematokrit dalam batas normal 3. Serum elektrolit dalam batas normal
1. 2. 3. 4.
Stimulasi refleks rooting Monitor intake cairan Monitor berat badan bayi Tingkatkan efektivitas penghisapan dengan menekan pipi berbarengan dengan menghisap 5. Monitor refleks menghisap selama menyusui
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan pasien bebas dari infeksi dengan kriteria hasil : 1. Tidak ada tanda-tanda infeksi 2. Tanda-tanda vital dalam batas normal (Nadi 120-140x /menit, RR 30-60x /menit, suhu 36,5-37,5oC) 3. Tali pusat berwarna jernih dan terbungkus kassa
1. Pantau munculnya tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, tumor, dolor, fungsileosa) 2. Kaji TTV setiap hari 3. Kontrol lingkungan sekitar bayi 4. Lakukan perawatan bayi dengan menjaga teknik aseptic ketika perawatan 5. Berikan personal hygiene pada bayi 6. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
proses adaptasi tubuh
4
5
Resiko kekurangan volume cairan b.d reflek menghisap belum sempurna Resiko infeksi b.d adanya luka terbuka
1.Suhu tubuh dalam rentang normal 2. Nadi dan RR dalam rentang normal
3. Berikan posisi yang nyaman 4. Bebaskan pasien dari lingkungan yang dingin 5. Pakaikan bedong kain untuk menghangatkan tubuh pasien 6. Berikan pemanas pasif (selimut, tutup kepala, pakaian hangat) 7. Berikan pemanas eksternal aktif (lampu radiasi, penghangat udara) 8. Berikan pemanas internal aktif (cairan IV hangat, oksigen humidifire hangat) 9. Monitor gejala yang berhubungan dengan hipotermia (takipnea, dysarthria)
Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x24 jam resiko kekurangna volume cairan tidak ada dengan kriteria hasil : 1. Turgor kulit baik 2. Hematokrit dalam batas normal 3. Serum elektrolit dalam batas normal
1. 2. 3. 4.
Stimulasi refleks rooting Monitor intake cairan Monitor berat badan bayi Tingkatkan efektivitas penghisapan dengan menekan pipi berbarengan dengan menghisap 5. Monitor refleks menghisap selama menyusui
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan pasien bebas dari infeksi dengan kriteria hasil : 1. Tidak ada tanda-tanda infeksi 2. Tanda-tanda vital dalam batas normal (Nadi 120-140x /menit, RR 30-60x /menit, suhu 36,5-37,5oC) 3. Tali pusat berwarna jernih dan terbungkus kassa
1. Pantau munculnya tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, tumor, dolor, fungsileosa) 2. Kaji TTV setiap hari 3. Kontrol lingkungan sekitar bayi 4. Lakukan perawatan bayi dengan menjaga teknik aseptic ketika perawatan 5. Berikan personal hygiene pada bayi 6. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
d. Daftar Pustaka
Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2015. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Jakarta: EGC. Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2015. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 6. Jakarta: EGC. Bobak, M. Irene, et. Al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC. Dep. Kes. RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak . Jakarta : Depkes RI. Doenges, Marilyn, E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. Murdiana, E. 2017. Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Ba yi Ny ’’S’’ Dengan Hipotermia Sedang Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa. Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. M. Sholeh Kosim,dkk. 2009. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: IDAI. Nanda Internasional 2015. Diagnosis Keperawatan 2015-2017 . Oxford:
d. Daftar Pustaka
Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2015. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Jakarta: EGC. Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2015. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 6. Jakarta: EGC. Bobak, M. Irene, et. Al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC. Dep. Kes. RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak . Jakarta : Depkes RI. Doenges, Marilyn, E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. Murdiana, E. 2017. Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Ba yi Ny ’’S’’ Dengan Hipotermia Sedang Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa. Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. M. Sholeh Kosim,dkk. 2009. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: IDAI. Nanda Internasional 2015. Diagnosis Keperawatan 2015-2017 . Oxford: Willey Backwell.